Sukses

Temuan Tuberkulosis di Indonesia Malah Kian Banyak, Menkes Budi Jawab Begini

Menkes Budi Gunadi Sadikin menjawab soal temuan kasus tuberkulosis (TB) kian banyak, kabar buruk atau tidak ya?

Liputan6.com, Jakarta - Penemuan kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia semakin banyak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga akhir tahun 2022, orang yang terdeteksi TB di angka 720.000.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan, ada beberapa pihak yang heran dengan kenaikan angka pendeteksian tuberkulosis di Indonesia tersebut. Apakah temuan kasus TB yang meningkat ini menjadi kabar buruk bagi Indonesia?

"Pemerintah sejak akhir 2022 sudah melakukan akselerasi dan tahun 2022, kita pernah mencapai yang terdeteksi ya naik ke 720.000. Jadi, saya meluruskan ya, enggak salah kok (angka temuan deteksi)," tutur Budi Gunadi usai rapat terbatas di Istana Presiden Jakarta pada Selasa, 18 Juli 2023.

"Dulu (deteksi kasus TB) ketemu 500.000, sekarang 700.000. Sebenarnya justru bagus (angkanya) naik."

Agresivitas Penemuan Kasus Tuberkulosis

Pemerintah sedang gencar menemukan kasus TB agar pasien-pasien itu juga lekas mendapat pengobatan. Ditargetkan sampai tahun 2024, 90 persen kasus TB dapat terdeteksi.

"Dulu hanya bisa ketemu atau terdeteksi 540.000, yang sisanya enggak terdeteksi. Ya kan bisa nular ke mana-mana," terang Budi Gunadi.

"Sekarang dengan agresivitas dari program Pemerintah, naik yang ketemu atau yang terdeteksi naik menjadi 720.000. Kita harapkan sampai 2024 nanti, 90 persen dari estimasi kasus tuberkulosis 969.000 ini bisa ketemu atau bisa terdeteksi."

2 dari 4 halaman

Kematian Tuberkulosis per Tahun 200.000-an Kasus

Seperti diketahui, penyakit tuberkulosis (TB) sudah ada ribuan tahun yang lalu. Sekarang tersisa di beberapa negara besar.

"Yang nomor satu paling banyak itu di India, nomor 2 di Indonesia, dan nomor 3 di China. Kematian TB per tahunnya 200.000-an kasus itu lebih tinggi dari kematian COVID sebenarnya," Budi Gunadi Sadikin menerangkan.

"Ini kan penyakit menular pernapasan juga mirip COVID dan kematian per tahunnya lebih tinggi dari COVID."

Estimasi Kasus TB di Indonesia

Menkes Budi melanjutkan, estimasi kasus TB di Indonesia setiap tahun ada 969.000 masyarakat. Namun, yang tidak terdeteksi masih terbilang besar.

"Dan sampai sebelum COVID paling banyak bisa teridentifikasi 545.000-an. Jadi sisanya tuh 400.000 enggak terdeteksi. Padahal ini penyakit menular, bisa menular ke mana-mana," katanya.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama dengan USAID Indonesia

Secara global, Indonesia merupakan negara dengan estimasi beban kasus tuberkulosis (TB) terbesar kedua di dunia setelah India. Untuk itu, Kemenkes bersama USAID Indonesia bersama-sama mengadakan pelatihan tenaga medis untuk penanganan tuberkulosis.

Kementerian Kesehatan menyatakan, tahun 2021 hingga 2022 sebagaimana data Global TB Report, diestimasikan sebanyak 969.000 kasus TB di Indonesia.

Lalu, target penanggulangan TB sebesar 260 per 100.000 jiwa di setiap wilayah pada 2022 dan 163 per 100.000 jiwa atau insidensi turun 50 persen di tahun 2025.

Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, dengan target penanganan yang besar tersebut tentu dibutuhkan konsistensi dan sinergi antar lembaga melalui tindakan dari Strategi Nasional Eliminasi TBC berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

"Mengacu pada peta jalan dan strategi nasional eliminasi TB di Indonesia, salah satunya melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kualitas layanan yang bisa dilakukan melalui pelatihan coaching," kata Maxi di Siloam Hospitals Lippo Village, Minggu (23/4/2023).

"Pelatihan ini dilakukan di Siloam Hospitals Lippo Village berdasarkan jaringan rumah sakit Siloam yang luas dan komitmen yang diberikan."

4 dari 4 halaman

Penguatan Sistem Kesehatan

Pelatihan coaching tuberkulosis yang dilakukan bagi tenaga kesehatan yang kali pertama diadakan di Siloam Hospitals Lippo Village merupakan bagian dari Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis yang memiliki beberapa unsur utama. 

Pertama, penguatan komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota guna mempercepat eliminasi TB. Lalu, peningkatan akses layanan TB bermutu dan berpihak pada pasien.

"Juga harus memenuhi unsur optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan Pencegahan TB dan Pengendalian infeksi. Pemanfaatan hasil riset, teknologi skrining, diagnosa dan tatalaksana TB," lanjut Maxi Rein Rondonuwu.

Kedua, unsur peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektoral lainnya dalam eliminasi tuberkulosis. Ketiga, penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.

Video Terkini