Sukses

WHO Sebut Pemanis Buatan Tak Bermanfaat untuk Jaga Berat Badan

Review yang dilakukan WHO adalah bahwa ada potensi tak diinginkan akibat penggunaan pemanis buatan jangka panjang. Salah satunya, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) merilis panduan terbaru soal pemanis buatan non gula atau non-sugar sweeteners (NSS). Berdasarkan review sistematik yang dilakukan WHO, diketahui bahwa pemanis buatan tidak memiliki manfaat jangka panjang untuk mengurangi lemak tubuh baik pada orang dewasa dan anak-anak.

Hasil mengejutkan lain dari review yang dilakukan WHO adalah bahwa ada potensi tak diinginkan akibat penggunaan pemanis buatan jangka panjang. Diantaranya meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, serta mempercepat kematian pada orang dewasa.

"Mengganti gula ke pemanis buatan tidak membantu menjaga berat badan dalam jangka panjang. Masyarakat perlu mempertimbangkan cara lain agar bisa bebas asupan gula," kata WHO Director for Nutrition and Food Safety, Francesco Branca mengutip laman resmi WHO pada Selasa (16/5/2023).

Mengenai tidak ditemukan manfaat penggunaan pemanis buatan. Francesco Branco mengatakan bahwa memang NSS bukanlah makanan esensial serta tidak memiliki nilai gizi. Sudah semestinya juga kita membatasi makanan manis.

"Kita mesti mengurangi rasa manis dari makanan secara keseluruhan mulai dari awal kehidupan untuk meningkatkan kesehatan," kata Branca.

Bila ingin merasakan manis, bisa dengan makan buah yang memiliki rasa manis alami seperti disampaikan Branca lagi. 

Tidak Berlaku untuk Diabetesi

Branca mengatakan bahwa rekomendasi ini berlaku untuk semua orang. Kecuali mereka yang mengidap diabetes atau diabetesi.

Rekomendasi ini tidak berlaku untuk produk perawatan dan kebersihan pribadi yang mengandung NSS, seperti pasta gigi, krim kulit, dan obat-obatan, atau untuk gula rendah kalori dan gula alkohol.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Contoh Pemanis Buatan

Beberapa pemanis buatan yang kerap dipakai untuk menggantikan gula diantaranya asparame, sakarin, sucralose dan stevia.

Rekomendasi WHO terbaru ini berbeda dengan hasil studi sebelumnya. Dimana disebutkan bahwa pemanis buatan memang tidak memiliki manfaat kesehatan tapi tidak juga merugikan kesehatan.

Terkait hal ini, ahli diet terdaftar, Stephanie McBurnett, mengatakan bahwa studi terkait hal ini terus berkembang melihat dari temuan dengan data yang lebih kuat.

"Saya tidak heran bila WHO tidak menemukan manfaat antara soda biasa (dengan gula) dan soda diet," katanya mengutip New York Times.

"Lantaran keduanya adalah minuman olahan."

 

3 dari 3 halaman

Batas Asupan Gula di Indonesia

Di Indonesia, sudah ada batasan asupan gula. Hal tersebut tertuang dalam Permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes 63/2015. Disebutkan bahwa asupan gula maksimal sebanyak 50 gram per hari (4 sdm). Ada juga rekomendasi asupan garam sebanyak 2 gram (sdt), dan lemak sebanyak 67 gram (5 sdm).

Sayangnya, data kemenkes juga menunjukkan bahwa 28,7% masyarakat indonesia mengkonsumsi Gula Garam Lemak (GGL) melebih batas yang dianjurkan.

Padahal konsumsi tinggi gula berisiko tinggi menyebabkan masalah kesehatan seperti gula darah tinggi, obesitas, dan diabetes melitus seperti disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.