Liputan6.com, Jakarta Penambahan kasus COVID-19 masih terjadi di Indonesia pada hari ini, Senin, 22 Mei 2023. Bila menilik data resmi Satgas COVID-19 hingga pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 424 kasus baru.
Tambahan kasus pada hari ini membuat akumulasi selama Corona melanda Indonesia tiga tahun terakhir ini adalah 6.802.514.
Baca Juga
Kasus aktif COVID-19 hari ini ada 14.657 orang. Artinya mereka tengah menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Advertisement
Sementara itu, angka kesembuhan mencapai 965. Sehingga kesembuhan di Indonesia sudah mencapai 6.626.174.
Sayangnya, kasus meninggal masih terus dilaporkan. Hari ini, sembilan orang meninggal akibat COVID-19 dengan akumulasi 161.683.
Angka Vaksinasi COVID-19
Bila merujuk data Satgas COVID-19 hari ini tidak ada data yang masuk dalam penambahan vaksinasi COVID-19.
Capaian vaksinasi COVID-19 yang tertulis hari ini adalah sebagai berikut:
- Vaksinasi Dosis 1: 203.842.839
- Vaksinasi Dosis 2: 174.889.198
- Vaksinasi Dosis 3 (booster 1): 68.835.517
- Vaksinasai Dosis 4 (booster 2): 3.177.982
Eeng Meninggal Dunia Akibat COVID-19
Kabar duka terkait COVID-19 hadir dari dunia selebritas. Indonesia telah kehilangan sesosok aktor kawakan, Eeng Saptahadi. Eeng Saptahadi meninggal dunia pada Minggu 21 Mei 2023 di Rumah Sakit Primaya, Bekasi, Jawa Barat.
Menurut pemerhati film, Yan Widjaya, Eeng Sapthadi meninggal karena COVID-19.
"Wafat krn terpapar Covid di RS Primaya, Bekasi, Minggu malam," kata Yan lewat cuitan di Twitter pada Senin (22/5/2023).
Advertisement
COVID-19 Masih Ada dan Bisa Berbahaya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang telah mengumumkan pencabutan status Darurat Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19.
WHO mengumumkan pencabutan PHEIC pada Jumat malam, 5 Mei 2023 melalui keterangan resmi dari markas utamanya di Jenewa, Swiss.
Epidemiolog dan peneliti Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyampaikan bahwa dicabutnya status kedaruratan bukan menandakan bahwa COVID-19 itu sendiri sudah benar-benar hilang. Dicky menegaskan bahwa ancaman COVID-19 masih ada di sekitar kita.
“Kita harus menyadari bahwa pencabutan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau status kedaruratan kesehatan global bukan menandakan bahwa COVID-19 tidak ada. Ancaman COVID-19 ini masih ada, nyata, bahkan cenderung bisa lebih serius dalam artian ada potensi jangka menengah dan jangka panjang, atau long COVID,” ungkap Dicky dalam keterangan suara yang diterima Health Liputan6.com.
Selain dampak fase jangka pendek, Dicky mengingatkan bahwa virus Corona masih bisa berdampak pada kelompok tertentu.
“COVID-19 tetap bisa berdampak pada kelompok paling rawan, yaitu manusia dengan komorbid dan anak-anak yang belum eligible (memenuhi syarat) untuk vaksinasi. Ini dampaknya bisa berbentuk keparahan atau kematian,” lanjutnya.