Liputan6.com, Jakarta - Angin segar bagi Indonesia, vaksin tuberkulosis (TB) generasi terbaru akan segera didatangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Kedatangan vaksin ini diharapkan dapat memberikan efektivitas tinggi melawan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB.
Persoalan vaksin TB ini pun sempat ditanyakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat terbatas bersama Menkes Budi mengenai penanganan tuberkulosis pada Selasa, 18 Juli 2023. Jokowi bertanya, apakah ada vaksin TB-nya?
Baca Juga
"Bapak Presiden tanya, ada vaksinnya enggak? Saya jawab, oh ada Pak vaksinnya. Cuma vaksinnya BCG (bacille Calmette-Guerin) yang kita dulu kecil dikasih itu, efektivitasnya rendah, 50 persen," ungkap Budi Gunadi di Istana Presiden Jakarta.
Advertisement
"Sekarang Indonesia sudah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia. Udah ada tiga potensi vaksin baru yang akan segera kita coba datangkan. Yang paling dekat adalah vaksin yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline (GSK), kemudian diambil alih oleh Bill & Melinda Gates Foundation."
Menuju Proses Uji Klinik di Indonesia
Vaksin TB temuan GSK, yang diambil alih Bill & Melinda Gates Foundation ini menuju tahap proses uji klinik di Indonesia. Uji klinik bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (Unpad).
"Sekarang sedang dalam proses untuk melakukan clinical trial (uji klinik) di Indonesia, bekerja sama Kemenkes dengan UI dan Universitas Padjajaran dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga," lanjut Budi Gunadi.
Kandidat Vaksin TB berbasis mRNA
Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan, ada dua kandidat vaksin tuberkulosis (TB) lain yang sedang dikaji. Meski begitu, ia tak menyebut lebih lanjut, vaksin dari pengembangan perusahaan mana yang dimaksud.
Vaksin terbaru lainnya ini pun berbasis mRNA.
"Ada dua lagi kandidat vaksin mRNA -- untuk TB -- yang kita bekerja sama dengan pihak luar negeri. Supaya bisa lah, kalau mRNA akan lebih cepat (efektivitasnya) kayak vaksin COVID Pfizer dan Moderna," terang Budi Gunadi.
"Jadi ada 3 kandidat vaksin TB baru yang sedang kita kaji."
Advertisement
Uji Klinik Kandidat Vaksin TB
Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Roy Himawan menyampaikan, saat ini Pemerintah sedang mencoba agar Indonesia terlibat dalam studi atau uji klinik multisenter untuk kandidat vaksin tuberkulosis.
“Pengalaman (uji klinik multisenter) ini akan memberikan pelajaran bahwa yang dibutuhkan kadang bukan hanya kapasitas penelitian tapi juga kapasitas laboratorium,” kata Himawan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Pengembangan Vaksin TB Diperlukan
Dalam kesempatan yang sama, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Nina Dwi Putri mengatakan, bahwa pengembangan vaksin TB ini diperlukan, terlebih lagi Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan angka TB tertinggi di dunia.
“Jadi Kementerian Kesehatan bersama beberapa akademisi baik dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) itu akan bergabung dalam penelitian uji klinis vaksin TB,” katanya.
Solusi Baru Penanganan TB
Nina Dwi Putri menambahkan, upaya ini dilakukan untuk mencari solusi baru dalam penanganan kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia. Namun, saat ini tahap uji klinisnya masih sangat awal.
“Tahapnya baru awal sekali, targetnya harusnya secepat-cepatnya kita mengakselerasi karena ini menjadi masalah utama Indonesia," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa semua uji klinis harus sesuai standar internasional. Subjek uji klinis pun dijamin keamanannya.
“Standarnya itu mengadopsi standar Internasional, jadi hal pertama yang dituju uji klinis itu bukan manfaat justru, tapi keamanan subjek. Jadi patokan utama semua uji klinis itu adalah keamanan subjek,” sambungnya.
Advertisement