Sukses

Ribuan Dokter dan Nakes Gelar Aksi Damai Tolak RUU Kesehatan, Bagaimana Nasib Pasien di RS?

Ribuan dokter dan tenaga kesehatan kembali menggelar aksi damai di depan gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk menolak RUU Kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Ribuan dokter dan tenaga kesehatan kembali menggelar aksi damai di depan gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk menolak RUU Kesehatan.

Banyaknya dokter yang berunjuk rasa menimbulkan tanya soal pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS). Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan bahwa layanan di fasilitas kesehatan tetap terjaga.

Menjawab hal ini, Adib mengatakan bahwa aksi damai ini sudah direncanakan sehingga layanan tetap terjaga.

“Aksi ini sudah kita rencanakan sehingga layanan tetap terjaga, pelayanan terutama yang berkaitan dengan emergency, ICU, kemudian yang di ruang operasi masih bisa dilakukan,” kata Adib di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Di sisi lain, aksi ini dijalankan hanya pada Senin ini, tidak berhari-hari.

“Mereka (massa demo) memang datang di hari Sabtu, tapi mereka libur. Yang jelas ini menjadi satu bukti bahwa kami peduli dengan kesehatan dan menjamin akses kesehatan tetap terjaga.”

“Kami tetap menjalin koordinasi seluruhnya di seluruh wilayah, apa ada pasien terbengkalai atau tidak. Kami juga komunikasi dengan direktur-direktur di seluruh daerah yang kemudian menyatakan bahwa pelayanan RS tetap terjaga,” kata Adib.

2 dari 4 halaman

Demo di Monas dan Gedung Kemenkes

Sebelumnya, demo dimulai di kawasan Monas, Jakarta Pusat pukul 08.30 WIB. Sekitar pukul 12.30 WIB, rombongan aksi damai bertolak ke gedung Kemenkes RI dan melanjutkan orasi di sana.

Adib Khumaidi dalam orasinya menyerukan bahwa pihaknya ingin pemerintah menghentikan pembahasan RUU Kesehatan.

“Sampai jam dua (siang) lebih masih penuh semangat, masih berani menyuarakan aspirasi kesehatan rakyat Indonesia yang memang sudah tepat aspirasi ini disampaikan ke Kementerian Kesehatan,” kata Adib dalam orasinya di depan gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (8/5/2023).

3 dari 4 halaman

Tak Diizinkan Masuk Halaman Gedung Kemenkes

Selama demo, massa berunjuk rasa di depan gerbang lantaran tak diizinkan masuk. Melihat pendemo yang tak dibiarkan masuk ke halaman gedung Kemenkes, Adib pun mengutarakan kekecewaannya. Menurutnya, Kementerian Kesehatan adalah ayah dari IDI dan persatuan dokter lainnya.

“Tapi kalau ayahnya tidak bisa membela kita, anak-anaknya, apakah kita anak tiri?”

Adib menambahkan, upaya unjuk rasa ini bukan lah hal yang dilakukan secara tiba-tiba. Melainkan, demo adalah langkah yang dilakukan setelah berbagai proses telah dijalani untuk menolak RUU Kesehatan.

“Semua wadah advokasi sudah kita lakukan, sebagai bapak seharusnya bisa memperhatikan anak-anaknya. Ini adalah anak-anak Kementerian Kesehatan semua.”

4 dari 4 halaman

5 Perwakilan Dipersilakan Masuk

Mendengar keramaian di depan gerbang, pihak Kementerian Kesehatan pun mempersilakan lima perwakilan organisasi kesehatan untuk masuk dan menyampaikan aspirasinya.

Dalam demo kali ini, IDI ditemani oleh massa dari anggota persatuan dokter lain. Seperti, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Meski sudah memberi izin pada lima perwakilan organisasi kesehatan untuk masuk, tapi Adib meminta komunikasi dilakukan di teras, bukan di dalam ruangan.

“Negosiasi bukan di dalam ruangan, tapi di teras supaya kita semua mendengar. Tuntutan kami cuman satu, minta Kementerian Kesehatan setop pembahasan RUU Kesehatan.”

Permintaan Adib untuk negosiasi di teras tak dikabulkan. Dan, lima perwakilan pun dipersilakan masuk. Dalam pertemuan tersebut, IDI menuntut Kemenkes menghentikan pembahasan RUU Kesehatan disetop.

“Kita minta ayo kita duduk bareng kita setop dulu, tunda pembahasan, kita duduk bareng bagaimana menyelesaikan RUU Kesehatan,” kata Adib.