Sukses

Cara Optimalkan Gaya Belajar Anak Auditori agar Mudah Menyerap Pelajaran

Orangtua yang memiliki anak dengan gaya belajar auditori, dianjurkan untuk mengajak si Kecil belajar dengan cara tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Si Kecil terlihat seperti tidak memperhatikan guru ketika berada di kelas. Ketika guru menerangkan, anak malah memandang ke sekeliling atau ke luar jendela. Tapi anehnya nilainya selalu baik.

Saat ibu memberi tahunya tentang suatu hal, anak pun terkesan tidak menyimak dan asik dengan mainannya. Tapi ketika diminta mempraktikkan apa yang diterangkan, anak bisa melakukannya.

Ketika mendapati kondisi serupa ini, orangtua jangan dulu bereaksi kesal karena mungkin saja anak Anda memiliki kecenderungan belajar auditori.

"Auditori itu berhubungan sama pendengaran, jadi cara belajarnya itu lebih dominan dengan cara mendengarkan orang lain atau sebuah objek atau sesuatu hal," Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi menjelaskan dalam sesi Moms Chit-Chat acara puncak Dunia Si Kecil LOTTE Choco Pie di Play 'N' Learn, Pluit, Jakarta, Minggu (23/7).

Orangtua yang memiliki anak dengan gaya belajar auditori, dianjurkan untuk mengajak si Kecil belajar dengan membaca lantang materi ajar. Trik belajar ini akan membantu proses belajar anak jadi optimal.

"Kalau anak visual kan sambil silent aja dia bisa belajar, sambil dia coret, sambil dia lihat yang lain. Tapi kalau anak auditori, dia baca tapi dia bersuara sehingga suaranya tadi dia dengar. Pesan-pesan itu yang nanti dia ingat," ungkap Irma.

Selain membaca dengan lantang, trik lainnya untuk membantu anak auditori bisa belajar secara optimal yaitu dengan merekam materi pelajaran.

"Belajarnya juga biasanya kita ajarkan untuk direkam dulu nanti didengerin lagi," lanjur Irma.

2 dari 3 halaman

Gaya Belajar Visual dan Kinestetis

Selain gaya belajar auditori, ada pula gaya belajar visual dan kinestetis. Pada gaya belajar visual, kata Irma, anak lebih senang menggunakan penglihatannya untuk mengingat sebuah pesan atau informasi.

"Nah, mereka biasanya senang segala sesuatu yang colorful, ada ilustrasi gambar, ada infografis. Dan itu membuat mereka menikmati cara belajarnya," tutur Irma. 

Sedangkan pada gaya belajar kinestetis, anak akan cenderung menggerakkan fisiknya.

"Kelihatan seperti gelisah tapi sebenarnya dia lagi belajar. Mungkin 5 menit dia tengkurap, habis itu nanti dia sambil selonjoran, terus pindah posisi yang lain tapi sambil bawa buku. Atau sambil mendengarkan sesuatu tapi dia bergerak. Nah itu adalah kinestetis," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Kombinasi Gaya Belajar

Selain ketiga kecenderungan belajar tersebut, seorang anak juga bisa saja memiliki kombinasi dari dua gaya belajar.

"Karena tidak ada yang murni pure 100 persen. Enggak ada yang pasti 100 persen visual. Itu enggak (ada)," ungkap Irma.

Irma mencontohkan, pada anak atau individu yang memiliki kombinasi gaya belajar visual dan kinestetis, bisa ditunjukkan dengan anak terlihat membaca pelajaran tapi sambil menggaris, menempel, dan mewarnai.

"Itu kinestetis karena ada gerakan sensori motorik. Justru di situ dia jadi lebih mudah mengingat (pelajaran)."

Sedangkan pada anak dengan kombinasi belajar auditori-kinestetis biasanya mencerna informasi atau pelajaran dengan mendengar sambil melompat-lompat, bergerak-gerak.