Liputan6.com, Jakarta Cinta yang terhalang restu sudah jadi hal lumrah lantaran tak sedikit pasangan yang pernah merasakannya. Namun, tahukah Anda bahwa cinta juga bisa terhalang kondisi kesehatan? Akibat kelainan darah seperti Thalassemia, misalnya.
Dua orang yang sama-sama memiliki Talasemia atau Thalassemia tidak dianjurkan untuk bersama. Sebab, pembawa sifat Thalassemia bisa menurunkan kondisi tersebut pada sang buah hati kelak.
Baca Juga
Ketua UKK Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Teny Tjitra Sari, SpA(K) mengungkapkan bahwa salah satu upaya untuk mencegah Thalassemia adalah dengan melakukan pemeriksaan darah lebih dulu sebelum menikah.
Advertisement
"Gimana ini kalau sudah keburu cinta, dokter? Nah, maunya sebelum menikah itu, sebelum kita sreg sama orang itu kita harusnya periksa dulu gitu darah," ujar Teny dalam konferensi pers Hari Talasemia Sedunia 2023 bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jumat (5/5/2023).
Jangan Cari Pasangan yang Thalassemia Juga
Terlebih lagi, Kemenkes RI sudah menganjurkan deteksi kondisi kesehatan sedini mungkin termasuk untuk Thalassemia. Salah satunya melalui program kesehatan dimana anak kelas tujuh dianjurkan untuk skrining Thalassemia.
Sehingga, menurut Teny, saat seseorang sudah tahu bahwa dirinya merupakan pembawa sifat Thalassemia, maka sejak awal tak perlu mencari pasangan atau menjalin hubungan dengan sesama pembawa sifat Thalassemia.
"Jadi kita sudah tahu, kita sudah punya data diri kita bahwa kita adalah pembawa sifat gitu. Jadi nanti kalau kita mencari pasangan, jangan cari yang pembawa sifat lagi," kata Teny.
Pembawa Sifat Thalassemia Terlanjur Nikah, Gimana Dong?
Lebih lanjut Teny mengungkapkan bahwa jika pasangan yang sama-sama pembawa sifat Thalassemia sudah terlanjur menikah, ia menyarankan untuk menghilangkan dahulu keinginan punya anak.
"Kalau keduanya ternyata misal pembawa sifat, satu lagi pembawa sifat, terus sudah punya nih anak. Nah, yang kedua gimana? Kalau saya selalu sarankan jangan punya anak dulu. Kenali dulu deh untuk pasien yang ini (anak pertama) penurunannya bagaimana, seperti apa," ujar Teny.
"Biasanya kalau (anak) pertama itu masih belum berat karena cuma baru transfusi. Tapi berikutnya harus membutuhkan obat lebih lanjut. Itu akan terasa beratnya," sambungnya.
Pendapat selaras disampaikan oleh perwakilan dari Direktorat Pencegahan Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, dr Sandra. Sandra ikut menganjurkan agar pembawa sifat Thalassemia tidak saling menikah.
"Kalau misal mereka dua-duanya adalah pembawa sifat, kita akan mengajarkan mereka untuk tidak memiliki anak. Sehingga harapan kita tidak ada lagi penderita Thalassemia Mayor," kata Sandra.
Advertisement
Sudah Tahu Dari Awal, Memudahkah untuk Cari Jodoh
Sandra mengingatkan bahwa penyakit Thalassemia merupakan penyakit yang bisa dicegah. Caranya pun bisa dilakukan dengan mengetahui lebih dulu apakah Anda merupakan pembawa sifat Thalassemia atau bukan.
"Penderita Thalassemia ini bisa diperiksa dari awal. Sejak awal mereka sudah tahu mereka pembawa, mereka bisa mencari jodoh yang bukan pembawa. Sehingga kita bisa memutus rantai Thalassemia ini," ujar Sandra.
Seperti diketahui, berdasarkan data tahun 2020, setidaknya ada 11 ribu pasien Thalassemia di Indonesia. Kebanyakan pasien berada di daerah Jawa Barat.Â
Pasangan yang Hubungannya Terhalang Thalassemia
Bicara soal hubungan yang terhalang karena Thalassemia, akhir tahun 2022 lalu pun sempat viral sebuah pembahasan soal Thalassemia di media sosial.
Dikabarkan, pasangan tersebut baru tahu bahwasanya mereka adalah sesama pembawa sifat Thalassemia beberapa hari sebelum menikah.
Alhasil, banyak warganet termasuk mereka yang memiliki Thalassemia angkat bicara. Mereka setuju jikalau sama-sama pembawa Thalassemia akan sulit jika hendak menikah dan ingin punya anak.
"Aku Thalasemia Minor dan memang udah diwanti-wanti sama dokter darahku dari aku umur 18 tahun supaya pas sebelum menikah calonnya disuruh cek darah dulu, karena akibatnya (jika sesama Thalassemia) memang separah itu guys," tulis akun @ay***t.
Advertisement