Liputan6.com, Jakarta - Cuaca panas tak biasa masih berlanjut di Indonesia. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem seperti ini membuat anak rentan sakit.
Menurut Satuan Tugas (Satgas) Penaggulangan Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia Kurniawan Taufiq Kadafi, dalam perubahan iklim yang ekstrem, anak-anak lebih rentan terdampak ketimbang dewasa. Pasalnya, anak-anak memiliki setidaknya tujuh karakteristik unik.
Baca Juga
7 Karakteristik Unik Anak
Tujuh karakteristik unik tersebut yakni:
Advertisement
- Anak banyak menghirup udara, frekuensi napas anak lebih banyak dibanding dewasa. Anak juga cenderung mudah menyerap bahan berbahaya yang terkandung di udara.
- Anak banyak bermain di luar rumah. Tak jarang mereka bermain dengan benda-benda kotor. Mereka juga mudah memasukkan sesuatu ke mulut.
- Anak tidak mampu mengungkapkan dan mengekspresikan keluhan.
- Anak membutuhkan vaksinasi, pemilihan dan penghitungan dosis obat, serta perlengkapan emergensi yang berbeda dengan orang dewasa.
- Anak cenderung sulit menghindari situasi berbahaya.
- Anak mudah mengalami dehidrasi dan terpapar bahan hirupan.
- Anak juga memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga dapat melakukan sesuatu tanpa tahu konsekuensinya.
Cuaca panas ekstrem dan perubahan iklim lainnya bisa menimbulkan berbagai dampak pada anak.
“Baik dampak langsung terhadap kesehatan anak, melalui ekosistem atau lingkungan, melalui perilaku manusia lainnya, dan akibat bencana alam (seperti kekeringan atau kebakaran hutan),” jelas Taufiq dalam slide presentasi, dikutip Kamis (4/5/2023)
Risiko Dehidrasi pada Anak saat Cuaca Panas Ekstrem
Senada dengan Taufiq, Himawan Aulia Rahman dari Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) juga mengatakan bahwa cuaca panas bisa bikin anak dehidrasi.
“Memang benar saat ini suhu udara sedang ekstrem panas dan itu bisa menyebabkan risiko dehidrasi terutama pada anak-anak yang sering terpapar (panas) di luar,” kata Himawan dalam media briefing daring IDAI, Kamis 27 April 2023.
“Dehidrasi itu kan kekurangan cairan tubuh dan terjadi pada anak-anak itu biasanya berupa demam kemudian mulutnya atau lidahnya jadi kering. Namun, pada kondisi yang ekstrem itu juga bisa air pipisnya itu menjadi sedikit atau berwarna lebih pekat,” tambah Himawan.
Advertisement
Tips Jaga Kesehatan Anak Selama Cuaca Panas Ekstrem
Mengingat hal tersebut, Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan agar kebutuhan cairan anak tetap terpenuhi.
“Tentu saja di cuaca ekstrem begini yang pertama kan hidrasi, cairan, elektrolitnya juga mesti cukup,” kata Piprim dalam kesempatan yang sama.
Piprim juga mengimbau agar anak-anak tidak terkena paparan cuaca ekstrem secara langsung. Di samping itu, kebutuhan nutrisi bergizi tinggi termasuk protein hewani dan sayuran hijau tetap penting.
“Dan kurangi maksimal makanan-makanan yang berpotensi malah bikin penyakit seperti junk food, ultra process food, itu kan makanan-makanan inflamatif yang justru nanti bisa menimbulkan banyak masalah di cuaca ekstrem seperti ini,” ujar Piprim.
“Saya kira itu, proteksi dari paparan langsung, istirahatnya dicukupi, cairannya dicukupi, elektrolitnya, dan juga nutrisi bergizi tinggi, saya kira itu secara umum. Soal cuaca ekstremnya kan kita enggak bisa buat apa-apa, paling enggak kita bisa menyiasatinya dengan hindari paparan langsung.”
Tetap Aktif Bergerak Meski Cuaca Panas
Piprim juga mengingatkan, cuaca panas ekstrem bukan alasan untuk bermalas-malasan. Di cuaca panas seperti ini, aktivitas fisik anak harus tetap seimbang. Anak-anak bisa diajak jogging atau olahraga lainnya.
“Olahraga gerak itu akan membuat tidur nyenyak dan nutrisi cukup karena olahraga cukup bikin lapar. Jadi nutrisinya bagus, olahraga bagus, tidur cukup, ini akan membuat kehidupan jadi seimbang.”
Sementara, orang-orang yang malas bergerak kualitas tidurnya juga akan terganggu karena tidak ada aktivitas fisik.
Tak harus selalu di luar ruangan, aktivitas fisik juga bisa dilakukan di dalam ruangan.
“Bapak ibu bisa ajarkan ke anak-anak olahraga ringan seperti push up, plank, squat, itu baik untuk melancarkan peredaran darah. Kalau peredaran darahnya bagus, peredaran sistem imun kita juga bagus.”
Jika tubuh aktif, maka sel-sel untuk imun pun aktif berkeliling di sekitar tubuh atau yang disebut sistem limfatik.
“Kita tahu sistem ini terkait dengan imunitas, kalau orang banyak gerak, sistem imunitasnya juga aktif. Saya kira itu kiat-kiat untuk menghadapi situasi ekstrem ini,” pungkas Piprim.
Advertisement