Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia awal 50-an asal Eropa dinyatakan sembuh dari HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Pria yang bersangkutan telah melakukan transplantasi sel punca dengan tujuan mengobati kanker darah.
Pasien keenam yang dinyatakan sembuh dari HIV satu ini diberi julukan pasien Jenewa. Hal itu disebabkan dirinya memang melakukan pengobatan di Jenewa, salah satu kota di Swiss.
Baca Juga
Saat ini, pasien masih dalam pemantauan. Jika memang tidak ada tanda-tanda virus HIV hidup kembali, yang bersangkutan boleh bergabung dengan lima orang lainnya yang sudah lebih dulu dinyatakan sembuh dari HIV.
Advertisement
Sembuh dari HIVÂ karena Sel Punca
Keenamnya sama-sama terinfeksi dengan HIV dan menerima transplantasi sel punca untuk mengobati kanker darah (leukemia).
Namun, pada pasien keenam, pendonornya tidak memiliki kelainan genetik langka yang menghasilkan resistensi terhadap HIV dalam sel kekebalan tubuhnya.
Hal itulah yang diperkirakan membuat pasien bisa disebut sembuh, lantaran belum ada tanda-tanda virus hidup kembali pasca 20 bulan menerima transplantasi.
Sedangkan, segelintir pasien dengan HIV lainnya yang melakukan transplantasi sel punca tidak ada yang bertahan lebih dari 10 bulan usai menghentikan pengobatan antiretroviral.
"Kasus remisi virus baru ini merupakan berita bagus. Laporan kasus ini membantu banyak hal dalam upaya menuju penyembuhan," ujar presiden International AIDS Society (IAS), Dr Sharon Lewin mengutip NBC News, Senin (24/7/2023).
Kabar terkait pasien Jenewa ini akan dipresentasikan dalam IAS Conference on HIV Science di Brisbane, Australia.
Pertemuan besar yang dilaksanakan dua tahun sekali itu mengundang para ilmuwan untuk mendengar presentasi yang salah satunya soal pengendalian HIV AIDS.
Sudah 20 Bulan Tidak Ada Virus HIV Aktif Terdeteksi
Pasien yang melakukan pengobatan di Jenewa, Swiss itu sudah melewati 20 bulan tanpa adanya peningkatan viral load. Dirinya sudah lepas dari antiretroviral sejak November 2021.
Kondisinya diawasi oleh tim peneliti yang dipimpin oleh kepala reservoir virus dan unit kontrol kekebalan di Institut Pasteur di Paris, Asier Saez-Cirion.
Saez-Cirion dan rekannya mengungkapkan bahwa dari serangkaian tes ultrasensitive yang dilakukan untuk mendeteksi HIV, mereka hanya bisa menemukan sejumlah kecil virus yang sudah tidak aktif.
"Kemungkinan terjadinya viral rebound memang menjadi perhatian. Virus dapat bertahan dalam sel darah langka yang terinfeksi atau situs anatomi yang belum kami analisis," kata Saez-Cirion.
Advertisement
Belum Pasti tapi Dianggap Berhasil Sembuh dari HIV Tanpa Obat
Hingga kini, masih belum jelas apakah pasien Jenewa benar-benar berhasil sembuh atau tidak. Tetapi, sementara ini, faktanya belum ada pasien lain yang seberuntung dirinya.
Pasien Jenewa didiagnosis dengan HIV pada tahun 1990 atau tepatnya 33 tahun lalu. Namun, dia baru memulai pengobatan dengan antiretroviral pada 2005.
Kemudian, pada 2018, dirinya didiagnosis mengalami kanker darah langka yang dikenal sebagai extramedullary myeloid tumor. Alhasil, dia harus dirawat dengan radiasi, kemoterapi, dan transplantasi sel induk.
Kemungkinan Sembuh dari HIV
Peneliti pengobatan HIV terkemuka di University of California, San Francisco, Dr Steven Deeks memberi komentar terkait temuan kasus pasien Jenewa.
"Kasus itu menunjukkan apa yang dulu kita anggap tidak mungkin (sembuh dari HIV) bisa menjadi mungkin," kata Steven.
Advertisement