Sukses

Satgas: 12 Hari Pasca Lebaran, Kasus COVID Indonesia Naik Lebih dari 3 Kali Lipat

Tercatat 12 hari pasca Lebaran 2023, kasus harian COVID Indonesia naik lebih 3 kali lipat.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan kasus COVID Indonesia terus menanjak selepas Lebaran Idul Fitri 2023, bahkan dalam beberapa hari terakhir angka harian menembus 2.000 kasus. Pada Rabu (3/5/2023) tercatat, sebanyak 2.647 kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia dengan 25 kasus kematian.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, kasus harian COVID-19 terlihat melejit tepat pada 12 hari pasca Lebaran, yakni tanggal 3 Mei 2023 dengan lebih 3 kali lipat. Kemungkinan kasus COVID juga masih akan terus bertambah.

Hal ini sebagaimana prediksi puncak kasus COVID-19 seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, bahwa dapat terjadi setelah 14 hari pasca Lebaran. Perhitungan ini berdasarkan epidemiologis.

“Pada tahun ini, baru 12 hari pasca Lebaran, kasus positif harian sudah meningkat lebih 3 kali lipat sejak hari H Lebaran,” jelas Wiku saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Kamis, 4 Mei 2023.

“Dan masih mungkin terus bertambah, karena secara epidemiologis, prediksi puncak kasus akan terjadi setelah 14 hari usai Lebaran.”

Laju Kematian Rendah

Walaupun ada kenaikan kasus positif COVID-19 selepas Lebaran 2023, angka laju kematian (fatality rate) lebih rendah ketimbang tahun 2021 dan 2022. 

“Kemudian, meskipun kenaikan kasus tahun ini lebih tinggi, namun jika melihat fatality rate masih lebih rendah dibanding tahun 2021 dan 2022,” terang Wiku. 

Merujuk Laporan Harian COVID-19 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 4 Mei 2023, tren kematian dalam dua minggu terakhir mengalami penurunan, dari 2,384 persen menjadi 2,381 persen.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID Naik Setelah Lebaran

Dari pengalaman Indonesia dalam tiga tahun pandemi, kasus COVID memang terus bertambah setelah Lebaran Idul Fitri. Situasi ini juga terjadi pada tahun 2021 dan 2022.

“Melihat tren penambahan kasus COVID-19 pada Idul Fitri di tiga tahun terakhir, selalu terjadi peningkatan kasus harian pasca libur Lebaran,” Wiku Adisasmito melanjutkan.

Kembali ditegaskan Wiku, peningkatan terjadi dalam waktu 14 hari setelah Lebaran.

“Dalam 14 hari pasca Lebaran, pada tahun 2021 kasus positif harian mengalami peningkatan 82 persen, pada tahun 2022 meningkat 8 persen,” sambungnya.

Kasus Harian Global Menurun

Berbeda dengan kondisi di Tanah Air, kasus harian COVID-19 global menurun sejak 22 April 2023. Meski begitu, penurunan tersebut dinilai tidak begitu signifikan.

“Pada data global, kasus harian di dunia sejak 22 April 2023 justru mengalami penurunan meskipun tidak signifikan, yaitu sebesar 1,16 persen, dengan rata-rata 56.899 kasus per hari,” ucap Wiku.

3 dari 4 halaman

Kasus COVID di Kabupaten Bandung Melonjak

Kenaikan kasus COVID juga terasa, salah satunya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung menyatakan, bahwa kasus aktif COVID-19 meningkat drastis usai libur nasional dan cuti bersama Idul Fitri 2023.

Kasus tersebut melonjak hingga 79,1 persen dalam rentang sepekan terakhir.

Merujuk data Dinas Kesehatan per tanggal 30 April 2023, tercatat 163 orang di Kabupaten Bandung positif Covid-19. Sepekan sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung hanya mencatat 91 kasus aktif.

"Saya kira salah satu faktor kembali merebaknya COVID ini adalah kondisi kesehatan masyarakat yang belum sepenuhnya pulih setelah satu bulan puasa," kata Kepala Bidang Penyedia, Pelayanan, Kesehatan (P2K) Dinkes Kabupaten Bandung, Hanhan Siti Hasanah, Rabu, 3 Mei 2023.

"Belum lagi dengan mudik dan sebagainya itu kan menguras energi, jadi kondisi tubuh masyarakatan ini lebih rentan terpapar virus ini."

Pelonggaran Protokol Kesehatan Pengaruhi Kenaikan Kasus

Selain itu, kata Hanhan, pelonggaran aturan terkait protokol kesehatan diduga turut berpengaruh atas kenaikan kasus COVID di Kabupaten Bandung.

Selama libur Lebaran kemarin, masyarakat banyak bersinggungan dan berinteraksi dengan kerabat atau saudaranya yang berbeda tempat tinggal.

"Sehingga kemungkinan terjadi penyebaran itu tinggi, ditambah kondisi tubuh pasca melakukan perjalanan jauh," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Tidak Menganggap COVID Sudah Nihil Kasusnya

Hanhan Siti Hasanah pun menduga, kesadaran masyarakat terkait ketaatan menjalani protokol kesehatan sudah mulai berkurang, sehingga penyebaran virus Corona terjadi dengan cepat.

Ia mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, tidak serta merta menganggap bahwa COVID-19 sudah nihil kasusnya.

Guna mencegah terpapar virus COVID-19 ini, Hanhan pun menganjurkan masyarakar agar tetap menjaga protokol kesehatan yang berlaku.

"Minimal mengenakan masker ketika di ruangan tertutup itu bisa mencegah tertular. Selain itu, Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan kecukupan istirahat pun bisa sangat membantu agar tubuh kita tidak sampai tertular," pesannya, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.