Sukses

Penyebab Seseorang Tidak Tahan dengan Produk Wewangian, Bisa Jadi Sensitivitas terhadap Bau

Meski wangi, tidak semua orang nyaman dengan berbagai produk beraroma seperti parfum, sabun, atau sampo. Beberapa orang memiliki alergi atau sensitivitas terhadap bau yang menyebabkannya tidak tahan akan wewangian.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang profesor teknik sipil di University of Melbourne School of Engineering, Anne Steinemann, PhD, telah beberapa kali melakukan penelitian terhadap sensitivitas wewangian.

Steinemann meminta hampir 1.100 orang untuk mengisi kuesioner tentang produk wewangian yang digunakannya—mulai dari perlengkapan mandi dan perawatan tubuh, parfum dan pengharum ruangan, larutan pembersih, hingga detergen—serta reaksi apa saja yang mungkin dipicu oleh aneka produk tersebut.

Sepertiga dari peserta penelitian melaporkan mengalami satu atau lebih masalah kesehatan dari produk wewangian di atas, baik akibat penggunaan secara pribadi maupun paparan di tempat umum.

Steinemann juga memiliki temuan serupa dalam sebuah penelitian lainnya—yang skalanya lebih besar. Di empat negara—termasuk Amerika Serikat—terdapat sekitar 32,2 persen orang dewasa yang mengatakan bahwa mereka mengalami masalah kesehatan akibat penggunaan produk wewangian.

Sementara itu, penelitian lain menunjukkan bahwa hampir 20 persen orang—dari total 1.102 orang—dilaporkan sensitif terhadap produk wewangian.

Secara umum, seseorang yang memiliki sensitivitas wewangian akan merasakan beberapa reaksi, misalnya pada kulit atau pernapasan.

Reaksi yang paling umum terjadi adalah gangguan pernapasan, termasuk batuk dan sesak napas. Dalam sebuah studi, hampir 17 persen peserta melaporkan merasakan efek ini, sementara pada penelitian yang lain, sebanyak 55,3 melaporkan mengalami masalah yang sama.

Lebih lanjut, terdapat efek pernapasan tambahan yang dilaporkan dalam penelitian Steinemann, yaitu:

-14 persen peserta melaporkan gejala mukosa, seperti hidung mampet dan mata berair).

-10 persen melaporkan mengalami migrain.

-9,5 persen mengalami masalah kulit,seperti ruam, gatal-gatal, kesemutan (tingling sensation), dan dermatitis.

-7,6 persen peserta mengalami serangan asma.

2 dari 4 halaman

Reaksi Lain yang Dialami

Sementara itu, reaksi non-pernapasan yang dilaporkan oleh peserta penelitian yaitu:

-3,3 persen peserta mengalami gangguan gastrointestinal.

-4,5 persen mengalami gejala neurologis, seperti pusing atau pingsan.

-4,1 persen mengalami gangguan fungsi kognitif, seperti masalah dengan ingatan serta kesulitan berkonsentrasi.

Dampak Sensitivitas Bau terhadap Perilaku

Sensitivitas bau atau wewangian juga dapat menyebabkan seseorang melakukan beberapa perilaku tertentu. "Berdasarkan temuan saya, jelas bahwa efek kesehatan dari sensitivitas wewangian bisa cepat, parah, dan berpotensi melumpuhkan," ucap Steinemann kepada Health.

Sebagai contoh, hampir 8 persen responden dalam penelitian Steinemann mengatakan mereka telah kehilangan pekerjaannya karena merasa sakit akibat paparan wewangian di tempat kerja.

Penelitian juga menemukan bahwa 51,5 persen orang yang sensitif terhadap wewangian melaporkan bahwa mereka tidak akan pergi ke tempat-tempat tertentu karena tahu bebauan itu akan membuatnya sakit.

"Beberapa orang merasa seperti mereka tidak bisa masuk ke toilet umum atau toko karena tidak ingin mengambil risiko terkena serangan asma," tutur Steinemann. "Hal ini membuat sensitivitas wewangian bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi."

3 dari 4 halaman

Dampak Sensitivitas Bau terhadap Perilaku

Orang-orang dengan sensitivitas bau juga melaporkan bahwa mereka:

-Lebih suka membatasi waktunya dalam bisnis yang berhubungan dengan penyegar udara atau produk wewangian.

-Tidak akan menggunakan atau tidak dapat menggunakan toilet umum karena adanya produk wewangian di kamar kecil.

-Tidak mau atau enggan mencuci tangan di tempat umum karena penggunaan sabun beraroma.

Alergi terhadap Wewangian

Bagi sebagian orang, aroma yang ditambahkan ke sabun, lotion, make up, parfum, dan pengharum ruangan dapat menyebabkan reaksi berlebihan terhadap sistem kekebalan tubuh. Wewangian memicu sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan bahan kimia yang menyebabkan gejala alergi.

Gejala yang paling umum adalah gatal, ruam merah pada kulit yang disebut dermatitis kontak. Gejala lain yang mirip dengan gejala sensitivitas wewangian, antara lain, sakit kepala, mual, mata merah, berair, gatal dan terbakar, hidung meler atau mampet, hingga asma.

Reaksi lain yang disebabkan oleh aroma wewangian mungkin termasuk mengi dan dada sesak. Jika Anda merasa memiliki sensitivitas atau alergi terhadap wewangian, konsultasikan dengan dokter.

Segera cari pertolongan jika Anda mengalami tanda-tanda anafilaksis atau reaksi alergi yang serius. Seseorang mungkin mengalami anafilaksis jika merasakan nyeri dada, lightheadedness, mual, muntah, denyut nadi yang cepat dan lemah, sesak napas, dan kesulitan menelan.

4 dari 4 halaman

Cara Mencegah Alergi

Terdapat beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk melindungi diri sendiri jika Anda sensitif atau alergi terhadap wewangian, antara lain:

1. Jangan Gunakan Penyegar Udara

Penyegar udara tidak benar-benar meningkatkan kualitas udara, oleh karenanya Anda tidak perlu menggunakannya. Sebaliknya, cukup buka jendela untuk ventilasi.

2. Hindari Produk Kebersihan Beraroma

Usahakan untuk memilih produk yang tidak beraroma. Bisa juga menggunakan trik lawas dengan soda kue dan cuka. Selain tidak menyebabkan reaksi, harganya juga lebih murah.

3. Gunakan Produk Perawatan Tubuh Bebas Aroma

Pilih sabun dan sampo yang tidak mengandung wewangian. Anda dapat mengeceknya melalui label kemasan produk sebelum membelinya.

4. Biarkan Orang Lain Tahu

Jangan takut untuk memberi tahu rekan kerja bahwa wewangian yang digunakannya membuat Anda merasa tidak enak badan. Dengan memberitahukannya, orang lain akan bersikap lebih hati-hati dalam memakai produk wewangian ketika sedang berada di dekat Anda.

 

(Adelina Wahyu Martanti)