Sukses

Guru Muda Husein Bongkar Pungli di Pangandaran, Pemkab Ngakunya Dana Dipakai untuk COVID-19

Guru muda yang viral Husein Ali Rafsanjani menyebut bahwa mukanya Pemkab Pangandaran mengaku uang latsar yang ditagihkan padanya tidak ada, digunakan untuk COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah seorang guru muda, Husein Ali Rafsanjani, yang membongkar dugaan pungutan liar (pungli) oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran tengah menjadi salah satu topik hangat di media sosial.

Guru muda Husein mengungkapkan bahwa momen itu terjadi pada 2020 saat dirinya akan mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar) 2020 ke Bandung.

Usai melaporkan adanya masalah terkait dana pada latsar tersebut, Husein Ali Rafsanjani sempat dipanggil oleh pihak Pemkab Pangandaran. Dia bahkan sempat dikepung oleh 12 orang selama enam jam.

"Itu tuh suasananya kayak gimana ya, wah, hape disuruh taruh di depan terus suasananya enggak enak. Saya dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkarin gitu terus ditanya-tanya," kata Husein mengutip video yang diunggahnya melalui akun @husein_ar pada Rabu 10 Mei 2023.

"Saya bilang, saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa," ujarnya.

Dana Latsar yang Dibongkar Guru Muda Husein Mulanya Disebut untuk COVID-19

Husein menyebut, dari penjelasan orang-orang di sana, uang itu digunakan untuk penanganan COVID-19. Saat dimintai surat perpindahan dana tersebut, Husein menyebut mereka beralasan lagi uangnya tidak ada.

"Terus mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada, cuma di-refocusing untuk COVID. Tapi ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan maaf nih sekali lagi, saya kan enggak g*bl*k gitu," kata Husein.

Menurut Husein, setiap adanya perpindahan dana uang negara, pasti ada surat resmi tersendiri. Sehingga dia menanyakan itu pada pihak Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

"Kalau perpindahan dana pasti ada suratnya. Saya mintalah surat perpindahan dananya biar saya laporin untuk nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal. Mereka bilang, beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya gak ada," ujar guru muda di Pangandaran ini.

2 dari 4 halaman

Momen Guru Muda Husein Disidang 6 Jam

Lebih lanjut Husein mengungkapkan bahwa dirinya disidang di kantor BKPSDM Pangandaran selama enam jam. Saat momen itu, Husein diancam akan dipecat jika tidak mencabut laporannya soal anggaran latsar.

"Ada kali saya enam jam di kantor disidang, disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah, ini diancam dipecat juga lucu sih, katanya 'Kamu kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi'," kata Husein.

"Saya bilang dengan polosnya, waktu itu masih umur 24 apa 25 gitu, saya bilang, ya sudah saya minta surat pemecatannya hari ini juga," kata Husein.

Tak berhenti hanya pada momen disidang enam jam, sekolah tempat Husein bekerja ikut didatangi. Teman Husein turut menjadi korban ditegur pihak BKPSDM Pangandaran karena menurut mereka, Husein harus diawasi.

"Ngomong ke teman CPNS saya di satu sekolah, 'Harunsya diawasi Huseinnya misal gini gini'. Jadi ngerugiin banyak orang. Saya jadi enggak nyaman. Sekolah saya didatangi, dicari masalahnya padahal sekolah saya baik-baik saja," ujar Husein.

3 dari 4 halaman

Awal Mula Video Guru Muda Husein Viral

Seperti diketahui, mulanya masalah berawal saat Husein dimintai biaya transportasi untuk latsar sebesar Rp270 ribu. Ada pula syarat ikut atau tidaknya, peserta tetap wajib membayar.

Tak berhenti di sana, Husein menyebut ada pula pungutan selanjutnya saat lastar tersebut berlangsung. Padahal, gajinya saat itu masih belum dibayarkan selama tiga bulan.

"Sebagai CPNS yang tergolong muda, saya merasa terus diancam sampai saya dianggap tidak sehat rohani. Padahal di kota kelahiran saya di Bandung, saya cukup banyak mendapat compliment (pujian) atas kinerja saya. Bahkan saya bisa merangkul semua murid saya dengan cukup baik," kata Husein.

4 dari 4 halaman

Kata Guru Muda Pangandaran: Gaji Sempat Tertunggak, tapi Masih Dimintai Uang

Husein, menambahkan, dirinya mau tak mau membayar biaya transportasi itu. Namun selanjutnya, dia malah dimintai lagi uang sebesar Rp350 ribu. Padahal, uangnya sendiri sudah menipis.

"Walaupun under sejuta, bagi beberapa orang mungkin bukan seberapa. Tapi bagi kita ini agak berpengaruh. Apalagi waktu itu tuh kita gaji selama tiga bulan belum dibayar, benar-benar belum dibayar lagi, dirapel katanya," kata Husein.

"Jadi berat banget aja gitu. Sampai saya tuh, sampai yang nagih itu saya bilang 'Saya enggak ada uang banget'. Saya kasih screenshot isi rekening saya, enggak ada, di lima ratus ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," jelasnya.