Sukses

KIPI Imunisasi Ganda Bikin Orangtua Deg-Degan, IDAI: Aman, Efek Sama dengan Vaksinasi Tunggal

Tak sedikit orangtua yang khawatir KIPI pada imunisasi ganda. Ternyata, efek yang timbul sama saja dengan vaksinasi tunggal.

Liputan6.com, Jakarta - COVID-19 menyebabkan orangtua khawatir membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi. Ketika situasi pandemi COVID-19 sudah mulai terkontrol seperti saat ini maka imunisasi ganda menjadi salah satu cara untuk mengejar keterlambatan vaksinasi pada anak. 

Imunisasi ganda merupakan pemberian dua suntikan vaksin yang berbeda secara bersamaan. Namun, tak sedikit orangtua yang deg-degan karena rumor KIPI yang disebut-sebut sangat berat.

Menurut Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, efek yang timbul dari vaksinasi ganda sama sekali tidak bertambah. Antibodi yang dibentuk pun sama, baik pada vaksinasi tunggal maupun ganda.

“Ini aman. KIPI-nya juga nggak bertambah. Antibodi yang dibentuk juga sama, baik dipisah maupun diberikan bersama-sama. Setelah dilihat, ternyata itu tidak menambah. Nggak bikin KIPI-nya tambah banyak” kata Sri.

Sejalan dengan Sri, Ketua Panitia Childhood Immunization Update 2023 dan Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Hartono Gunardi menambahkan bahwa efek samping imunisasi ganda sama saja dengan pemberian vaksin tunggal.

“Jangan khawatir. Untuk efek samping itu sama seperti pemberian vaksin satu per satu,” kata Hartono.

Hartono mengungkap bahwa hasil penelitian yang dilakukan pada sekitar 600 anak menunjukkan bahwa hanya sekitar 25 persen anak yang mengalami demam karena vaksinasi.

“Efek samping vaksin itu ringan dan sementara. Vaksin yang diberikan pada anak-anak di posyandu itu pernah teliti di Jakarta dan Bandung. Sekitar 600 anak dipantau dan ternyata KIPI demam itu hanya sekitar 25 persen yang di atas 38 derajat,” jelas Hartono.

Bahkan, anak yang terkena demam tinggi di atas 39 derajat Celsius hanya sekitar 1 persen atau sekitar 1 dari 100 anak.

2 dari 5 halaman

Keamanan Vaksin

Ada dua kandungan vaksin yang masuk ke dalam tubuh anak secara sekaligus juga sering menimbulkan kekhawatiran para orangtua.

Menanggapi hal ini, Sri mengungkap bahwa seorang bayi bisa menerima ribuan, bahkan jutaan antigen. Oleh karena itu, menyuntikkan dua vaksin atau lebih pada bayi merupakan hal yang sangat aman.

“Bayi itu juga memasukkan virus ke badan dia, tapi dia nggak sakit, itu namanya antigen. Antigen bisa menimbulkan antibodi. Dengan prinsip itu, sebenarnya bayi itu bisa menerima antigen ribuan jutaan dan tidak apa-apa,” jelas Sri.

Sri menjelaskan bahwa ada beberapa penyakit yang tidak bisa hanya dengan ASI. Di sinilah peran imunisasi dibutuhkan.

"ASI itu bagus sekali bagi penyakit-penyakit ringan, tetapi untuk penyakit yang sangat menular itu tidak bisa. Harus dibikin vaksin. Jadi, secara keilmuan itu tidak ada istilah overloading dari antigen untuk vaksin bayi," lanjutnya.

3 dari 5 halaman

Tips Kurangi Tangisan Bayi, Berikan ASI Sebelum Imunisasi

Lebih lanjut Hartono membagikan tips untuk mengurangi tangisan anak saat vaksinasi. 

Dia menyarankan untuk memberikan ASI atau susu formula sebelum disuntik, sehingga tangisan bayi lebih tenang dan singkat.

“Salah satu tipsnya adalah sebelum disuntik, anaknya diberi ASI terlebih dahulu. Bayi yang perutnya kenyang atau tidak lapar itu akan menimbulkan tangisan yang tenang dan lebih singkat. Ini ada penelitiannya,” kata Hartono.

Hartono mengungkap bahwa bayi yang kadar glukosanya tinggi, baik dari ASI maupun susu formula, memiliki persepsi sakit yang lebih rendah. Oleh karena itu, tangisan cenderung lebih pendek dan tenang.

Memeluk bayi saat disuntik juga dapat membantu mengurangi tangisan, menurut Hartono.

“Lalu, bayinya lebih baik dipeluk sehingga memberikan rasa nyaman saat diberikan suntikan,” kata Hartono.

4 dari 5 halaman

Sudah Dilakukan Sejak 2012

Di Indonesia, imunisasi ganda telah dimulai sekitar tahun 2012 dengan Yogyakarta menjadi daerah percontohan. 

“Imunisasi ganda di indonesia itu sebetulnya sudah dimulai di Yogyakarta dari tahun 2012, jadi sudah sekitar 10 tahun yaitu pemberian DPT-HIB-HB dan IPV. Pada saat itu merupakan daerah percobaan,” ungkap Sri.

Sri mengatakan metode imunisasi ganda yang dilakukan di daerah-daerah tersebut mendapat sambutan baik oleh masyarakat.

“Kita pada waktu itu mencoba apakah bisa diterima oleh masyarakat dan ternyata acceptance-nya bagus sekali. Maka dari itu kemudian dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan di seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Sebelumnya, imunisasi ganda juga pernah dilakukan di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Bangka Belitung pada 2016 hingga 2017.

5 dari 5 halaman

Jadwal Imunisasi Rekomendasi Terbaru 2023