Sukses

Pakar Ungkap Pentingnya Vaksin Influenza bagi Ibu Hamil, Salah Satunya Cegah Bayi Lahir Prematur

Faktanya, vaksin influenza sangat diperlukan untuk ibu hamil. Jika tidak, calon anak bisa menerima risiko berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Influenza, atau dikenal juga sebagai flu merupakan penyakit yang sering kali dianggap sepele. Namun, jika dibiarkan, influenza dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pencegahan influenza sangat penting.

Pencegahan yang paling efektif untuk influenza adalah dengan vaksinasi. Faktanya, vaksin influenza diperlukan semua orang, termasuk ibu hamil.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), dr. Soekamto Koesnoe mengungkap, vaksinasi influenza sangat dianjurkan untuk ibu hamil.

“Vaksin influenza itu justru dianjurkan pada ibu hamil. WHO (World Health Organization) yang menganjurkan,” tuturnya saat ditemui seusai acara Kalbe Academia for Media bertajuk ‘Pentingnya Vaksin untuk Pelaku Perjalanan’ di kawasan Jakarta Timur pada Selasa, (23/5/2023).

Lebih lanjut, Sukamto mengatakan, hal itu karena ibu hamil yang menderita influenza dapat menyebabkan berbagai risiko untuk calon bayi.

“Ibu hamil penderita influenza itu punya risiko untuk melahirkan bayi prematur, atau berat badan bayi rendah,” katanya.

Tak hanya itu, ibu hamil dengan influenza juga berisiko memiliki bayi yang mudah terpapar influenza pada beberapa bulan pertama kehidupan.

“Juga ada risiko bayinya mudah kena influenza sampai umur enam bulan,” tambahnya.

Adapun influenza bisa berbahaya untuk bayi, Sukamto melanjutkan, mengingat belum ada proteksi yang dimiliki bayi saat terpapar influenza.

“Karena vaksin influenza baru boleh diberikan pada bayi setelah usia enam bulan,” ungkapnya.

2 dari 4 halaman

Vaksin Influenza, Sarana Transfer Kekebalan Tubuh

Lebih lanjut, Sukamto menuturkan bahwa dengan vaksin influenza, calon anak juga mendapatkan kekebalan tubuh dari ibu.

“Dengan diberikan vaksinasi, ibunya bisa mentransfer kekebalan tubuh melalui plasenta kepada bayi sampai usia enam bulan,” katanya.

Semua Vaksin Boleh untuk Diterima Ibu Menyusui 

Setelah melahirkan dan jadi ibu menyusui (busui), wanita diperbolehkan menerima semua jenis vaksinasi, termasuk vaksin influenza.

“Untuk busui sebenarnya tak ada persoalan,” kata pria tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu.

Selama vaksin tersebut adalah vaksin yang juga direkomendasikan untuk orang dewasa sehat, maka boleh untuk diterima ibu menyusui, mengutip Sukamto.

Usia Kehamilan Ideal untuk Menerima Vaksin

Berdasarkan pernyataan Sukamto, ibu hamil boleh menerima vaksin pada semua usia kehamilan.

“Dulu kalau vaksin COVID-19 disebut boleh saat trimester kedua, tapi sekarang, semua bulan usia kehamilannya diperbolehkan,” terangnya.

3 dari 4 halaman

Kondisi Saat Vaksinasi Tak Boleh Diberikan

Lebih lanjut, Sukamto juga menerangkan beberapa kondisi seseorang yang tak bisa menerima vaksin.

“Kondisi yang paling mutlak tidak boleh diberikan vaksin adalah, kalau ada riwayat alergi berat terhadap vaksin tersebut,” jelasnya.

“Misalnya, dia disuntik vaksin influenza, kemudian muncul alergi berat, seperti bengkak, sesak, kemerahan, sampai turun tekanan darah, dan sebagainya,” lanjut Sukamto.

Kondisi selanjutnya adalah ketika sedang sakit. Menurut Sukamto, sebenarnya penderita sakit apa pun boleh menerima vaksin. 

Akan tetapi, seperti mengikut saran WHO, sebaiknya orang yang sedang sakit bisa menunda vaksin.

“Sakit apa pun kalau divaksin tidak ada persoalan, sebenarnya. Tapi, WHO itu memberikan rambu-rambu untuk sebaiknya ditunda,” tuturnya.

4 dari 4 halaman

Orang dengan Riwayat Alergi Vaksin Perlu Lebih Menjaga Diri

Mengingat orang dengan riwayat alergi vaksin tak dapat diberikan vaksinasi, Sukamto menegaskan untuk lebih menjaga diri.

“Kalau yang tidak divaksin, tentu tidak muncul kekebalan. Jadi artinya, yang tidak bisa divaksin harus lebih hati-hati,” sarannya.

Untuk menjaga diri, orang yang tak menerima vaksinasi bisa melakukan beberapa langkah pencegahan.

“Pakai masker, kalau tidak bisa vaksin influenza. Supaya tidak kena tifus, atau yang tidak bisa vaksin hepatitis A, pilihlah makanan yang bersih,” Sukamto menganjurkan.

Sementara itu, jika alergi baru muncul setelah menerima vaksinasi, penerima vaksin akan segera diobati.

“Semua dokter punya kompetensi menangani pasien alergi vaksinasi,” pungkasnya.