Liputan6.com, Jakarta Sudah ada lebih dari tiga nama public figure di Indonesia yang naik daun selama setengah tahun 2023 akibat kasus perselingkuhan dan perceraian. Belakangan, hampir setiap bulan muncul nama-nama baru.
Imbas kabar perselingkuhan dan perceraian tak jarang membuat sebagian orang merasa ketar-ketir. Jadi overthinking, takut pada pernikahan, atau was-was pada suami atau istri masing-masing.
Baca Juga
Saat berbincang dengan psikolog anak, remaja, dan keluarga Universitas Kristen Maranatha Bandung, Efnie Indriani, dirinya mengakui jikalau kehadiran informasi secara digital dapat membuat semua orang mudah terpapar.
Advertisement
Mulai dari informasi yang menyenangkan hingga membuat khawatir seperti perceraian dan perselingkuhan.
"Oleh karena itu, sebagai pembaca kita yang sebaiknya lebih waspada dalam memilih dan memilah informasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat kondisi emosi kita sedang tidak baik-hal saja, sebaiknya hindari informasi yang tidak menyenangkan," ujar Efnie pada Health Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Manfaat ke Konselor Pernikahan
Selain itu, bagi yang sudah menikah, seorang konselor kesehatan mental di New York yang bekerja untuk praktik terapi pernikahan, Farzana Rahman menjelaskan soal manfaat ke konselor pernikahan.
Menurut Farzana, ada kesalahpahaman soal terapi pernikahan. Banyak yang menganggapnya tidak terlalu penting dan itu membutuhkan usaha lebih.
"Saya ingin orang-orang sedikit membuka pikiran dan sadar bahwa terapi tidak hanya penting saat Anda merencanakan pernikahan, tetapi juga penting untuk membantu Anda mempersiapkan (dan mempertahankan) pernikahan itu," kata Farzana mengutip Bustle, Sabtu (8/7/2023).
Konsultasi Setahun Sebelum Menikah
Lebih lanjut Farzana mengungkapkan bahwa pasangan yang datang untuk berkonsultasi setahun sebelum pernikahan tentunya punya lebih banyak waktu, khususnya untuk menggali banyak hal.
"Jadi misalnya, jika seseorang menghubungi setahun sebelum pernikahannya, kami akan memiliki lebih banyak waktu untuk melihat lebih dalam ke setiap masalah. Seperti dinamika keluarga, pengalaman masa kecil, dan stres di antara pasangan," kata Farzana.
Fungsinya? Agar masing-masing individu lebih yakin karena sudah mengenal seluk-beluk pasangan. Dengan begitu, segala emosi bisa lebih dulu diolah agar tidak meledak sewaktu-waktu dan bisa memengaruhi pernikahan.
"Saya sering dapat klien yang menangis di telepon. Saya pikir, banyak orang sebenarnya tidak punya ruang untuk berbagi hal-hal ini ke siapapun dalam hidup dan mereka tidak menyadari berapa banyak tumpukan perasaan itu," katanya.
Advertisement
Penyelesaian Konflik hingga Latihan Komunikasi
Farzana mengungkapkan bahwa konseling pranikah untuk pasangan biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk diselesaikan.
"Itu akan mencakup resolusi konflik, latihan komunikasi, ekspektasi pernikahan, dan banyak lagi," ujar Farzana.
Sebab, menurut Farzana, akan ada hal-hal yang mungkin tidak disadari padahal perlu untuk digali dan diselesaikan. Sehingga, konsultasi sebelum menikah inilah yang disebut dapat membantu menganalisis itu.
Memproses Kegembiraan dan Kekecewaan Setelah Menikah
Terakhir, Farzana mengungkapkan bahwa dirinya kerap menyarankan pasangan untuk konseling setelah pernikahan.
"Ini akan memberikan klien ruang untuk memproses sesudahnya (setelah menikah), baik itu kegembiraan atau kekecewaan," kata Farzana.
Seperti diketahui, pernikahan membutuhkan waktu dan usaha panjang untuk dijalani. Dalam waktu yang tidak singkat itu, perlu ada momen yang jelas untuk mengakomodir perasaaan-perasaan kecewa maupun mencari bagaimana caranya untuk menggali kegembiraan.
Lagi-lagi, agar tak menjadi bom waktu yang meledak dan mengacaukan pernikahan.Â
Advertisement