Sukses

Jelang ASEAN Dengue Day 2023, Ini 6 Strategi Tangani Demam Berdarah di Indonesia

Setiap tanggal 15 Juni diperingati sebagai ASEAN Dengue Day 2023. Dengan kasus demam berdarah yang masih tinggi di Indonesia, Kemenkes mengungkap strategi penanggulangan dengue.

Liputan6.com, Jakarta Sejak 2010, negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) memperingati ASEAN Dengue Day (ADD) setiap tanggal 15 Juni.

Tahun 2023 ini, tema nasional ADD yang digagas adalah ‘Wujudkan Indonesia Bebas Dengue’. Dengue atau demam berdarah merupakan penyakit yang masih sering menjangkit penduduk Indonesia, terutama usia anak-anak.

Oleh sebab itu, tema yang diusung pada tahun ini relevan dengan tujuan peringatan ADD itu sendiri.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Pambudi mengungkap, salah satu tujuan peringatan ADD ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan indikasi negatif demam berdarah.

“Yang kedua, ADD sebagai media sosialisasi dan advokasi keterlibatan setiap individu di dalam komunitas, yaitu bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk mencegah dan mengendali dengue,” tuturnya dalam konferensi pers bertajuk ‘Peringatan ASEAN Dengue Day 2023’ oleh Kemenkes RI di Jakarta Selatan pada Senin, (12/6/2023).

“Jadi, bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, semua harus terlibat,” lanjut Imran.

Tak hanya itu, hari ADD juga sebagai sarana promosi dan kampanye terkait tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif, mengutip Imran.

“Keempat, untuk meningkatkan kerja sama dan komitmen bersama di antara negara-negara ASEAN dalam upaya pencegahan dan pengendalian dengue dalam jangka panjang,” ujar pria lulusan Mahidol University, Thailand itu.

2 dari 4 halaman

Strategi Penanggulangan Dengue atau Demam Berdarah

Imran mengungkap, data Kemenkes RI sampai minggu ke-22 tahun 2023 menunjukkan angka demam berdarah di Indonesia tergolong tinggi. 

Data tersebut menunjukkan, angka kumulatif kasus demam berdarah mencapai sebanyak 35.694 kasus. 

“Untuk kabupaten/kota dengan kasus tertinggi adalah Kota Denpasar, disusul Kota Bandung. Kemudian, dengan kasus kematian tertinggi, paling banyak ada di Kendal, Jawa Tengah,” tutur Imran.

Oleh sebab itu, Imran menegaskan upaya pemerintah dengan strategi penanggulangan dengue di Indonesia untuk 2021 hingga 2025.

Penguatan Manajemen Vektor yang Efektif

Imran mengungkap, penguatan manajemen vektor merupakan hal penting untuk mencegah dan menanggulangi demam berdarah. Adapun vektor adalah nyamuk yang bisa menularkan dengue.

“Sedangkan dengue adalah virusnya,” jelas Imran.

Peningkatan Akses dan Mutu Tata Laksana Dengue

Menurut Imran, sebenarnya tata laksana mudah dilakukan. Namun, kondisi-kondisi tertentu kerap menghambat akses dan tata laksana.

“Sebetulnya tata laksana itu kan masalah cairan saja. Namun, karena mungkin terlambat, atau pasien datang dengan kondisi gemuk, tidak bisa dideteksi bagaimana kebocoran cairannya, dan sebagainya,” tuturnya.

3 dari 4 halaman

Strategi Penanggulangan Dengue oleh Pemda dan Masyarakat

Penguatan Surveilans (Pengamatan) Dengue yang Komprehensif dan Manajemen Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Responsif

Mengenai manajemen KLB, Imran mengingatkan pemerintah daerah untuk berperan mengawasi dan menangani.

“Bagaimana respons yang kuat harus dilakukan, bagaimana penyelidikan epidemiologi dilakukan. Ini dilakukan di kabupaten/kota,” terang Imran.

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Institusi yang Berkesinambungan

Imran juga menegaskan, kasus demam berdarah bukan hanya masalah fasilitas kesehatan (faskes).

“Tetapi, masyarakat dan institusi juga harus berpartisipasi aktif. Jangan sampai ada genangan-genangan, itu (virus) ada di sana,” katanya.

4 dari 4 halaman

Strategi Penanggulangan Dengue Lainnya

Penguatan Kebijakan Manajemen Program, Kemitraan, dan Komitmen Pemerintah

Dengan strategi ini, Imran berharap, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang cukup.

“Baik sumber daya manusia maupun sumber daya dana, agar bisa mengatasi permasalahan dengue ini,” ujarnya.

Melakukan Kajian, Penelitian, dan Inovasi

Lebih lanjut, Imran mengungkap, strategi berikutnya adalah melakukan kajian, penelitian, dan inovasi sebagai dasar kebijakan, serta manajemen program berbasis bukti.

“Kita selalu harus berinovasi, untuk bisa melakukan pengendalian dan penanggulangan dengue ini. Ada vaksin, juga ada penelitian-penelitian yang bisa kita manfaatkan,” ujarnya.