Liputan6.com, Jakarta - Sebagian masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan artis seperti Aurel Hermansyah dan Nadine Chandrawinata dikaruniai anak kedua dalam waktu yang relatif dekat.
Anak pertama mereka baru menginjak usia lebih kurang satu tahun dan anak kedua pun tengah dikandung.
Baca Juga
Terkait jarak kehamilan yang terlalu dekat, dokter spesialis anak RSIA Grand Family Andy Setiawan memberi tanggapan secara umum.
Advertisement
"Supaya anak mendapat perhatian orangtua yang ideal, itu kita maunya anak jangan terlalu dekat jaraknya. Karena kita tahu, untuk perkembangan dan pertumbuhan anak yang diperlukan itu selain nutrisi adalah kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya," kata Andy saat ditemui di RSIA Grand Family, Jakarta Timur pada Rabu 10 Mei 2023.
"Baik dari sisi waktu, pendidikan, dan segala macam," Andry menambahkan.
Ketika Jarak Kehamilan Terlalu dekat seperti Kasus Aurel Hermansyah
Andy menambahkan, anak terlalu dekat dan terlalu banyak nantinya akan kurang ideal. Jadi, dia mengimbau agar jarak anak setidaknya dua hingga tiga tahun.
Di sisi lain, jarak anak yang terlalu dekat juga berkaitan dengan pemberian air susu ibu (ASI).
"Kita pengin ASI tuh sampai dua tahun, tapi kalau ibu hamil lagi memang ada teori yang mengatakan bahwa selama kita hamil dan kita memberikan ASI bisa kontraksi. Tapi, sebenarnya angka kejadian ini tidak besar," ujarnya.
Sebetulnya, lanjut Andy, ibu yang hamil tujuh hingga delapan bulan pun sebetulnya masih bisa memberikan ASI. Namun, jika jarak antar anak terlalu dekat, ibu berpotensi tidak bisa merawat anak pertamanya dengan maksimal.
Jarak Kehamilan yang Baik Menurut Teori, Bercermin dari Aurel Hermansyah Anak Kedua
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Christian Wijaya mengatakan bahwa secara teori, kehamilan yang baik adalah yang berjarak 18 bulan.
"Tetapi, kalau lebih cepat dari itu sebenarnya enggak ada masalah juga sih, asalkan kehamilannya baik. Sebenarnya kalau jaraknya dekat itu lebih oke asal kesiapannya lebih baik aja," kata Christian.
Ia menambahkan, ketika anak kedua lahir dan anak pertama masih memerlukan ASI, maka pemberian ASI harus terus dilakukan selama masih keluar.
"Tetap menyusui, selama ASI keluar jalani kehamilan dengan pemberian ASI," ujarnya.
Advertisement
Terkait Bayi Prematur
Kedua dokter ini juga menjelaskan terkait kelahiran prematur. Menurut Andy, bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan di bawah 37 minggu.
“Bayi yang lahir di bawah 37 minggu itu kita sebut sebagai bayi prematur.”
Bayi prematur bukan hanya soal lahir terlalu cepat. Hal ini dapat berpengaruh besar pada kehidupan bayi. Pasalnya, bayi prematur lahir ketika belum siap dilahirkan. Normalnya, bayi lahir di usia 40 minggu atau 9 bulan.
Bayi yang lahir prematur juga cenderung lebih lemah dari bayi pada umumnya. Pasalnya, imunitasnya belum terbentuk sempurna. Dengan begitu, bayi ini akan lebih mudah terkena penyakit.
Cegah Bayi Prematur
Lahirnya bayi prematur salah satunya diakibatkan usia kehamilan yang terlalu muda atau terlalu tua.
“Risiko lahirnya bayi prematur itu jika hamil di bawah usia 18 atau di atas 35,” kata Christian.
Maka dari itu, salah satu cara mencegah lahirnya bayi prematur adalah dengan tidak hamil di bawah umur atau menghindari kehamilan di usia terlalu tua.
Di sisi lain, setiap kehamilan perlu disiapkan dengan baik dengan rajin konsultasi dengan dokter bahkan sebelum kehamilan. Dengan kata lain, perencanaan kehamilan menjadi hal penting untuk dilakukan.
Advertisement