Sukses

8 Manfaat Konsumsi Waluh Kukus, Labu Kuning yang Ceritanya Tak Lekang Termakan Waktu

Bagi beberapa orang terutama pengguna Twitter, waluh kukus mungkin terasa begitu familier.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi beberapa orang terutama pengguna Twitter, waluh kukus mungkin terasa begitu familier. Pada tahun 2021 lalu, seorang warganet pernah membagikan ceritanya yang traumatis terkait waluh kukus.

Sejak saat itu, setiap kali ada yang menyebut soal waluh kukus, cerita milik akun @ainayed tersebut selalu ikut terbawa-bawa. Ada yang menyebut jikalau cerita labu kuning yang ditulis warganet satu ini tak pernah lekang oleh waktu.

Waluh atau yang juga sering disebut pumpkin terkenal dengan banyak manfaat kesehatannya. Sebab, waluh dipercayai punya banyak kandungan gizi. Terlebih lagi, pengolahannya pun terbilang mudah karena bisa sesederhana dikukus saja.  

Lantas, apa saja manfaat waluh untuk kesehatan? Berikut diantaranya.

1. Mengontrol Gula Darah

Konsumsi labu kuning atau waluh secara rutin dipercaya bisa membantu kontrol kadar gula darah agar berada di rentang normal. Hal itu dikarenakan senyawa dalam waluh dapat mengurangi kebutuhan insulin, terutama bagi pengidap diabetes.

Serta, senyawa yang ada dalam waluh sendiri dapat meningkatkan produksi insulin secara alami, seperti dikutip dari laman Klikdokter, Senin (5/6/2023).

Ada pun sebuah penelitian yang menemukan bahwa senyawa dalam waluh bernama trigonelin dan asam nikotinat diduga dapat menurunkan gula darah dan mencegah diabetes. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut soal manfaat satu ini.

2. Sumber Karbohidrat

Waluh dapat menjadi sumber karbohidrat. Sehingga sering dijadikan alternatif atau pilihan pengganti karbohidrat dalam asupan sehari-hari.

Namun, porsinya harus diperhatikan agar tidak berlebihan. Mengingat waluh punya indeks glikemik yang tinggi sekitar 75. Apabila direbus, indeks glikemik bisa lebih tinggi.

2 dari 4 halaman

3. Mempertajam Penglihatan

Satu cangkir waluh dapat memberi Anda sekitar 200 persen dari rekomendasi asupan vitamin A harian. Jadi, mengonsumsi waluh dipercaya dapat berdampak baik pada penglihatan seseorang.

Sebab, vitamin A memang dapat membantu Anda memiliki mata yang sehat dan melihat lebih jelas, terutama dalam kondisi yang minim cahaya.

Selain itu, mengutip WebMD, banyaknya kandungan vitamin A pada waluh juga dipercaya bisa menurunkan risiko kanker tertentu seperti kanker paru-paru atau kanker prostat.

Namun, konsumsi waluh saja tidak serta merta bisa mengurangi risiko kanker. Hanya disebut dapat membantu. Masih ada faktor lain yang bisa berkontribusi.

3 dari 4 halaman

5. Penguat Beta Karoten

Beta karoten merupakan salah satu jenis nutrisi yang dapat membuat buah dan sayur menghasilkan warna. Nantinya saat sudah dikonsumsi dari buah dan sayur, zat beta karoten dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A.

Waluh pun masuk dalam daftar makanan dengan kandungan beta karoten tinggi. Tubuh akan mengubah kandungan pada waluh menjadi vitamin A, yang mana bisa bermanfaat untuk penglihatan, meningkatkan imunitas, dan membantu jantung, paru-paru, ginjal, dan organ lainnya agar tetap sehat.

6. Meningkatkan Imunitas

Selain beta karoten, waluh menawarkan vitamin C, vitamin E, zat besi, dan folat, yang semuanya memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda.

Konsumsi waluh dapat membantu sel-sel kekebalan Anda bekerja lebih baik untuk menangkal kuman dan mempercepat penyembuhan saat Anda mengalami luka.

4 dari 4 halaman

7. Menurunkan Tekanan Darah

Warna oranye pada waluh merupakan tanda bahwa ia dikemas dengan kandungan potasium, sesuatu yang penting untuk dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Biji waluh tawar juga penuh dengan mineral dan sterol yang meningkatkan kadar kolesterol baik dan membantu menurunkan tekanan darah.

8. Kandungan Potasium Tinggi

Berkaitan dengan kandungan potasium yang tinggi turut membuat waluh dikaitkan dengan penurunan risiko stroke, batu ginjal, dan diabetes tipe 2.

Bonus lainnya, potasium turut dipercaya dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang dan meningkatkan kesehatan tulang.