Liputan6.com, Jakarta - Sebagian dari infeksi human papillomavirus (HPV) bisa sembuh dengan sendirinya. Itulah yang diduga menjadi penyebab dibalik rendahnya kemauan seseorang untuk melakukan vaksin HPV.
Padahal, infeksi HPV yang dapat sembuh tanpa diobati tidak berlaku untuk semua orang. National Cancer Institute menyebut bahwa HPV merupakan kumpulan lebih dari 200 virus yang menyebar melalui aktivitas seksual.
Baca Juga
Sehingga infeksi memang sangat umum terjadi. Kebanyakan infeksi HPV pun berisiko rendah dan tubuh manusia bisa melawan virus dengan sendirinya.
Advertisement
Namun, HPV juga dapat bertahan dalam tubuh sebagian orang. Terlebih, bukan tak mungkin virus akan berkembang menjadi kanker di kemudian hari terutama jika Anda terinfeksi virus yang parah.
Ulasan dalam laman Centers for Disease Control and Preventions (CDC) AS ikut menambahkan, virus HPV juga sebenarnya bertanggung jawab atas pada setidaknya 37.300 kasus kanker setiap tahunnya.
Perjalanan HPV Sebelum Jadi Kanker
Asisten profesor ginekologi di Mays Cancer Center di University of Texas Health Science Center, Yasmin Lyons mengungkapkan bagaimana perjalanan HPV sebelum dapat berujung menjadi kanker.
"HPV mulanya akan menyebabkan perubahan prakanker pada sel," ujar Yasmin mengutip pemaparannya dalam laman Health, Selasa (23/5/2023).
"Kemudian seiring waktu jika sistem kekebalan seseorang tidak dapat membersihkan virus HPV dengan sendirinya, maka akhirnya dapat menyebabkan perubahan menjadi kanker pada sel tersebut," sambungnya.
HPV sendiri lebih dikenal dapat menyebabkan kanker serviks. Selain itu, ada jenis kanker lainnya yang dapat disebabkan oleh HPV.
Pentingnya Pahami Manfaat Vaksin HPV
Lebih lanjut Yasmin mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang mau melakukan vaksin HPV. Salah satunya jika sudah paham tentang manfaat dibaliknya.
Contohnya menurut Yasmin, wanita lebih mungkin melakukan pap smear jika mereka tahu hubungan antara HPV dan kanker serviks. Berbeda jika mereka belum tahu apa manfaatnya.
Pendapat lain diungkapkan oleh asisten ilmuwan Department of Public Health Sciences di Henry Ford Health, Eric Adjei Boakye yang melakukan survei soal HPV bersama rekan-rekannya.
Menurut Eric, asalan nomor satu orang melakukan vaksin HPV adalah ketika dokter merekomendasikannya.
Sehingga jika orang tidak benar-benar memahami betapa bahayanya HPV dan konsekuensi risiko yang terkait dengannya, seseorang mungkin tidak akan termotivasi untuk memvaksinasi diri sendiri atau anak-anak.
"Selain itu, salah satu alasan utama lainnya adalah ketika orang mengetahui manfaatnya. Jadi ketika orang tahu vaksin mencegah kanker, mereka cenderung mendapatkannya," kata Eric.
Advertisement
Kesadaran Soal Vaksin HPV Terbilang Rendah
Eric dan timnya sempat mencari tahu tingkat kesadaran masyarakat soal vaksin HPV masih terbilang rendah. Berdasarkan teorinya, bisa jadi itu dikarenakan orang mungkin berpikir jikalau HPV bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Eric mengungkapkan, penting untuk membagikan informasi tentang kanker yang bisa disebabkan oleh HPV pada masyarakat umum. Dengan begitu, masyarakat bisa punya akses informasi yang baik.
"Perawat sebenarnya telah terbukti menjadi orang terbaik untuk berbicara dengan tentang HPV. Itu bahkan tidak harus membicarakannya secara langsung. Bisa dengan pamflet di ruang tunggu saja atau bisa menambahkan itu ke dalam berkas yang hendak mereka bawa pulang," ujarnya.
Asisten profesor bedah kepala dan leher otolaringologi di Johns Hopkins Medicine Leila Mady menambahkan, ada satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker.
"Memiliki kesadaran bahwa HPV terkait dengan banyak jenis kanker, dan bahwa ada vaksin yang dapat membantu mencegah berkembangnya kanker tersebut, menurut saya adalah alasan terbesar mengapa hal ini sangat penting," kata Mady.
Tingkat Kesadaran Menurun Bikin Khawatir
Usai penemuan dalam survei yang dilakukan, Eric dan rekannya mengungkapkan bahwa mereka merasa khawatir. Sebab, tingkat kesadaran yang rendah soal HPV bisa menghambat upaya vaksinasi HPV yang sebelumnya memang sudah tertinggal.
"Vaksin HPV sudah ada sejak lama dan sudah banyak pembicaraan tentangnya. Jadi mungkin tidak ada yang menyangka bahwa kesadaran soal HPV akan menurun," ujar Eric.
Dari temuan Eric pun ditemukan bahwa masih banyak masyarakat khususnya yang menjadi partisipannya di Amerika Serikat belum tahu jikalau HPV bisa menyebabkan kanker lain selain kanker serviks.
Survei yang berlangsung antara tahun 2014 dan 2020 itu dipresentasikan dalam acara tahunan American Association of Cancer Research pada akhir April 2023 lalu.
Selain kanker serviks, Eric dan rekannya menyebut jikalau infeksi HPV sebenarnya dapat menyebabkan kanker anus, kanker mulut, dan kanker penis.
Advertisement