Sukses

Kemunculan Polio di Purwakarta, Suntik Vaksin Polio Tipe 2 Belum Banyak Dipahami Dokter

Adanya kemunculan Polio di Purwakarta, suntik vaksin Polio Tipe 2 belum banyak dipahami dokter.

Liputan6.com, Bandung - Kemunculan polio di Purwakarta pada memberikan pelajaran tersendiri, pentingnya pemberian vaksin Polio Tipe 2 (Noval Oral Polio Vaccine Type 2/nOPV2). Namun, hal ini rupanya belum dipahami banyak dokter anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra Setya Wibawa mengungkapkan, kejadian polio di Purwakarta, yakni KLB Polio pada 13 Maret 2023 karena anak-anak tidak mendapatkan vaksin Polio Tipe 2.

Sehingga mereka belum terlindungi dari virus Polio Tipe 2. Seperti diketahui, virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu Strain-1 (Brunhilde), Strain-2 (Lansig), dan Strain-3 (Leon), yang termasuk Family Picornaviridae

Pemberian vaksin Polio utamanya selama ini menyasar untuk strain 1 dan 3 menggunakan vaksin Polio Oral Tipe 1  dan 3 (bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV).

“Pada saat di Purwakarta yang ditemukan strain 2, berarti kan anak-anak kita nih yang dikasih vaksinasi polio mulai tahun 2016 itu tidak pernah terpapar oleh vaksin jenis strain 2,” terang Rochady saat diwawancara Health Liputan6.com di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Bandung, ditulis Minggu (28/5/2023).

“Makanya, kita berikan sekarang itu Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio ini memberikan Noval Oral Polio Vaccine Type 2. Ini pun tidak dipahami banyak dokter-dokter, baik dokter umum, dokter spesialis anak.”

Sudah Diberikan bOPV, tapi Yang Muncul Polio Tipe 2

Rochady menuturkan, para dokter mempertanyakan, ‘anak-anak kan sudah diberikan vaksin Polio bOPV?’ Ia pun memberikan pemahaman, bahwa kasus polio yang muncul adalah strain 2, sedangkan bOPV menyasar virus Polio Tipe 1 dan 3.

“Ya pada bilang (dokter-dokter), ‘kan sudah saya berikan vaksin Polio yang bOPV?’ Iya, bOPV itu hanya untuk strain Polio 1 dan 3, sedangkan yang muncul di Purwakarta adalah yang strain 2,” tuturnya.

2 dari 3 halaman

Ketidaktahuan Soal Virus Polio Tipe 2

Terkait virus Polio strain 2 Rochady Hendra Setya Wibawa mengakui banyak pihak yang belum memahami informasi dan ada ketidaktahuan. Sebenarnya, Indonesia sudah dianggap bebas dari strain 2 sejak 2014.

Pada awalnya, vaksin polio itu trivalen untuk tiga jenis strain polio. Kemudian, karena Indonesia bebas Polio Tipe 2 pada 2014, maka pemberian vaksin Polio menjadi hanya ditujukan untuk tipe 1 dan 3.

“Polio sebetulnya ketidaktahuan bahwa tahun 2014 itu Indonesia dianggap sudah bebas Polio tipe 2. Tadinya kita ada vaksin trivalen, tiga macam yang mengandung virus Polio 1, 2, 3,” jelas Rochady. 

“Karena 2014 dianggap sudah bebas strain 2, mulai 2016 yang diberikan adalah bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV untuk strain 1 dan 3. Jadi ya tidak diberikan yang ada strain 2.”

Vaksin Polio Suntik Beda Jalur

Dengan demikian, adanya KLB Polio di Purwakarta, Dinkes Provinsi Jawa Barat sedang menggalakkan Sub PIN Polio dengan vaksin Noval Oral Polio Vaccine Type 2/nOPV2.

“Nah, Sub PIN Polio ini tidak lagi melihat status imunisasi karena dianggap memang belum pernah dapat (vaksin Polio) strain 2. Memang ada vaksin Polio suntik (IPV) yang mengandung strain 2, tapi jalurnya berbeda,” sambung Rochady. 

“Kalau disuntik, imunitasnya lebih banyak di peredaran darah. Untuk polio, ketika masuk misalnya oral fekal, tetap saja ususnya belum siap. Karena dia belum pernah tahu itu strain 2 seperti apa memorinya.”

Dalam hal ini, virus Polio menyebar melalui fecal-oral, artinya virus berkembang biak di sistem pencernaan, dan dikeluarkan melalui feses (tinja). Kemudian menyebar melalui air.

Risiko semakin besar jika sanitasi tidak baik seperti perilaku Buang Air Besar (BAB) sembarangan.

3 dari 3 halaman

Suntik Vaksin Polio Tipe 2 Berlangsung

Di Jawa Barat, Sub PIN Polio vaksin tipe 2 berlangsung dalam dua putaran. Putaran pertama mulai 3 April dan putaran kedua dimulai 15 Mei 2023.

“Sub PIN Polio  Noval Oral Polio Vaccine Type 2/nOPV2, kami lakukan dua putaran. Dari 3 April, nanti mulai 15 Mei putaran kedua,” pungkas Rochady.

“Jadi pas kita temukan kasus Polio tanggal 13 Maret, lalu 3 April kan kita langsung mengadakan Sub PIN soalnya itu jelang Lebaran. Kalau enggak cepet-cepet, nanti pada mudik ke Jawa Tengah, Jawa Timur, bisa menyebar se-Indonesia – virus Polio Tipe 2 nya.”

Penanganan Polio di Purwakarta

Dalam keterangan, Jumat (24/3/2023), Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati bersama Dinkes Purwakarta, Kementerian Kesehatan RI, serta WHO telah turun melakukan langkah penyelidikan epidemiologi polio.

Atas dasar rekomendasi Tim Ahli, beberapa langkah sudah diambil. Pertama, menggambil sampel tinja dari 30 anak sehat di desa tersebut untuk melihat apakah sudah ada sirkulasi virus dan terpapar pada anak sekitar tetapi tidak sakit (seperti kejadian di Aceh).

Kedua, skrining dari rumah ke rumah untuk mencari suspek accute flaccid paralysis (AFP). AFP merujuk ke gejala lumpuh layu akut yang dilaporkan.

Kemudian melihat situasi kesehatan anak-anak mulai dari riwayat imunisasi, kesehatan lingkungan, dan lain - lain. Hingga 17 Maret 2023, tim telah berhasil mewawancarai 261 kepala keluarga dari target 200 rumah, dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Barat.