Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis kandungan RSIA Grand Family Hendrik Sutopo mengatakan bahwa salah satu risiko penyakit yang bisa timbul akibat aktivitas seks yang tak sehat atau seks bebas adalah kanker serviks.
Ini merupakan kanker disebabkan oleh penularan virus HPV (Human Papillomavirus).
Baca Juga
Hingga kini, kanker serviks masih menjadi salah satu jenis kanker yang telah menyerang banyak wanita di seluruh dunia. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa kasus kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua dalam daftar kasus kanker terbanyak. Angkanya mencapai 9,2 persen dari total kasus kanker yang ada di Indonesia
Advertisement
Pada kanker serviks, sel-sel kanker tumbuh di area leher rahim sehingga sering pula disebut kanker leher rahim. Meski kasus kanker serviks tinggi di Indonesia, sayangnya masih belum banyak orang yang bisa mencegah penyakit ini. Dan sering kali pasien datang ke penyedia layanan kesehatan ketika kanker sudah tumbuh besar atau bahkan telah menyebar ke organ lain.
Mengenal Gejala Kanker Serviks
Maka dari itu, penting untuk mengenal gejala kanker serviks. Mendeteksi gejala awal kanker serviks memang terbilang agak sulit. Kanker baru terasa ketika tumor sudah tumbuh. Beberapa gejala yang bisa dialami yakni:
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Keputihan berair dan berdarah di area kelamin
- Nyeri di sekitar perut dan panggul pada saat berhubungan intim
- Cairan pada kelamin yang menghasilkan bau tidak sedap
- Mudah kelelahan.
“Setiap orang akan mengalami gejala kanker serviks yang berbeda dan biasanya akan terjadi secara progresif seiring waktu,” kata Hendrik mengutip keterangan pers, Sabtu (13/5/2023).
Faktor Penyebab Kanker Serviks
Hendrik pun menjelaskan, kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus bernama Human Papillomavirus (HPV).
Virus HPV dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen yang menyebabkan tumbuhnya sel tumor dan akhirnya dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko orang bisa lebih gampang terinfeksi, seperti:
- Genetik/keturunan
- Usia (40 tahun ke atas)
- Gaya hidup yang tidak sehat (seperti merokok)
- Sering berganti pasangan seksual
- Kurang baik dalam menjaga kebersihan alat kelamin
- Tidak mendapatkan vaksin HPV.
Advertisement
Tingkat Harapan Hidup pada Tiap Stadium Kanker Serviks
Dalam kasus-kasus kanker serviks, setiap stadium diketahui memiliki tingkatan persentase angka harapan hidup.
“Tingkat persentase tersebut menandakan penderita yang masih hidup 5 tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks pada stadium tertentu.”
Contohnya pada stadium awal, tingkat harapan hidupnya yaitu 91 persen. Artinya, 91 persen orang masih hidup setelah 5 tahun terdiagnosis kanker serviks di stadium awal.
Begitupun seterusnya, tingkat harapan hidup penderita kanker serviks akan semakin berkurang menjadi 60 persen apabila kanker telah membesar dan turun menjadi 19 persen saat kanker telah menyerang organ lainnya.
Vaksin HPV Gardasil 9 Untuk Cegah Kanker Serviks
Namun tidak perlu khawatir, lanjut Hendrik, karena kanker serviks bisa dicegah jika pencegahannya dilakukan sejak dini.
“Salah satunya ialah mendapatkan vaksin HPV Gardasil 9. Virus HPV adalah virus yang menyebabkan kanker serviks, sehingga dengan mendapatkan vaksin tersebut sejak dini hingga berusia 26 tahun, Anda bisa mencegah risiko untuk terkena kanker serviks di masa depan.”
“Lalu bagaimana bagi Anda yang berusia 27 hingga 45 tahun ke atas? Tak perlu khawatir, karena Anda bisa mendapatkan vaksin setelah berkonsultasi dengan dokter,” jelas Hendrik.
Meski ada lebih dari 100 virus HPV yang dapat menginfeksi tubuh, tapi hanya beberapa yang diketahui dapat menginfeksi dan menyebabkan kanker serviks.
Melalui vaksin HPV Gardasil 9, setiap orang bisa mendapatkan perlindungan untuk melawan virus HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58. Vaksin HPV Gardasil 9 dapat mencegah kanker serviks hingga 90 persen.
Advertisement