Sukses

Harga Telur Selangit, Dokter Anak: Manfaatkan Protein Hewani Lokal untuk Penuhi Gizi

Dokter spesialis anak konsultan Meta Hanindita, mengingatkan orangtua untuk melihat sumber protein hewani lokal yang ada di sekitar. Bisa jadi ikan laut atau lele jadi opsi.

Liputan6.com, Jakarta Harga telur di beberapa kota di Jabodetabek menyentuh Rp33 ribu - Rp 35 ribu per kg. Di timur Indonesia, seperti Maluku, harga telur bahkan mencapai Rp44 ribu per kg.

Bagi banyak orangtua, hal ini bikin kalang kabut lantaran telur merupakan sumber protein hewani andalan untuk keluarga, utamanya anak-anak. Seperti diketahui, protein hewani merupakan sumber pangan wajib ada untuk membantu pertumbuhan anak yang dibutuhkan sejak memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI) alias enam bulan.

Lantas, ketika harga telur mahal adakah penggantinya agar asupan protein hewani tetap terpenuhi?

Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Meta Hanindita, mengingatkan orangtua untuk melihat sumber protein hewani lokal yang ada di sekitar.

"(Protein hewani) apa saja yang bisa dimanfaatin lokalan," kata Meta.

Menurutnya, biasanya harga protein lokal lebih terjangkau dan mudah didapat.

"Misalnya di daerah laut, banyak ikan pasti kan ya. Itu kan juga protein hewani," kata Meta lewat pesan singkat ke Health-Liputan6.com pada Jumat, 19 Mei 2023.

Lalu, bila tinggal di kawasan sekitar tambak atau kolam ikan,  kata Meta, bisa juga membeli lele sebagai sumber protein hewani.

Dalam 100 gram ikan lele segar, terdapat 105 kalori dan berbagai nutrisi berikut ini:

  • 18 gram protein,
  • 3 gram lemak,
  • 50 gram natrium,
  • 237 miligram asam lemak omega-3,
  • 337 miligram asam lemak omega-6.

Bila menilik laman infopangan.jakarta.go.id, harga lele di pasar-pasar di Jakarta per kg berada di kisaran Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg.

2 dari 4 halaman

Anak Jangan Cuma Makan Tahu Tempe

Jika orangtua ingin mengganti telur dengan tahu tempe, hal tersebut dinilai tidak tepat. Tahu tempe memang merupakan protein, tapi protein nabati bukan protein hewani. Padahal yang paling dibutuhkan anak adalah protein hewani. 

"(Protein hewani) enggak bisa tergantikan," kata Meta.

"Hal ini lantaran asam amino esensial paling lengkap dan berkualitas ada di protein hewani," lanjut Meta.

Meta menjelaskan bahwa asam amino esensial yang terdapat dalam lele, ikan, telur dan protein hewani lainnya adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh sehingga perlu didapatkan karena penting untuk pertumbuhan anak. 

Selain mengandung asam amino esensial, protein hewani juga mengandung zat besi, fosfor, zink, magnesium yang sama-sama penting untuk pertumbuhan.

 

3 dari 4 halaman

Protein Nabati Boleh tapi Prioritaskan Protein Hewani untuk Anak

Sementara itu protein nabati seperti tahu dan tempe, boleh-boleh saja diberikan pada anak tapi prioritaskan pemberian protein hewani.

"Protein hewani merupakan prioritas yang diberikan kepada bayi, seiring bertambah usia bayi maka bertambah besar kapasitas lambung, maka sah-sah saja memberikan protein hewani dan protein nabati tapi tetap prioritaskan protein hewani," kata Meta dalam reels di Instagram pribadi seizininnya.

4 dari 4 halaman

Kenapa Telur Mahal?

Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun mengatakan, kenaikan harga telur disebabkan permintaan yang naik.

“Harga telur naik ini karena demand naik. Seperti orang hajatan ramai, hidup kembali normal setelah libur panjang," kata Rofi.

Di tingkat peternak harganya sekitar Rp26 ribu per kg. Harga tersebut dinilai wajar karena biaya produksi saat ini yang juga lebih tinggi dari sebelumnya.

“Sekarang biaya produksi juga sudah berbeda menjadi tinggi, sehingga harga telur di konsumen sekitar Rp29.000 sampai dengan Rp30.000 per Kg adalah wajar,” ujarnya seperti mengutip Bisnis Liputan6.com.

Video Terkini