Liputan6.com, Jakarta Gagal jantung adalah kondisi yang sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Akibatnya, terjadi kegagalan dalam suplai darah, nutrisi, dan oksigen ke berbagai organ tubuh. Kondisi ini dapat berkaitan dengan kelainan pada otot jantung, baik berupa otot yang melemah atau kaku, atau pembebanan jantung yang berlebih.
Baca Juga
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, subspesialisasi gagal jantung di RS Siloam Kebon Jeruk, Leonardo Paskah Suciadi, mengatakan bahwa setidaknya ada tujuh gejala yang merujuk pada gagal jantung.
Advertisement
Ketujuh gejala itu adalah:
- Sesak napas yang memberat seiring waktu, terutama setiap beraktivitas atau berbaring terlentang.
- Sering kali, pasien membutuhkan ganjalan beberapa bantal saat tidur terlentang agar tidak terasa sesak napas.
- Cepat lelah dan tidak bertenaga saat beraktivitas.
- Bengkak di kedua tungkai.
- Perut begah dan membesar, disertai dengan mual dan penurunan nafsu makan.
- Gampang berdebar atau nadi yang cepat, bahkan hingga pingsan.
- Batuk-batuk saat tidur malam atau berbaring terlentang.
Gejala gagal jantung bisa berkisar dari yang stabil hingga berat, dan berpotensi memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan serta berakhir dengan kematian.
“Keluhan-keluhan ini terkadang kurang jelas ditemukan pada kasus gagal jantung stadium awal atau pada penderita usia lanjut yang sudah kurang aktif bergerak. Sehingga check up rutin pada penderita yang berisiko tinggi sangat dianjurkan untuk dilakukan,” kata Paskah dalam keterangan pers, Selasa (20/6/2023).
Risiko Gagal Jantung Tinggi pada 9 Orang Ini
Peraih gelar dokter spesialis kardiologi dari Universitas Padjajaran (Unpad) itu juga menyebutkan beberapa faktor risiko gagal jantung. Menurutnya, risiko gagal jantung meningkat pada:
- Pasien dengan penyakit jantung koroner atau riwayat serangan jantung
- Pasien dengan riwayat tindakan intervensi koroner (pasang stent jantung) dan riwayat operasi bedah jantung (bypass).
- Pasien hipertensi kronik khususnya yang tidak terkontrol.
- Pasien kencing manis lama atau yang tidak terkontrol.
- Orang yang kegemukan atau obesitas.
- Orang dengan penyakit ginjal kronik stadium lanjut.
- Orang yang memiliki riwayat penyakit jantung usia dini di keluarga.
- Pasien kanker yang pernah mendapatkan kemoterapi tertentu atau radioterapi.
- Orang yang pernah didiagnosis dengan penyakit jantung katup, misalnya penyakit jantung rematik saat usia relatif muda.
Advertisement
11 Penyebab Gagal Jantung
Lebih lanjut, Paskah menjelaskan soal penyebab gagal jantung. Menurutnya, penyebab dari kondisi gagal jantung bisa berasal dari berbagai macam penyakit jantung.
Penyakit jantung koroner dan penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan penyebab yang paling sering ditemui.
Selain itu, berbagai penyebab lainnya antara lain:
- Penyakit jantung katup.
- Kelainan jantung bawaan yang tidak dikoreksi.
- Kelainan otot jantung spesifik (kardiomiopati).
- Penyakit metabolik (kencing manis, gangguan hormon tiroid, kegemukan, anemia).
- Kelainan genetik.
- Penyakit ginjal kronik.
- Penyakit paru kronik.
- Konsumsi alkohol (alkoholisme).
- Infeksi atau peradangan jantung (miokarditis).
- Efek toksik dari obat-obatan (tersering pasca kemoterapi atau radioterapi kanker).
- Kelainan otot jantung terkait kehamilan.
5 Tahap Pemeriksaan Gagal Jantung
Dokter yang menamatkan studi lanjutan tentang gagal jantung di Belanda (2018) dan Singapura (2021-2022) ini juga menjelaskan, terdapat beberapa tahap pemeriksaan untuk kondisi gagal jantung.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pemeriksaaan fisik untuk menilai keluhan dan tanda-tanda khas.
- Pemeriksaan rekam jantung (EKG) untuk dugaan adanya kelainan jantung.
- Pemeriksaan ekokardiografi jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung.
- Pemeriksaan laboratorium darah untuk menunjang diagnosis (NTproBNP atau BNP) maupun untuk menilai berbagai kelainan penyerta yang berkaitan. Misalnya, fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dan lain sebagainya.
- Pemeriksaan pencitraan lanjut berupa ekokardiografi transesofageal (melalui kerongkongan)/MRI jantung/pencitraan nuklir/CT Scan jantung. Ini dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis maupun menentukan penyebab pasti dari gagal jantung.
Advertisement