Liputan6.com, Jakarta - Cuplikan video kreator konten Erna Megawati atau Mega Kenichiro ketika ngobrol menggunakan dua bahasa dengan putranya yang memiliki darah Jepang sempat viral di media sosial.
Dalam video yang banyak diunggah ulang oleh akun-akun kumpulan komedi, perempuan asal Tulungagung itu berbicara pada putranya, Natsuki, dengan bahasa Indonesia atau Jawa. Sedangkan sang anak menjawabnya dengan bahasa Jepang. Komunikasi dua bahasa ini disebut pula bilingual.
Baca Juga
Video ini pun banyak disukai oleh warganet dan sesekali muncul di beranda sosial media hingga kini. Beberapa video kebersamaan keduanya pun acap kali diunggah di akun Instagram pribadi @mas_natsuki.
Advertisement
Komunikasi antara ibu dan anak menggunakan dua bahasa kemudian menimbulkan tanya, apakah mungkin mengajarkan buah hati untuk menguasai dua bahasa sejak dini?
Penjelasan Psikolog
Menurut psikolog Gianti Amanda, mengajarkan anak dua bahasa atau bilingual sejak dini tentu menjadi keinginan para orangtua. Tidak hanya sekadar berbicara, tetapi juga memahami bahasa tersebut.
“Tahukah AyBun (Ayah Bunda) bahwa anak bisa diajarkan bilingual sejak usianya di bawah dua tahun? Pada usia ini, perkembangan bahasa anak sedang berkembang dengan sangat pesat,” kata Gianti mengutip Tentang Anak, Minggu (2/7/2023).
Bahkan, lanjutnya, Jika ingin memulai lebih dini, orangtua juga bisa melakukan stimulasi bicara dua bahasa sejak anak lahir.
“Pada dasarnya, semakin bertambah usia anak saat mulai mempelajari bahasa, semakin sulit untuk anak mempelajari bahasa lain. Namun, bukan berarti anak tidak bisa belajar bahasa kedua ketika usianya semakin besar,” katanya.
Bahasa Pertama Berpengaruh pada Bahasa Kedua
Lebih lanjut Gianti mengatakan, semakin cepat lancar atau fasih mereka berbicara bahasa pertama, semakin mudah untuk belajar bahasa kedua.
“Oleh karena itu, jangan berhenti mengajak ngobrol si kecil menggunakan bahasa pertama, terutama saat mengajari anak Ayah Bunda dengan bahasa lain.”
Berbicara dalam berbagai bahasa memiliki banyak manfaat bagi anak salah satunya dapat membuat anak menguasai lebih dari satu bahasa.
Anak-anak bilingual mungkin akan merespons dan menggunakan bahasa mereka dengan cara yang berbeda yakni:
- Beberapa anak bilingual akan berbicara dua bahasa secara teratur
- Beberapa anak lain akan berbicara dua bahasa dalam pengaturan yang berbeda
- Beberapa akan berbicara satu bahasa lebih sering daripada yang lain.
Advertisement
Mitos Soal Anak Bilingual
Gianti tak memungkiri bahwa masih ada mitos yang beredar soal mengajarkan anak bicara dua bahasa sekaligus.
“Mungkin AyBun punya kekhawatiran mengenai belajar bilingual. Salah satunya adalah menyebabkan keterlambatan bicara. Hal tersebut hanyalah mitos belaka karena mengajarkan anak dua bahasa tidak menyebabkannya terlambat bicara,” katanya.
Dia pun menyampaikan bahwa orangtua tidak perlu khawatir apabila belum terbiasa bicara dengan kedua bahasa. Ini bisa jadi kesempatan untuk orangtua belajar bersama Si Kecil.
Berbicara dengan dua bahasa nantinya akan mempermudah anak di sekolah. Mulai dari mempelajari bahasa asing, mengembangkan bakat anak lebih luas, hingga meningkatkan kompetensinya di dunia internasional.
Cara Ajarkan Anak Dua Bahasa
Tentu tidak mudah mengasuh anak dengan dua bahasa. Perlu adanya kesabaran dan ketekunan dari orangtua. Hal ini karena tidak semua anak bisa cepat menyerap dua bahasa sesuai harapan.
“Oleh karena itu, Ayah Bunda bisa mendorong anak untuk belajar dua bahasa melalui aktivitas sehari-hari,” kata Gianti.
Contoh belajar bahasa melalui aktivitas sehari-hari yakni:
- Bermain boneka atau figur, menyanyikan lagu, atau membaca cerita dalam dua bahasa.
- Berkomunikasi dengan keluarga lain yang berbicara dengan dua bahasa.
- Berkeliling rumah sambil menunjuk benda dan memberi tahu dalam dua bahasa.
- Lakukan pada kesukaan atau hobi anak. Perkembangan bahasa paling berhasil ketika anak berinteraksi dengan orangtua yang penuh perhatian dan sensitif.
- Bergantian saat mengucapkan dua bahasa. Contoh: saat Ayah menggunakan bahasa Indonesia, Bunda bisa berbahasa Inggris.
Advertisement