Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menegaskan, bahwa setiap keluarga harus memberikan proteksi kepada anak-anak dalam penggunaan ponsel.
Hal itu Muhadjir terangkan mengingat anak-anak telah terpapar berbagai macam informasi yang berasal dari media sosial (medsos) yang beredar sangat bebas.
Baca Juga
Apalagi kemudahan teknologi informatika bila kebablasan dapat mendegradasi fungsi otak, termasuk daya baca dan tulis serta memerosotkan tata nilai keluarga. Untuk itu, diharapkan keluarga dapat menyaring berbagai informasi yang tidak baik bagi tumbuh kembang anak.
Advertisement
“Kita harus betul-betul bisa membekali anak-anak agar mereka mampu menyaring informasi yang masuk dan penggunaan ponsel tidak mengganggu kondisi kesehatan, mental dan pertumbuhan anak,” tegas Muhadjir saat talkshow, Siapkan Keluarga Berkualitas Menuju Generasi Emas di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Jika Lingkungan Keluarga Baik, Kondisi Negara Akan Baik
Menurut Muhadjir, bangsa Indonesia akan dapat mengatasi berbagai macam masalah, jika setiap keluarga bisa mengatasi masalah yang dimilikinya masing-masing. Ia meyakini jika lingkungan keluarga berjalan dengan baik, maka kondisi negara juga dipastikan akan baik.
“Maka dari itu harus ada family value. Nilai-nilai yang harus ada dan diterapkan dalam setiap keluarga," ujarnya.
"Harapannya talkshow ini juga akan mempunyai output rumusan seperti apa nilai keluarga yang ideal untuk Indonesia."
Tingkatkan Ketahanan Keluarga
Dalam memastikan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, Pemerintah telah membangun sistem iBangga atau Indeks Pembangunan Keluarga yang digunakan untuk mengukur tiga dimensi dalam keluarga.
Yaitu dimensi kemandirian, dimensi ketenteraman, dan dimensi kebahagiaan. Diketahui saat ini, capaian iBangga telah mengalami peningkatan, dari 54,01 di tahun 2021 menjadi 56,07 di tahun 2022.
Untuk dimensi ketenteraman mencapai 58,23, dimensi kemandirian berada di angka 52,41, dan dimensi kebahagiaan sebanyak 57,56.
“Capaian ini tentunya harus kita tingkatkan agar keluarga Indonesia benar-benar memiliki ketahanan dan ketangguhan untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang semakin kompleks ke depannya,” Menko Muhadjir Effendy menerangkan.
Advertisement
Pastikan Kesejahteraan Individu
Untuk itu, Muhadjir Effendy ingin memastikan agar keluarga mampu melaksanakan delapan fungsi keluarga yang harus dipersiapkan sejak awal membangun insititusi keluarga dan memastikan kesejahteraan individu dalam keluarga agar terpenuhi hak-haknya.
Kemudian terlindungi sesuai siklus kehidupan, pembagian peran yang setara, serta didukung lingkungan yang aman dan sehat.
Adapun talkshow ini merupakan rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2023, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman individu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya membangun keluarga yang berkualitas sebagai fondasi pembangunan bangsa dan negara menuju Indonesia Emas.
Temani Anggota Keluarga Hadapi Penyakit Kronis
Berkaitan dengan keluarga, rasa sedih mungkin sudah jadi hal pasti saat harus berhadapan dengan anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis. Belum lagi, jika Anda sendiri harus berjuang menjadi pengasuh utama atau caregiver-nya.
Namun, bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan sebagai seorang caregiver.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sekaligus Pengurus Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI), Adhityawarman Menaldi, M.Psi berpesan soal hal-hal apa saja yang bisa dilakukan sebagai caregiver.
"Hindari buru-buru menyalahkan si pasien. Berjarak sejenak dengan problem yang tiba-tiba bereskalasi tinggi ini. Cari orang untuk dapat membantu menenangkan pikiran dan hati. Sehingga dapat segera memikirkan cara yang lebih strategis untuk menyelesaikan problem ini," ujar psikolog yang akrab disapa Iman pada Health Liputan6.com ditulis Kamis, (2/3/2023).
Iman menjelaskan, berlatih manajemen emosi turut dapat dijadikan pilihan untuk caregiver. Dengan begitu, batas kelelahan dianggap bisa meningkat dan Anda tidak lagi mudah putus asa.
"Berlatih manajemen emosi dengan lebih baik supaya batas kelelahan menjadi lebih tinggi, tidak mudah putus asa," kata Iman.
Selain itu, Iman menyarankan untuk memandang situasi dari sisi yang lebih baik. Daripada terus-menerus mencari beban atau kelelahan yang sudah pasti ada.
Advertisement