Sukses

Pria Obesitas Asal Tangerang Alami Luka-Luka di Punggung dan Paha, Dokter Beberkan Penyebabnya

Pasien obesitas bernisial MF di RSCM alami luka di punggung dan paha karena terlalu gemuk dan besar.

Liputan6.com, Jakarta - Pasien obesitas asal Tangerang berinisial MF telah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah dirujuk dari RSUD Tangerang pada 9 Juni 2023.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti, mengungkap bahwa selain permasalahan obesitas, ada juga masalah lain pada MF, yaitu luka pada beberapa bagian tubuh.

Lies menjelaskan bahwa saking besar dan gemuknya badan pasien, gesekan antara anggota tubuh menimbulkan luka di beberapa tempat.

“Banyak luka dimana-mana."

"Saking besar dan gemuknya, beberapa gesekan antara anggota tubuh juga bisa menimbulkan luka. Misalnya, di paha dan di punggung karena susah telentang,” kata Lilies Press Conference Pasien Obesitas Dalam Penanganan RSCM, Rabu (14/06/2023).

Luka tersebut memerlukan perawatan tersendiri karena sudah mengalami infeksi. 

Selain disebabkan oleh gesekan antar bagian tubuh, kondisi lingkungan yang lembap bisa menimbulkan luka dan infeksi pada kulit.

Kondisi MF yang tidak bisa bergerak memaksanya harus terus berada di ruangan yang lembap, sehingga memperparah luka di tubuhnya.

Dokter spesialis kulit dan kelamin RSCM, Eliza Miranda, mengungkapkan bahwa alasan lain pasien alami luka di bagian belakang tubuh, seperti punggung dan bokong adalah karena berada di posisi tidur yang terlalu lama.

"Mungkin karena posisi tidur dalam posisi lama. Kaki kanannya juga membesar akibat dari sumbatan. Penyebabnya sedang kita cari," ujarnya.

2 dari 4 halaman

Tak Ada Tempat Tidur yang Cukup

MF ditempatkan di satu ruangan khusus yang dimodifikasi hanya untuk yang bersangkutan, karena tidak ada tempat tidur yang cukup untuk pasien berusia 26 tahun tersebut.

“Karena kondisi yang sangat luar biasa itu kami tidak bisa merawat di ruang rawat biasa, kami menyiapkan satu ruangan khusus yang hanya untuk yang bersangkutan. Dia tidak bisa di tempat tidur karena berat badan yang tidak memungkinkan adanya tempat tidur yang cukup,” ungkap Lies.

Lies menambahkan, alat-alat untuk ICU dipindahkan ke ruangan tersebut untuk memonitor pasien, dengan memodifikasi ruangannya menjadi mini ICU.

"Ruangannya cukup luas sekitar 6 x 6 meter, dengan ventilator, obat-obat infus yang cukup banyak. Kemudian ada monitoring curah jantung. Tempat tidurnya kami modifikasi, sehingga dia dalam posisi kepalanya sedikit naik karena itu adalah posisi paling idea untuk perawatan ICU," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Kondisi Sudah Stabil

Lies dan para dokter lainnya yang menangani kasus MF mengungkap bahwa kondisi pasien saat ini cukup stabil. Akan tetapi, pasien masih harus terus dalam pemantauan.

“Perkembangan selama perawatan di ICU kondisinya cukup stabil, tetapi kami harus benar-benar memantau karena perubahan fisiologi pada pasien yang gemuk itu sangat unik,” jelas Lilies dan rekan.

Pihak RSCM mengaku masih memerhatikan berbagai parameter, pernapasan, ginjal, jantung, dan infeksi pasien satu persatu.

“Sistem kami lebih melihat, menunggu, dan menangani apa yang terjadi sambil mengembalikan kondisi pasien,” lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Imbau untuk Minta Pertolongan Jika Membutuhkan

Berkaca dari kasus MF, RSCM bersama dengan Kementerian Kesehatan mengimbau orang dengan obesitas untuk segera meminta pertolongan yang mereka butuhkan.

“Dengan ini kami ingin memberi tahu bahwa jangan-jangan masih ada yang (kasus) tersembunyi. Kalau ada orang yang perlu pertolongan dan kita harus cegah,” imbau Lies.

Lies menambahkan bahwa meski berat badan belum sampai 200 kg, kondisi tersebut tetap harus segera mendapatkan pertolongan agar tidak bertambah parah karena berbagai komplikasi.

“Mungkin belum sampai 200 kg lebih, tetapi kita harus mencegah bahwasannya orang tidak boleh dibiarkan untuk bertambah gemuk kemudian sakit dengan berbagai komplikasi,” lanjutnya.