Sukses

Masih Punya PR Turunkan Stunting 7 Persen pada 2024, Ini Strategi Wapres Ma’ruf Amin

Kasus stunting di Indonesia masih berada pada angka 21,6 persen. Sedangkan, target penurunan stunting pada 2024 yakni 14 persen.

Liputan6.com, Jakarta Kasus stunting di Indonesia masih berada pada angka 21,6 persen. Sedangkan, target penurunan stunting pada 2024 yakni 14 persen. Artinya dalam kurun waktu 1,5 tahun, Indonesia harus menurunkan angka stunting hingga 7 persen.

Terkait hal ini, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengungkap strategi penurunan kasus stunting dalam kurun waktu yang tersisa.

“Tentu strategi kita melakukan intervensi baik sensitif maupun spesifik dan kemudian melakukan gerakan yang melibatkan semua pihak. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, swasta untuk ikut bergerak," kata Ma’ruf saat meninjau situasi pembangunan rumah layak huni bagi keluarga berisiko stunting di Desa Rimba Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

"Kemudian juga perorangan-perorangan yang disebut orangtua asuh dan menggerakkan semua unsur termasuk generasi muda, remaja, TNI/Polri," tambahnya.

Seperti banyak digaungkan bahwa pencegahan stunting perlu dilakukan dari tingkat keluarga. Hal ini diaminkan oleh Ma’ruf. Menurutnya, keluarga adalah unit terkecil dari sebuah negara.

“Keluarga itu unit terkecil dari negara, kalau mau bangun bangsa yang kuat, maka dimulai dari keluarga. Generasi tangguh dan berdaya saing, sehat bebas stunting,” tambahnya.

Wapres juga menyatakan bahwa dalam menangani stunting, dilakukan intervensi sensitif maupun spesifik.

Intervensi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk percepatan penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi seperti yang dilakukan pada pembangunan rumah di Kampung Keluarga Berencana (KB) Desa Rimba Balai.

Ini merupakan salah satu upaya penurunan stunting yang dilihat langsung oleh Ma’ruf. Di kampung KB ini dibangun perumahan yang menyasar keluarga berisiko stunting yang telah didata dalam pendataan keluarga.

2 dari 4 halaman

Target Bangun 100 Rumah untuk Keluarga Berisiko Stunting

Pembangunan perumahan Kampung KB Desa Rimba Balai diperuntukkan bagi para keluarga dengan beberapa kriteria. Selain bagi keluarga yang berisiko stunting, salah satu kriteria lainnya adalah tidak memiliki penghasilan tetap.

Data pada 2020 menunjukkan, terdapat sebanyak 30.284 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Banyuasin.

Hingga 2022 penanganan terhadap RLTH telah dilakukan. Pembiayaan rumah Kampung KB Desa Rimba Balai berasal dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.

Seperti PT. Bank Sumsel Babel, PT. SMS, PT. KAM, PT. Citra Lestari Sawit, PT. Pulau Subur, Rei Sumsel, Rei Banyuasin, PT. Swadaya Indo, PT. Pulau Subur, PT. Banyuasin Sawit Lestari, PT. Tunas Jaya Negeriku, PT. DSAP, PT. PUSRI, PT. Pertamina RU III, dan Bupati Banyuasin.

Rencananya, akan ada 100 rumah yang dibangun di desa tersebut. Hingga kini, rumah yang sudah berhasil dibangun adalah 30 rumah.

3 dari 4 halaman

5 Strategi Penurunan Stunting BKKBN

Dalam kunjungan tersebut, Ma’ruf didampingi oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Dia pun ikut menjelaskan strategi BKKBN dalam percepatan penurunan stunting.

"Terkait strategi sesuai arahan Pak Wapres kami memang menjalankan lima pilar dari strategi nasional. Pilar pertama kami membangun komitmen seluruh kepala daerah. Kemudian yang kedua kami melakukan masif sosialisasi melalui media juga,” kata Hasto.

Pilar ketiga diarahkan untuk konvergen mengerucut kepada program percepatan penurunan stunting dari semua kementerian/lembaga yang terkait.

Pilar keempat diarahkan untuk penyediaan pangan yang cukup. Kemudian yang terakhir adalah pendataan dan evaluasi.

“Itu arahan Pak Wapres melalui Perpres juga kita tindak lanjuti di lapangan," jelas Hasto.

4 dari 4 halaman

Capaian Sumatera Selatan

Salah satu provinsi dengan penurunan kasus stunting terbaik adalah Sumatera Selatan (Sumsel). Ma’ruf pun memuji keberhasilan Sumsel dalam menekan angka stunting hingga 6,2 persen.

Gubernur Provinsi Sumatera Selatan H. Herman Deru dalam kunjungan yang sama menjelaskan bahwa keberhasilan Sumatera Selatan menurunkan angka stunting merupakan upaya berbagai pihak khususnya kesadaran masyarakat.

Dia pun menjabarkan program yang dicanangkan dalam keberhasilannya menurunkan angka stunting tersebut.

"Ini perangkat yang kita gunakan Posyandu. Jadi aktivasi Posyandu kita buat masif untuk diagnosis awal,” kata Herman.

“Data awal 24.8 persen, setelah pencegahan stunting dari calon pengantin, ibu hamil, serta mengikuti anjuran BKKBN juga Pak Hasto yang begitu aktif berkomunikasi, sedikit demi sedikit kasus turun. Bahkan penurunan yang luar biasa yakni 6.2 persen," ujar dia.