Sukses

Cara Bantu Kucing Atasi Trauma, Sediakan Tempat Bersembunyi yang Senyap dan Nyaman

Merawat dan mendukung kucing trauma membutuhkan waktu, perhatian, dan kesabaran.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perilaku kucing yang tak biasa bisa menunjukkan apakah anabul mengalami trauma atau tidak. 

Sama seperti manusia, kucing juga bisa alami trauma akibat pengalaman tertentu. Jika kucing mengalami situasi berbahaya atau merasa terancam, mereka bisa merasa takut, stres, dan cemas yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Beberapa tanda kucing trauma diantaranya berperilaku agresif, sering bersembunyi, jadi lebih pendiam dan penyendiri, mengalami perubahan pola tidur hingga pola makan. 

Saat kucing mengalami peristiwa traumatis, hal ini dapat membuat mereka cenderung menunjukkan perilaku agresif.

Ketika kucing merasa terancam, respons "lawan atau lari" mereka diaktifkan. Jika mereka tidak dapat melarikan diri karena terkekang, terpojok, atau terlalu dekat dengan bahaya yang diduga, mereka akan melakukan agresi untuk melindungi diri mereka sendiri.

Dengan memperhatikan tanda-tanda tersebut akan memungkinkan Anda untuk mendeteksi masalah lebih awal sehingga dapat menentukan cara guna membantu meringankan rasa takut, stres, dan kecemasan yang anabul rasakan. Merawat dan mendukung kucing yang trauma membutuhkan waktu, perhatian, dan kesabaran. Tetapi dengan dedikasi ini, Anda dapat berharap untuk meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Cara Bantu Kucing Atasi Trauma

Berikut sejumlah cara yang bisa Anda lalukan untuk membantu kucing mengatasi trauma, dilansir laman Cats. 

1. Periksakan Kucing ke Dokter Hewan 

Tanda-tanda kucing trauma yang sedang mengalami ketakutan, stres, dan kecemasan mirip dengan tanda-tanda yang ditunjukkan saat kucing sakit. Jika Anda memperhatikan tanda-tanda yang diuraikan di atas pada kucing Anda, jadwalkan mereka untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter hewan Anda.

Penting untuk mengesampingkan masalah kesehatan yang mendasarinya. Setelah ini dilakukan dan masalahnya memang tampak pada perilaku, dokter hewan akan dapat memberikan saran tentang cara terbaik untuk mendukung kucing Anda.

Mereka mungkin merekomendasikan ahli perilaku yang dapat membantu Anda untuk membuat rencana terapi perilaku bagi kucing trauma.

2 dari 4 halaman

2. Sediakan Banyak Tempat Bersembunyi

Jika kucing Anda banyak bersembunyi, jangan tergoda untuk memaksanya keluar karena hal ini dapat meningkatkan level stresnya. Sebagai gantinya, pastikan ada banyak ruang aman yang cocok dan mudah diakses oleh mereka di dalam rumah.

Merupakan ide bagus untuk memiliki ruang vertikal yang memadai. Berada di tempat tinggi sering membuat kucing merasa lebih aman dan memungkinkan mereka untuk mengamati lingkungannya dengan lebih mudah.

3. Pastikan Rutinitas Mereka Terpenuhi

Kucing adalah makhluk yang memiliki kebiasaan dan lebih suka melakukan rutinitas yang sama setiap hari.

Perubahan kecil pada rutinitas mereka sudah cukup untuk meresahkan mereka. Jika kucing Anda menunjukkan tanda-tanda trauma, sebaiknya coba dan minimalkan stres yang mereka rasakan.

3 dari 4 halaman

4. Terapi Counterconditioning

Counterconditioning dan desensitisasi adalah kombinasi teknik modifikasi perilaku yang sering digunakan untuk mengatasi trauma pada kucing. Desensitisasi melibatkan peningkatan paparan kucing terhadap stresor tertentu secara bertahap sehingga mereka belajar bahwa tidak ada efek menakutkan atau negatif dan dapat menjadi kurang menakutkan.

Counterconditioning bertujuan untuk mengganti respons yang menakutkan dengan yang positif. Ini membutuhkan banyak waktu dan kesabaran. Paling baik dilakukan di bawah bimbingan seorang behavioris, karena tanda-tanda dapat memburuk jika tidak dilakukan dengan benar.

4 dari 4 halaman

5. Terapi Feromon

Terapi feromon, seperti Feliway, dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan pada kucing. Feromon hadir dalam bentuk diffuser yang dapat dipasang di sekitar rumah. Mereka juga dapat dibeli sebagai semprotan dan digunakan pada permukaan yang berbeda, seperti selimut dan pohon kucing.

6. Pengobatan dan Terapi Perilaku 

Pengobatan perilaku biasanya tidak segera tercapai. Tetapi untuk kasus di mana pengelolaan lingkungan dan modifikasi perilaku saja tidak cukup, dokter hewan mungkin memilih untuk meresepkan obat untuk memfasilitasi upaya ini.

Obat yang digunakan untuk mengelola stres dan kecemasan termasuk fluoxetine, clomipramine, dan amitryptiline. Diperlukan waktu beberapa minggu untuk melihat efeknya.

Jika Anda bertanya-tanya pengobatan apa yang cocok untuk kucing Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter hewan yang dapat memberi saran tentang situasi tengah dihadapi oleh kucing.Â