Sukses

KLB Rabies di Sikka NTT, Ketua MPR Bamsoet Harap Kementan Gerak Cepat Lakukan Vaksinasi Massal

Bamsoet meminta agar segera dilakukan vaksinasi massal pada hewan-hewan penular rabies terutama anjing juga monyet di daerah endemis .

Liputan6.com, Jakarta Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memakan satu korban di tahun ini. Belum lagi data menunjukkan dari Januari hingga April tahun ini ada 518 kasus gigitan hewan penular rabies.

Terkait hal ini, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk bergerak cepat merespon status KLB rabies di NTT.

Pria yang karib siapa Bamsoet itu meminta agar segera dilakukan vaksinasi massal pada hewan-hewan penular rabies terutama anjing juga monyet di daerah endemis .

"Upaya ini dilakukan agar kasus rabies di wilayah tersebut tidak terus meningkat maupun meluas ke wilayah lainnya," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com Jumat, 19 Mei 2023.

Bamsoet juga meminta agar pemerintah daerah memiliki progam upaya pencegahan penyebaran virus rabies. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan mengandangkan anjing-anjing liar dan menertibkan anjing peliharaan.

Selain itu, diiringi dengan mengadakan penyuluhan serta koordinasi informasi edukasi (KIE) secara rutin kepada masyarakat setempat tentang bahaya penyakit rabies dan cara pencegahannya.

"Sehingga diharapkan masyarakat dapat memahami bahaya penyakit rabies juga lebih berhati-hati terhadap penularannya," kata Bamsoet.

Imbauan Bupati Sikka

Terkait edukasi ke masyarakat, untuk wilayah Sikka, Bupati Fransiskus Roberto Diogo sudah meminta para camat, lurah, dan kepala desa proaktif melakukan penyuluhan atau Koordinasi Informasi Edukasi (KIE) secara rutin kepada masyarakat mengenai bahaya rabies dan cara pencegahan rabies.

Lalu, masyarakat juga diimbau untuk mengikat dan mengandangkan hewan penular rabies seperti anjing, kucing, dan kera.

"Melakukan vaksinasi anjing, kucing, dan kera peliharaan secara rutin," imbau Roberto Diogo mengutip Antara.

2 dari 3 halaman

Kerja Sama Kementan dan Kemenkes

Bamsoet juga mengingatkan agar Kementan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan baik dalam mengatasi rabies.

Dengan begitu diharapkan penanganan serta perawatan secara optimal dapat diberikan tenaga kesehatan guna mencegah kembali jatuhnya korban jiwa akibat rabies.

Imbauan ke Masyarakat

Selaras dengan pernyataan Bamsoet agar pemerintah daerah memberikan informasi mengenai penanganan bila tergigit anjing. Hal itu juga sudah disampaikan Bupati Sikka. 

Masyarakat diminta untuk melakukan cuci luka segera setelah digigit anjing. Luka, kata Roberto Diogo , harus dicuci menggunakan sabun deterjen pada air mengalir selama 15 menit.

Setelah mencuci luka segera ke puskesmas atau Pusat Rabies terdekat sehingga bisa mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) sesuai indikasi.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Rabies

Rabies adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan virus rabies atau Lyssa virus. Dari tampilan mikroskop, virus ini tampak seperti peluru yang dilapisi oleh lemak seperti mengutip keterangan dari P2PM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penyakit infeksi ini sudah diketahui sejak lebih dari 4 ribu tahun lalu. Berdasarkan data WHO, paling tidak ada 59 ribu orang meninggal dunia tiap tahunnya karena rabies.

"Mayoritas atau sekitar 40 persen yang meninggal anak berusia di bawah 14 tahun," seperti disampaikan dokter penyakit dalam Asep Purnama dalam sesi zoom yang diunggah akun Youtube P2PM Kemenkes RI.

Bila tidak segera diobati akan mengakibatkan kematian setelah tanda dan gejala penyakit ini muncul di manusia.

"Jika sudah muncul gejala, bisa meninggal," kata pria yang aktif dalam Komite Rabies Flores Lembata itu.