Sukses

Daftar 3 Makanan Khas Idul Adha di Indonesia Serta Besaran Kalorinya, Ternyata Ini yang Paling Kecil

Macam-macam makanan khas Idul Adha di Indonesia yang menjadi favorit banyak masyarakat

Liputan6.com, Jakarta - Ragam masakan berbahan daging kambing atau sapi yang menggugah selera tersaji di atas meja selama Idul Adha.

Mulai dari satai (sate), gulai, hingga semangkuk sop kambing dengan aroma kuah yang gurih dan sedikit hint yang berasal rempah-rempah khas Indonesia.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menyantap makanan-makanan ini lantaran takut kolesterol tinggi, tekanan darah naik, atau mag (maag) yang mendadak kambuh.

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya daging kambing memiliki kalori, lemak, dan kolesterol total yang cukup rendah dibanding daging sapi dan ayam.

Kalori Daging Kambing, Bahan Masakan Makanan Idul Adha

Dijelaskan dr Adhiatma Gunawan dari PT Good Doctor Technology Indonesia, tiga ons daging kambing mengandung 122 kalori dan 3,2 miligram (mg) zat besi.

"Sedangkan di dalam daging sapi kalorinya sebesar 179 kkal dan 2,9 mg zat besi. Lalu di ayam, kalorinya 162 kkal dan 1,5 mg zat besi," kata Adhiatma dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu 25 Juni 2023.

Pun kandungan protein di dalam daging kambing yang disebut Adhiatma juga besar,"Tiga ons daging kambing dapat memenuhi 46 persen dari nilai protein harian kebanyakan orang.".

Protein Daging Kambing Lebih Tinggi

Lebih lanjut dikatakannya bahwa daging kambing juga aman, dilihat dari sisi lemak jenuh dan kolesterol.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Chief Medical Officer, per porsi daging kambing mengandung 0,79 gram lemak jenuh yang aman untuk jantung dan 63,8 mg kolesterol.

Meski dapat dikatakan aman untuk dikonsumsi apalagi saat Idul Adha, Adhiatma, mengatakan, kita perlu memerhatikan cara mengolah dan menyantap makanan khas Idul Adha di Indonesia agar terhindar dari masalah kesehatan yang mungkin terjadi.

 

 

2 dari 4 halaman

Penyakit Mag Sedang Jadi Tren Jauh Sebelum Idul Adha

Berdasarkan data yang masuk di platform Good Doctor, lanjut Adhiatma, sejak Idul Adha tahun lalu memang terjadi peningkatan tren telekonsultasi orang dengan gangguan kolesterol, di samping penyakit mag yang sampai tiga bulan terakhir masih menjadi tren.

Melihat situasi tersebut, Good Doctor pun menyediakan spesialis gizi klinis dan klinik khusus atas mag guna memudahkan masyarakat memeroleh pandungan pola makan sehat yang dapat disesuaikan.

"Dengan begitu orang-orang yang punya riwayat sakit mag dapat merayakan Idul Adha dengan tenang dan aman," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Daftar Kalori dari 3 Macam Makanan Khas Idul Adha di Indonesia

Dari tiga jenis makanan khas Idul Adha favorit orang Indonesia, menurut Adhiatma kalori terendah terdapat di seporsi sop kambing.

"Sebenarnya, daging kambing paling aman diolah menjadi sup karena dalam semangkuk lengkap dengan tambahan daun bawang, seledri, dan tomat, kalorinya hanya 68 kkal," ujarnya.

Berikut daftar kalori dari makanan khas Idul Adha.

  1. Sop kambing : 68 kkal
  2. Sate kambing : Kalori satu tusuk sate kambing adalah 32 kkal. Jika dalam sekali makanan menghabiskan 10 tusuk, kalori yang masuk adalah 320 kkal. Itu di luar penggunaan kecap dan tambahan-tambahan lainnya yang tanpa disadari mengandung kalori yang besar.
  3. Gulai kambing : 100 gram daging kambing yang dijadikan gulai terdapat kalori sebanyak 125 kkal.

"Padahal, asupan kalori harian yang disarankan adalah 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 untuk pria," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Ancaman Kesehatan Bukan pada Daging Kambing yang Identik Sebagai Bahan Masakan Makanan Khas Idul Adha di Indonesia

Seperti yang disebutkan Adhiatma, jarang diketahui bahwa ancaman yang tersembunyi dalam makanan khas Idul Adha bukan berasal dari daging kambing-nya.

Melainkan pemakaian garam, penyedap rasa, dan kecap yang kerap berlebihan. Banyak yang tidak menyadari bahwa ketiga jenis bumbu tambahan ini mengandung natrium.

Dikutip dari situs Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), peningkatan jumlah natrium dalam sel akan mengganggu keseimbangan cairan.

Masuknya cairan ke sel akan mengecilkan diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya tekanan darah.

Video Terkini