Sukses

Sifilis Bisa Ditularkan pada Janin Lewat Plasenta, Bayi Terancam Alami Penyakit Raja Singa Sejak Lahir

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang dikenal dengan sebutan raja singa dan dapat menular ke janin lewat plasenta

Liputan6.com, Jakarta - Data terbaru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebut kasus sifilis telah melonjak hingga 70 persen dalam lima tahun terakhir.

Penyakit yang dijuluki Raja Singa dapat menjadi sumber masalah baru dalam masyarakat jika tidak dicegah mulai dari diri sendiri.

Dokter spesialis kulit dan kelamin Eka Hospital Cibubur, Nadia Akita Dewi menjelaskan, sifilis adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Bakteri ini ditularkan melalui kontak fisik.

Terutama dalam hubungan seksual yang melakukan penetrasi baik secara oral, vaginal, hingga anal bersama dengan orang yang terinfeksi sifilis.

Penularan Sifilis atau Raja Singa ke Bayi

Selain aktivitas seksual berisiko, sifilis juga bisa diturunkan oleh ibu yang mengandung atau bumil.

Ini karena sifilis bisa menyebar melalui peredaran darah ibu ke janin dan menginfeksi bayi bahkan saat mereka belum dilahirkan.

"Sifilis dapat pula ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis," kata Nadia dalam keterangan pers dikutip Selasa 16 Mei 2023.

Jika itu terjadi maka tidak hanya bumil yang berada dalam bahaya, tapi janin bumil juga akan memiliki risiko kesehatan yang bisa mengancam nyawa mereka.

Maka dari itu penting bagi para bumil untuk memeriksakan potensi penyakit menular seksual terutama pada trimester pertama.

Hal ini dapat menentukan kesehatan hingga keselamatan janin baik sebelum maupun sesudah dilahirkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sifilis atau Raja Singa Dapat Merusak Jantung dan Organ Lain

Sebagai salah satu penyakit menular seksual, sifilis dapat menyebar dengan mudah melalui hubungan seksual berisiko tanpa pengaman atau kondom.

Bahkan tanpa ejakulasi sekalipun, sifilis masih bisa menyebar dan menginfeksi.

Perilaku seksual yang berisiko seperti sering berganti-ganti pasangan seksual memiliki peran besar dan menjadi penyebab paling berisiko dalam penularan sifilis.

Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui kontak jarum suntik yang tidak steril atau telah digunakan oleh orang lain.

"Dokter dapat memeriksa apakah Anda memiliki sifilis atau tidak melalui tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Tanpa pengobatan yang adekuat, sifilis dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan mengancam jiwa," dia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Tahap Gejala Sifilis

Menurut Nadia, ada beberapa gejala yang bisa dirasakan ketika terinfeksi sifilis.

Penyakit ini memiliki beberapa tahap saat menginfeksi sehingga orang bisa saja tidak merasakan gejala yang begitu mengganggu pada tahap pertama.

Namun, gejala awal tetap bisa dilihat dan diwaspadai keberadaannya.

Pada tahap pertama, gejala sifilis yang bisa timbul yaitu terlihatnya luka yang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini dapat terjadi dua hingga tiga minggu setelah terinfeksi.

Area luka bisa saja terjadi di sekitar alat kelamin (penis/vagina), dubur, rektum, dan mulut.

Setelah satu hingga enam bulan, sifilis akan mulai berkembang dan memasuki tahap keduanya. Di tahap ini muncul ruam-ruam merah.

Ruam tersebut biasanya tidak menyebabkan rasa gatal tapi bisa menyebar hingga ke seluruh tubuh dan diikuti dengan gejala lainnya, seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kutil
  • Rambut rontok
  • Nyeri otot
  • Penurunan berat badan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

"Apabila Anda tidak segera mendapatkan penanganan sifilis pada tahap-tahap di atas, maka sifilis bisa berkembang ke tahap-tahap berikutnya dan menyebabkan masalah serius pada organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, sistem saraf, hingga tulang," ujar Nadia.

4 dari 4 halaman

Penyakit Sifilis atau Raja Singa Bisa Disembuhkan

Kabar baiknya, sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan melalui pengobatan intensif.

Jika masih dalam tahap awal dan belum merusak organ tubuh lainnya, sifilis bisa ditangani dengan obat antibiotik yang diberikan secara rutin dari dokter.

Namun, jika sifilis telah menyerang organ tubuh lainnya dan menyebabkan masalah kesehatan baru, dokter membutuhkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut.

Sebab, pengobatan sifilis tidak dapat menyembuhkan kerusakan organ.

Mencegah Penularan Sifilis

Agar terhindar dari sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, Nadia mengimbau masyarakat untuk melakukan beberapa tips di bawah ini:

  • Menggunakan pengaman saat melakukan aktivitas seksual
  • Jangan sering mengganti pasangan seksual
  • Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin
  • Mengetahui riwayat seksual pasangan sebelum melakukan hubungan kontak fisik
  • Tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau sudah digunakan oleh orang lain
  • Tetap menjaga pola hidup sehat.

"Selalu pastikan menjaga aktivitas seksual Anda bahkan setelah sembuh dari sifilis, karena Anda bisa kembali terinfeksi sifilis jika kembali melakukan hubungan seksual bersama seseorang yang terinfeksi sifilis," pungkas Nadia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.