Liputan6.com, Bandung Ghana tertarik menjalin kerja sama transfer teknologi vaksin dari Bio Farma. Minat ini disampaikan delegasi Ghana saat beraudiensi dengan jajaran Bio Farma di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 17 Mei 2023.
Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan menyampaikan, pihaknya menyambut baik permintaan Ghana untuk transfer teknologi vaksin. Meski begitu, upaya melakukan transfer teknologi harus ada syarat utama yang dipenuhi.
Baca Juga
Persyaratannya adalah manufaktur vaksin yang ada di Ghana harus siap terlebih dahulu sehingga transfer teknologi dapat mulai dilakukan. Fasilitas yang disiapkan pun setidaknya sama dengan Bio Farma.
Advertisement
“Persis seperti itu soal persyaratan yang harus siap. Karena memang untuk manufaktur vaksin itu kan high regulation ya, persyaratannya tinggi,” ujar Iwan saat diwawancarai Health Liputan6.com usai audiensi dengan delegasi Ghana selesai.
“Nah tadi ada beberapa mungkin yang di sana sudah siap gitu ya. Artinya, ada manufaktur yang sudah siap juga gitu ya.”
Siap Transfer Teknologi
Apabila manufaktur vaksin di Ghana sudah siap dan fasilitas yang dimiliki sama dengan Bio Farma, maka transfer teknologi dapat diimplementasikan langsung.
“Jadi, kami siap untuk transfer teknologi vaksin. Intinya dengan mereka, kalau memang sama dengan kami, artinya punya fasilitas yang sama dengan kami, ya sudah pasti bisa diaplikasikan (transfer teknologinya),” lanjut Iwan.
Ingin Tahu Produksi sampai Distribusi Vaksin
Untuk kerja sama dengan Ghana, lanjut Iwan Setiawan, sebenarnya turut melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kerja samanya bersifat Government to Government (G2G).
“Yang dengan Ghana ini kan sama Kemenkes. Artinya, ini kan G2G, artinya kerja sama antarnegara,” katanya.
Secara khusus, Ghana ingin tahu lebih banyak soal produksi vaksin dan pendistribusian vaksin yang dilakukan Bio Farma. Saat kunjungan ke Bio Farma, delegasi Ghana diajak berkeliling melihat penyimpanan dan laboratorium vaksin.
“Mereka ingin benchmarking (pembandingan) terutama untuk ke Bio Farma terkait dengan bagaimana storage (penyimpanan) kami untuk vaksin. Kemudian produksinya sampai dengan pendistribusian,” terang Iwan.
Vaksin Bio Farma sudah Masuk Ghana
Adapun vaksin produksi Bio Farma sendiri sudah masuk ke Ghana, di antaranya, vaksin Polio oral type 1 & 3 (bOPV) dan pertusis. Namun, vaksin tersebut masuk melalui mekanisme Unicef, bukan kerja sama bilateral dengan Ghana secara langsung.
“Vaksin kami sudah ada yang masuk ke sana. Masuk lewat Unicef ke Ghana-nya. Kami ada vaksin bOPV sama Satu lagi pertusis kalau enggak salah,” pungkas Iwan.
“Tapi bukan langsung ke merekanya, lewat Unicef ke sananya.”
Advertisement
Butuh Transfer Teknologi Vaksin
Pada saat audiensi, Sophia Kesewa Ampofo Kusi selaku Ketua Delegasi Ghana mengatakan, negaranya akan membangun manufaktur vaksin sehingga membutuhkan dukungan transfer teknologi pembuatan vaksin Bio Farma.
Hal ini juga melihat Bio Farma termasuk perusahaan vaksin terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sophia pun bertanya, apakah Bio Farma bersedia melakukan transfer teknologi vaksin?
Transfer Teknologi Akan Didiskusikan
Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis PT Bio Farma Yuliana Indriati merespons kerja sama transfer teknologi dengan Ghana akan didiskusikan lebih lanjut.
“Iya, Mrs Sophia. Kami akan diskusikan ini jika Anda ingin transfer teknologi. Mungkin yang paling penting dari diskusi, kami dapat menginformasikan bahwa perusahaan kami memiliki banyak fasilitas untuk membantu transfer teknologi,” tutur Yuliana.
“Mungkin Anda pertama-tama harus mengunjungi fasilitas agar lebih memahami fasilitas produksi vaksin nanti untuk populasi di sana. Dan kami siap buat transfer teknologi, bisa juga kerja samanya lewat mekanisme filling vaccine.”