Sukses

Asma pada Anak Bisa Diminimalisasi, Dokter Paru: Terapkan Avoidance

Minimalisir gangguan asma pada anak dengan terapkan tips avoidance. Apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi asma yang dialami pada anak, merupakan hal yang harus disadari oleh orangtua. Setiap orangtua tentu ingin meminimalisasi atau mencegah anaknya terkena serangan asma.

Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Mohammad Yanuar Fajar, mengungkap tips untuk mengurangi gangguan asma pada anak, yaitu dengan tips avoidance.

Tips avoidance pertama menurut Yanuar adalah menghindari hewan peliharaan berbulu. Bulu hewan dapat menjadi sarang tungau, debu, dan jamur. Hal ini berpotensi memicu serangan asma.

Tips kedua adalah menjauhkan buku atau kardus di kamar. Hal ini berguna untuk mencegah debu dari barang-barang tersebut masuk ke dalam napas.

“Di kamar jangan ada buku atau kardus, karena debu dari situ bisa masuk ke dalam napas dan menyebabkan kolonisasi di saluran napas. Hal ini bisa menimbulkan pnumonia,” kata Yanuar pada Talk Show Hari Asma Sedunia 2023: Stop Ketergantungan, Inhaler Tepat Redakan Asma yang diselenggarakan oleh AstraZeneca pada Rabu (10/5/2023).

Cara minimalisasi asma selanjutnya adalah dengan mencegah konsumsi makanan tak sehat, seperti mie instan dan camilan seperti ciki-cikian.

Mie instan berbahaya bagi penderita asma karena kandungan bahan pengawet dan juga pewarna makanan. Dua unsur berbahaya itu merupakan pemicu kambuhnya asma.

Selanjutnya, mengganti atau membersihkan gorden rumah secara teratur juga dapat mengurangi kemungkinan serangan asma.

2 dari 4 halaman

Cuci Baju di Lemari Dua Bulan Sekali

Tips kelima untuk meminimalisasi asma menurut Yanuar mencuci baju-baju di dalam lemari setiap dua bulan sekali.

“Kalau ada baju-baju di dalam lemari kalau sudah dua bulan itu harus dicuci,” Yanuar menjelaskan.

Hal terakhir tetapi tak kalah penting adalah membersihkan AC secara rutin. Menurut Yanuar, AC bagian dalam dibersihkan seminggu sekali.

“Kalau blowernya boleh (dibersihkan setiap) 3 bulan, tetapi kalau bagian dalamnya harus dibersihkan seminggu sekali karena bisa jadi sarang debu,” lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Hidup di Lingkungan Sehat, Asma Anak Tak Kambuh Selama 2 Tahun

Pada kesempatan yang sama, model sekaligus ibu dari 6 anak, Zaskia Adya, membagikan kisah uniknya. Dia bercerita bahwa 5 dari 6 anaknya mengidap asma.

Ketika pandemi COVID-19, Zaskia dan keluarga memutuskan untuk pindah ke Jogja sementara. Di rumah itu, dia mengaku tak memiliki gorden sama sekali.

Bangunan rumahnya pun hanya seperempat dari luas tanah, sehingga rumah dikelilingi dengan ruang terbuka.

“Rumah itu isinya hanya kamar. Jadi, ketika bangun tidur kita satu keluarga mainnya di luar, di pendopo terbuka. Kita masuk ke dalam rumah hanya saat maghrib. Jadi masuk rumah tidur, bangun tidur langsung main di pendopo,”

Selama tinggal di sana, Zaskia mengaku bahwa itu merupakan saat-saat teraman bagi keluarganya.

“Itu adalah 2 tahun teraman bagi keluargaku. Tidak ada asma yang kumat dan semuanya sehat. Anak-anakku yang asma berat semua alhamdulillah aman,” kata Zaskia.

4 dari 4 halaman

Rumah Tak Punya Gorden, Kamar Tak Ada Perabotan

Zaskia mengungkap bahwa rumah itu tak ada gorden sama sekali. Setuju dengan dokter, Zaskia menganggap hal ini berdampak baik bagi kondisi anak-anaknya yang memiliki asma berat.

“Aku setuju banget tadi dokter bilang bahwa gorden itu nggak boleh ada. Di rumah Jogjaku nggak ada,” lanjutnya.

Dia kemudian menambahkan bahwa ada satu kamar yang sama sekali tak memiliki perabotan. Setiap anak-anaknya tidur di sana pasti terbebas dari batuk-batuk.

Nggak ada yang batuk-batuk. Kalau tidur di kamar lain pasti batuk. Kita selalu menyebut kamar itu kamar tersehat. Setelah dokter menjelaskan, aku baru sadar karena itu memang kamar pure hanya kasur, nggak ada lemari, rak buku, panjangan,” Zaskia menceritakan.

Minimnya perabotan di suatu ruangan mampu meminimalisir debu. Hal ini tentu merupakan hal baik bagi anak dengan penyakit asma.