Sukses

Dokter Jabarkan Peran Penting Baju Renang Tingkatkan Keamanan saat Olahraga Air

Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari banyak orang. Tak hanya untuk kesehatan, olahraga ini juga berguna sebagai kemampuan bertahan hidup di air (water survival skill).

Liputan6.com, Jakarta Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari banyak orang. Tak hanya untuk kesehatan, olahraga ini juga berguna sebagai kemampuan bertahan hidup di air (water survival skill).

Guna mengoptimalkan kegiatan renang, berbagai jenis perangkat renang pun diciptakan secara khusus. Seperti kacamata, penutup hidung, penutup telinga, hingga baju renang.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesadaran yang sama soal penggunaan alat-alat ini. Padahal, perangkat ini memiliki manfaat masing-masing. Misalnya baju renang, baju ini dibuat khusus untuk berenang karena tidak menyerap banyak air. Seperti disampaikan dokter spesialis anak Ririe Fachrina Malisie.

“Dulu kita tidak aware, ‘apaan sih pakai baju renang, pakai baju biasa juga bisa,’ tapi kita enggak sadar bahwa baju biasa itu menyerap air dan membuat badan kita berat,” kata Ririe usai temu media bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jakarta Pusat, Selasa 23 Mei 2023.

“Dan itu juga membuat kita makin dingin, kan kedinginan kaya dibungkus air. Jadi, makanya baju-baju renang berbahan spandex yang anti air itu memang melindungi kita dari kedinginan,” tambahnya.

Selain baju renang, perangkat lain yang tak kalah penting adalah kacamata renang dan penutup telinga.

Rierie sendiri selalu mengenakan kacamata renang ketika berenang. Alat ini membantunya untuk bisa tetap melihat meski sedang di dalam air.

“Saya pribadi kalau renang suka pakai kacamata karena kalau enggak pakai kacamata tuh enggak bisa lihat, kabur. Terus juga kalau kita pakai tutup telinga, kalau kita berenang lama itu lebih ada ketahanan, lebih kuat,” jelas Ririe.

2 dari 4 halaman

Peran Penutup Telinga

Meski berukuran kecil, penutup telinga memiliki peran penting untuk mencegah masuknya air ke dalam telinga.

Pasalnya, telinga kemasukan air saat berenang bisa menyebabkan gangguan pendengaran bahkan dapat pula berujung Tuli. Menurut Ririe, kehilangan pendengaran secara permanen dapat terjadi jika air menyebabkan kerusakan di gendang telinga.

“Kalau ternyata terjadi kerusakan sampai ke gendang telinga mungkin jadinya permanen,” Ririe mengatakan.

“Makanya memang kan kalau berenang itu orangtua suka bilang ‘awas nanti masuk air, nanti telinganya gak dengar’ memang kaitannya ada, tapi enggak sekali berenang langsung jadi gangguan pendengaran,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Tingkatkan Keamanan Saat Berenang

Baju renang, tutup telinga, dan perangkat lainnya merupakan alat-alat yang diciptakan untuk meningkatkan keamanan saat berenang. Namun, sebagian orang menilainya sebagai hal merepotkan sementara mereka mampu berenang tanpa perangkat apapun.

“Sekarang ini banyak sekali dijual perangkat berenang yang dibilang ‘ribet amat mau berenang pakai kacamata renang, tutup telinga,’ tapi sebenarnya itu memang untuk keamanan,” jelas Ririe.

Di sisi lain, dengan perangkat renang, seseorang bisa berenang dalam durasi yang lebih baik dan optimal.

“Kalau kita pakai tutup telinga (misalnya), kalau kita berenang lama itu lebih ada ketahanan, lebih kuat.”

Dengan kata lain, perangkat berenang diciptakan untuk memberi keamanan dan ketahanan agar durasi berenang menjadi lebih baik, kata Ririe.

4 dari 4 halaman

Risiko Tenggelam

Meningkatkan keamanan saat berenang menjadi hal penting lantaran ada risiko tenggelam yang mengintai saat berenang atau kegiatan air lainnya.

Data kasus tenggelam dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan setidaknya 236.000 orang meninggal akibat tenggelam setiap tahunnya.

Lebih dari setengah jumlah kematian akibat tenggelam terjadi pada kelompok usia di bawah 30 tahun. Laki-laki yang meninggal akibat tenggelam jumlahnya dua kali lipat lebih banyak ketimbang perempuan.

Di Indonesia, kasus tenggelam juga sering terjadi. Mengingat, Indonesia adalah negara kepulauan dengan perairan yang luas. Baik perairan darat seperti danau dan sungai maupun perairan laut.

Di tingkat dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-123 dengan kematian akibat tenggelam mencapai 4.518 jiwa. Namun, ini merupakan fenomena gunung es, di mana kejadian sebenarnya di lapangan tentu lebih banyak.

“Maka dari itu orang Indonesia tidak hanya perlu belajar renang, tapi juga perlu belajar cara menolong orang tenggelam atau hampir tenggelam,” kata Ririe.