Liputan6.com, Jakarta - Anggapan orangtua untuk lebih baik membeda-bedakan mainan anak sesuai gender, laki-laki dan perempuan kerap terjadi. Pilihan mainan pun menyasar soal problem maskulinitas dan feminim.
Psikolog Anak dan Keluarga, Saskhya Aulia Prima menilai zaman sekarang justru pilihan mainan anak mulai lebih terbuka. Artinya, tidak sebatas melihat, apakah si anak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, melainkan manfaat dari mainannya itu sendiri.
Baca Juga
"I would say (saya ingin mengatakan), ini kan bukan jenisnya maskulin atau feminim, tapi manfaatkan yang lebih ke fisik sama yang mereka pelajari, technical (teknik) sama mechanical (mekanik) dan buat merangsang motorik halus dan kasarnya," ucap Saskhya saat acara media launch NERF Challenge di Mal Gandaria City, Jakarta beberapa hari lalu.
Advertisement
"Kalau emang minat ya enggak apa-apa. Mungkin (anak-anak) yang terbiasa sedentari -- jarang berkegiatan aktif -- ya dikenalin aja supaya mereka mau gerak."
Yang Membedakan adalah Stimulasi yang Didapat
Menurut Saskhya, yang membedakan mainan anak adalah tergantung stimulasi apa yang didapat.Â
"Sebenarnya, kalau kita ngeliat semua tools, semua alat yang dipakai sama anak itu ya alat pembelajaran. Biasanya dari alatnya itu akan membedakan mereka akan dapat stimulasi apa," terangnya.
"Kalau mainan yang cenderung, misalnya mungkin lebih feminim, masak-masakan itu biasanya buat latihan carrying sama orang, buat latihan perhatian gitu. Tapi mainan-mainan yang tipenya kayak tembak-tembakan, biasanya membantu mereka untuk lebih belajar sesuatu yang technical."
Kasih Anak Mainan yang Bervariasi
Saskhya Aulia Prima menambahkan, orangtua dapat memberikan anak mainan yang bervariasi.
"Sekarang perempuan-perempuan juga udah into science, into technology, into technical. Jadi ibaratnya dibandingkan dibedain, mending kita kasih exposure to the kids (paparan terhadap anak-anak) yang beda-beda gitu," tambahnya.
"Supaya mereka punya semua skills (kemampuan), terbiasa mereka juga seneng. Jangan sampe ada, oh ada pekerjaan yang buat cowok, ada pekerjaan yang cewek banget. Tapi nanti biar mereka pilih sendiri nanti."
Advertisement
Mainan adalah Media Pembelajaran
Mainan adalah media pembelajaran bagi anak. Lewat bermain adalah cara anak-anak belajar. Bahkan dari anak usia nol bulan sekalipun orangtua sudah bisa mengajak anak bermain seperti disampaikan psikolog anak dan remaja Cecilia Sinaga.
"Jangan beranggapan masih kecil terus enggak diajak bermain ya. Ajak bermain bisa dari anak nol bulan. Dengan berinteraksi dengan anak sejak kecil mereka kecil bisa membangun suasana hati anak," kata wanita yang disapa Cecil dalam webinar bersama Toys Kingdom untuk anak-anak di Sikka, Nusa Tenggara Timur pada Kamis, 16 Juni 2022.
Menstimulasi Daya Pikir dan Kreativitas
Selain sebagai media, mainan juga bisa melatih keterampilan anak, lalu menstimulasi daya pikir dan kreativitasnya. Secara umum manfaat mainan terbagi menjadi tiga, yaitu kognitif, fisik, dan sosio-emosional.
Mainan untuk melatih kognitif anak karena bisa menstimulasi daya pikir dan daya ingat, mengasah kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas berpikir.
Kemudian manfaat mainan untuk melatih fisik anak karena dengan bermain bisa menstimulasi gerak tubuh anak, melatih kesimbangan, fokus dan konsentrasi anak.