Liputan6.com, Bandung Di tengah kekurangan vaksin lantaran tak memproduksi vaksin sendiri, imunisasi anak di Ghana ternyata mampu mencapai angka 90 persen. Pasokan vaksin atau antigen selama ini diperoleh melalui bantuan Unicef dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).
Walaupun sudah mencapai 90 persen, William Opare dari Expanded Programme on Immunization, Ghana Health Service mengungkapkan, program imunisasi anak rutin nasional untuk menuju 95 persen terbilang sulit dijangkau.
Baca Juga
“Di Ghana sendiri, program imunisasi kami kuat untuk sebagian besar antigen. Cakupan kami di atas 90 persen, ya 90 persen,” ungkap William kepada Health Liputan6.com di sela-sela kunjungannya ke Posyandu Erma, Kelurahan Ledeng, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 17 Mei 2023.
Advertisement
“Yang terjadi sekarang adalah jarak antara 90 ke 95 persen sangat sulit dijangkau. Karena kami kan ingin menjangkau semuanya (anak-anak diimunisasi).”
Mobilisasi Sumber Daya Manusia
Demi mencapai cakupan imunisasi 90 persen, diperlukan upaya bersama memobilisasi sumber daya manusia. Kerja sama ini agar masyarakat di pelosok atau yang tinggal di sekitar sungai dapat mengakses vaksin untuk anak mereka.
“Berarti kalau lihat cakupan imunisasi sekarang, ya setidaknya 4 atau 5 persen yang harus dicapai. Itu berarti harus memobilisasi sumber daya di tempat lain secara bersama-sama,” lanjut William.
Sistem Digital Pantau Imunisasi
Ghana juga melakukan pemantauan imunisasi nasional menggunakan sistem digital bernama District Health Information Software 2 (DHIS2).
DHIS2 telah berhasil digunakan di Ghana untuk mendukung upaya imunisasi negara tersebut. Hal ini berkat studi kasus dari HealthEnabled bekerja sama dengan GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan University of Olso serta Ghana Health Service.
“Ya, kami memiliki sistem digital. Keuntungan sistem yang kami gunakan disebut DHIS2 adalah basis Sistem Kesehatan yang dapat Anda gunakan pada tablet komputer secara online dan offline,” jelas William Opare.
“Anda dapat menggunakannya untuk saat ini. Apa yang terjadi adalah di mana pun di negara ini (Ghana), Anda bisa mendapatkan informasi individu.”
Proses Digitalisasi Belum ke Seluruh Distrik
Pada sistem DHIS2, data tiap kabupaten/kota dapat terpantau. Namun, proses peningkatan digitalisasi sedang berjalan, khususnya untuk menarik informasi yang lebih spesifik lagi di tiap distrik.
“Jika Anda ingin melihat agregat untuk suatu kabupaten juga tersedia. Kami sedang dalam proses digitalisasi, tetapi tidak di seluruh distrik untuk menetapkan digitalisasi tersebut,” sambung William.
Ghana DHIS2 & Immunisation Country Case Study menyajikan penerapan dan peningkatan aplikasi imunisasi DHIS2 di Ghana termasuk e-Tracker dan Dasbor Imunisasi sekaligus transisi dari beberapa sistem data imunisasi lainnya ke DHIS2.
Advertisement
Imunisasi Rutin DTP3 Lebih dari 90 Persen
Sebagai hasil dari upaya Ghana untuk memulihkan imunisasi rutin, negara tersebut mencatat peningkatan 7 persen dalam jumlah kabupaten yang mencapai lebih dari 90 persen cakupan untuk difteri, tetanus, dan pertusis (DTP3) antara tahun 2020 dan 2022.
Laporan di atas dikutip dari laman WHO dalam artikel berjudul, Ghana steps up drive to revamp routine immunization yang dipublikasikan 19 April 2023.
Disebutkan bahwa langkah signifikan Ghana dilakukan untuk mencapai pemerataan vaksin dengan peningkatan 10 persen dalam jumlah kabupaten atau distrik yang mencapai lebih dari 80 persen cakupan DTP3 selama periode yang sama.
Sosialisasi Layanan Imunisasi
Secara kritis, WHO Representative di Ghana, Dr Francis Kasolo, kegiatan yang telah dilaksanakan untuk sosialisasi layanan imunisasi berkelanjutan terus disampaikan kepada komunitas atau masyarakat yang kurang terlayani.
“Kami tetap berkomitmen penuh untuk tidak hanya mengejar cakupan imunisasi pra-COVID-19, tetapi juga melampauinya. Kami akan terus mendukung Pemerintah Ghana untuk memvaksinasi setiap anak," ucapnya.