Sukses

Punya Asma Saat Kecil dan Tak Kambuh Lagi Saat Dewasa, Kok Bisa?

Sebagian pasien yang terdiagnosis asma sejak kecil mengaku mengalami perbaikan ketika beranjak dewasa. Lantas, benarkah asma bisa sembuh saat seseorang sudah dewasa?

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit yang terjadi pada saluran pernapasan seperti asma tentunya sudah tak asing lagi di telinga. Pasalnya, asma begitu umum dialami oleh orang Indonesia bahkan sejak masih kanak-kanak.

Namun, sebagian pasien yang terdiagnosis asma sejak kecil mengaku mengalami perbaikan ketika beranjak dewasa. Asma justru tak kambuh lagi seperti sedia kala. Lantas, benarkah asma bisa sembuh saat seseorang sudah dewasa?

Ketua Pokja Bidang Asma dan PPOK, Dr Budhi Antariksa, SpP(K) mengungkapkan bahwa asma yang sudah terdiagnosis sejak kecil memang bisa berlanjut hingga seseorang dewasa.

Meski begitu, asma yang berkelanjutan tak selalu terjadi. Apalagi jika pasien sudah menjalani pengobatan yang rutin sejak kecil. Maka, bukan tak mungkin asma yang dialami kemudian menghilang.

"(Pasien) yang terbanyak sebenarnya pada anak-anak. Tapi bisa berlangsung sampai ke dewasa. Oleh karenanya, itu pada saat dia anak-anak (harusnya) sudah diberikan pengobatan dan sudah mengurangi paparan dari penyebab asmanya," ujar Budhi dalam konferensi pers Hari Asma Sedunia bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Otot Dada dan Paru Pasien Asma Berkembang

Budhi mengungkapkan bahwa setelah melewati proses pengobatan asma yang tepat, serta menghindari paparan alergen, pasien asma bisa membaik. Sehingga, asma tidak lagi kambuh di kemudian hari termasuk saat dewasa.

"Dalam pertumbuhan, diharapkan untuk otot-otot dada serta parunya itu terjadi perkembangan dan lebih baik. Biasanya seringkali akan menghilang saat dia sudah dewasa," kata Budhi.

2 dari 4 halaman

Asma Tidak Bisa Disebut Sembuh Total

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir dokter spesialis paru dari PDPI, Arief Bakhtiar. Arief mengungkapkan bahwa asma bukanlah penyakit yang bisa dipastikan dapat sembuh total. Namun di sisi lain, pasien asma bisa melakukan terapi biologis jika memang sudah berat.

"Asma yang berat memang ada yang namanya terapi biologis. Ini bagi orang awam, seperti terapi. Nah, terapi biologis ini bisa digunakan pada mereka yang punya asma berat," kata Arief.

"Kita enggak berani ngomong asma itu sembuh. Tapi minimal bisa kita buat asma itu membantu mencapai tahap terkontrol supaya pasien kualitas hidupnya semakin baik," sambungnya.

Terlebih, asma pun punya risiko dapat mengancam jiwa. Sebab, asma bisa saja menyebabkan serangan berat pada pasien terutama saat berada di tempat yang tinggi dan dingin.

"Asma adalah serangan berat. Apalagi di tempat yang tinggi, di tempat yang dingin. Terkena serangan hebat dan dia enggak punya obat sebagai pelega, tidak tertolong, yang bisa meninggal," ujar Arief.

3 dari 4 halaman

Tips Jalani Pengobatan Asma Agar Efektif

Lebih lanjut Budhi membeberkan apa saja tips pengobatan asma yang efektif. Salah satu yang paling utama berkaitan dengan memahami lebih dulu apa yang jadi penyebab dari asma tersebut.

"Ada beberapa kemungkinan, apa itu zat-zat yang sifatnya alergik di luar. Mungkin juga dia bisa dari stresnya," ujar Budhi.

Pasalnya, pengobatan asma kemudian sangat bergantung dengan kriteria yang dialami oleh pasien. Itulah mengapa tiap pasien bisa punya pengobatan berbeda-beda.

"Nah, untuk pengobatan asma di fasilitas kesehatan, itu biasanya kami akan memberikan pengobatan sesuai dengan kriteria asmanya," kata Budhi.

"Pengobatannya itu sifatnya adalah continue. Dalam arti kata, obat-obat yang sifatnya mengontrol agar asmanya tidak terjadi cetusan. Jadi ambang rangsang untuk terjadinya sesak asmanya itu kita naikan dengan obat-obat yang kita berikan."

4 dari 4 halaman

Obati Asma Jangan Sesaat Saja

Budhi mengungkapkan bahwa selanjutnya berkaitan dengan pemahaman jikalau proses pengobatan asma tidak bisa hanya dilakukan sesaat saja.

"Pengobatannya itu memang tidak bisa sesaat saja, dan itu harus sebulan dia harus pakai. Nanti dokternya harus menilai apakah asmanya sudah mulai terkontrol atau belum," kata Budhi.

"Setelah dia terkontrol masih tetap akan dilanjutkan pengobatannya sebulan. Nanti kita lihat lagi, ada kriteria untuk melihat apakah dia sudah terkontrol atau belum. Setelah dua bulan terkontrol penuh, kita bisa turunkan (obatnya)," sambungnya.

Serta, menurut Budhi, penting untuk tidak gonta-ganti dokter dalam proses mengobati asma. Mengingat pengobatan asma memang perlu bersabar untuk melihat perkembangannya.

"Kalau baru selesai pengobatan oleh satu dokter, terus sudah berhenti pengobatannya. Nanti akan kembali lagi dia kumat asmanya. Jadi memang harus bersabar," pungkasnya.