Sukses

6 Fakta tentang Muhammad Fajri Pria Obesitas dari Tangerang, Kini Dirawat di RSCM

Pria obesitas asal Tangerang, Muhammad Fajri, yang memiliki bobot 260 kilogram dirujuk ke RSCM Jakarta dari RSUD Tangerang. Berikut fakta terkait kondisi terbaru Fajri.

Liputan6.com, Jakarta - Pria obesitas asal Tangerang, Muhammad Fajri, yang memiliki bobot 260 kilogram dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dari RSUD Tangerang pada Jumat 9 Juni 2023 malam.

Alih-alih menggunakan ambulans, proses pemindahan Fajri dilakukan dengan truk Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBD Kota Tangerang. Hal ini dilakukan karena tak ada ambulans yang cukup luas untuk membawa Fajri.

Truk Damkar yang biasa membawa logistik dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengangkut pria obesitas tersebut.

Menurut Kepala BPBD Kota Tangerang, Maryono, truk Damkar diberi kasur yang berasal dari RSU, beserta alat penunjang kesehatan. 

Persiapan logistik dan administrasi selesai pada pukul 18.30 WIB, setelah itu barulah petugas membawa Fajri ke RSCM.

“Setelah habis maghrib tadi diantar ke RSCM. Didampingi petugas kami (Damkar) ada 7 orang, petugas RSU tiga orang, tenaga medis,” kata Maryono, seperti melansir News Liputan6.com.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti, pihaknya menerima rujukan dengan kondisi Fajri yang sudah membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Melalui konferensi pers yang dilakukan RSCM pada Rabu 14 Juni 2023, terungkap beberapa fakta terkait kondisi terbaru Fajri. Apa saja?

Estimasi Berat Aslinya Bukan 300 Kilogram, Tetapi 260 Kilogram

Menurut Lies, estimasi berat badan Fajri bukan 300 kg seperti yang sebelumnya beredar, tetapi 260 Kg.

“Mengenai berat yang sesungguhnya, memang yang kami terima itu berdasarkan berat estimasi. Pertama dikirim dengan estimasi 260 kg,” kata Lies pada Press Conference Pasien Obesitas Dalam Penanganan RSCM pada Rabu 14 Juni 2023.

Akan tetapi, menurut Lies, angka ini masih merupakan berat estimasi karena belum ada timbangan yang mampu menimbang lebih dari 150 kg.

2 dari 4 halaman

Penyebab Obesitas

Menurut Lies, salah satu penyebab obesitas yang terjadi pada Fajri karena gangguan hormon tiroid pasien tergolong rendah.

"Hal ini memengaruhi kecepatan metabolismenya sehingga menjadi lebih lambat," kata Lies.

Selain itu, Lies mengatakan bahwa Fajri diketahui memiliki riwayat kecelakaan sebanyak dua kali, yaitu tiga tahun lalu dan delapan bulan lalu.

Lies mengungkap bahwa riwayat kecelakaan tersebut membuat Fajri tidak beraktivitas dan tubuhnya tidak aktif selama beberapa bulan, sehingga memperparah kondisi obesitasnya.

Dirawat Oleh 14 Dokter

Kondisi yang tergolong parah ini mengharuskan Fajri ditangani lebih dari 14 dokter multidisiplin.

"Kondisi pasien saat ini masih memerlukan banyak sekali pemeriksaan dan penanganan oleh tim dari multidisiplin RSCM," ujar Lies.

Adapun 14 dokter multidisiplin keilmuan yang diturunkan buat menangani Fajri, di antaranya Dokter Anestesiologi dan Perawatan Intensif, Respirologi, Endokrin-Metabolik, Gastro-Enterologi, Kardiologi, Ilmu Penyakit Dalam, Bedah Digestif, Bedah Vaskuler, Urologi, Neurologi, Psikiatri, Dermatologi Venerologi, Rehabilitasi Medik, Gizi Klinik, dan lainnya.

Menurut Lies, ke depannya jumlah itu mungkin masih akan terus bertambah.

3 dari 4 halaman

Alami Luka Dimana-Mana

Lies mengungkap bahwa selain permasalahan obesitas, ada juga masalah lain pada Fajri, yaitu luka pada beberapa bagian tubuh.

“Banyak luka dimana-mana. Saking besar dan gemuknya, beberapa gesekan antara anggota tubuh juga bisa menimbulkan luka. Misalnya, di paha dan di punggung karena susah telentang,” kata Lilies.

Luka tersebut memerlukan perawatan tersendiri karena sudah mengalami infeksi. 

Dirawat di Kamar Khusus, Sejenis ICU Mini

Lies menyebut bahwa Fajri ditempatkan di satu ruangan khusus yang dimodifikasi hanya untuk yang bersangkutan lantaran tidak ada tempat tidur yang cukup untuk pria 26 tahun tersebut.

"Karena kondisi yang sangat luar biasa itu kami tidak bisa merawat di ruang rawat biasa, kami menyiapkan satu ruangan khusus yang hanya untuk yang bersangkutan," ujar Lies.

Lies, menambahkan, alat-alat ICU pun dipindahkan ke ruangan tersebut untuk memonitor Fajri dengan memodifikasi ruangan menjadi mini ICU.

4 dari 4 halaman

Tak Bisa Tidur Telentang

Dokter ICU RSCM, Sidharta Kusuma Manggala, menjelaskan bahwa saat ini Fajri tak bisa tidur telentang. Hal ini menandakan adanya masalah di paru-paru dan jantung pasien.

“Riwayat Fajri dalam 1 bulan terakhir sudah tak bisa tidur telentang. Ini menandakan ada masalah di paru-paru dan jantung. Namun, sekarang sudah bantu semuanya untuk nafas dan lain-lain di ruang khusus,” jelas Arta.

Setelah dirawat dengan sejumlah alat bantu, kondisi Fajri kini perlahan stabil. Saat ini, dokter berfokus untuk menjaga kestabilan kondisi pasien.