Sukses

5 Gejala Ini Jadi Tanda Kolesterol Sudah Menumpuk, Termasuk Leher dan Tengkuk Pegal

Dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti menyampaikan bahwa kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia pada tahap awal acap kali tidak menunjukkan gejala.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti menyampaikan bahwa kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia pada tahap awal acap kali tidak menunjukkan gejala.

Namun, saat kolesterol sudah menumpuk di dinding pembuluh darah, maka ada setidaknya lima gejala yang mulai bisa dirasakan. Kelima gejala itu adalah:

  • Leher, pundak, dan tengkuk terasa pegal
  • Mudah kram terutama di malam hari
  • Nyeri dada
  • Sering mengantuk
  • Mudah lelah.

Menurut Putri, gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh pada tingkat kolesterol.

“Hidup serba instan, pola makan tinggi lemak, dan jarang berolahraga menjadi beberapa hal pemicu tingkat kolesterol tinggi, terutama banyak terjadi di usia produktif. Perlu adanya kesadaran untuk deteksi dini,” ujar Putri dalam acara Halal Bihalal dan Health Talkshow Nutrive Benecol di Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2023).

Deteksi dini pada usia 20 tahun ke atas tanpa adanya keluhan kolesterol tinggi minimal perlu dilakukan satu tahun sekali. Sementara, pada orang yang sudah mengalami kolesterol tinggi maka cek darah rutin bisa dilakukan tiga bulan sekali sambil menjaga pola makan dan aktivitas fisik.

Sementara, konsumsi obat kolesterol hanya dianjurkan pada pasien kolesterol tinggi yang penyakitnya tidak dapat ditangani dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik saja.

“Enggak semua orang yang kolesterolnya tinggi tuh perlu mendapatkan obat medis,” kata Putri.

2 dari 4 halaman

Konsumsi Makanan Seimbang dan Variatif

Putri menambahkan, kolesterol tinggi yang tidak ditangani dapat berujung pada berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung. Untuk itu, mengatur pola makan dan aktivitas fisik menjadi hal penting sebagai langkah pencegahan atau penurunan kadar kolesterol.

Namun, pengaturan pola makan atau diet bukan berarti harus menghentikan asupan lemak sepenuhnya. Pasalnya, kolesterol dalam jumlah yang cukup masih dibutuhkan tubuh salah satunya untuk membantu produksi vitamin D.

“Kolesterol kita tetap perlu ya karena fungsinya sangat banyak kalau kita terlalu diet ketat misalnya rebus kukus aja, nah itu sebetulnya kalau saya pribadi kurang menganjurkan,” ujar Putri.

“Walaupun lemak atau kolesterol menjadi lebih rendah tapi kita kan butuh mindful eating juga. Jadi tetap konsumsi makanan yang seimbang, tetap variasikan makanan tapi pastikan agar cara pengolahannya tepat,” lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Perlu Dibatasi Bukan Berarti Tidak Boleh Sama Sekali

Untuk menjaga kadar kolesterol, asupan makanan yang tinggi kolesterol memang perlu dibatasi tapi bukan berarti tidak boleh.

“Jadi misalkan lagi pengen makan udang yang memang juga tinggi kolesterol ya seminggu sekali masih oke lah ya sambil kita pantau kadar kolesterolnya. Pengolahannya juga coba cari deh yang tepat, kalau kolesterol tinggi ya jangan yang digoreng,” jelas Putri.

Bagi orang dengan kolesterol tinggi, Putri pun menganjurkan untuk membatasi konsumsi makanan cepat saji. Pasalnya, makanan-makanan ini cenderung diolah dengan cara deep fried.

Junk food atau fast food memang tipikal lemaknya lebih tinggi dan pastinya risiko meningkatkan kolesterol lebih besar.”

Ketimbang makan makanan cepat saji, Putri lebih menyarankan untuk konsumsi makanan yang mengandung serat dan plant stanol ester secara rutin.

4 dari 4 halaman

Konsumsi Plant Stanol Ester Secara Rutin

Konsumsi plant stanol ester secara rutin diyakini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Menurut Putri, plant stanol ester adalah bahan pangan fungsional yang banyak terdapat di makanan sumber.

“Sayur, buah, oats, biji-bijian, sereal itu tinggi dengan kandungan plant stanol ester. Tapi balik lagi, setiap makanan sumber itu memang kandungannya tidak sebesar produk yang memang sudah diambil kandungan aktifnya.”

“Contoh, untuk kita mendapatkan minimal dua gram plant stanol ester itu kita harus makan 15 sampai 20 buah, itu tergantung jenis buahnya apa. Jadi, otomatis kalau dari makanan sumber akan sulit memenuhi rekomendasi dokter yang dua gram per hari,” kata Putri.

Maka dari itu, konsumsi produk yang mengandung plant stanol ester boleh dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.