Sukses

Modus Penipuan Kartu BPJS Kesehatan Dinonaktifkan, Uang Lenyap Rp1,7 Juta

Modus penipuan kartu BPJS Kesehatan yang dinonaktifkan sampai uang Rp1,7 juta tak kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini beredar modus penipuan kartu BPJS Kesehatan yang dinonaktifkan sehingga korban didorong untuk mentransfer uang demi mengaktifkan kembali kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Informasi ini menyeruak di media sosial, bahkan disebutkan korban sampai mentransfer Rp1,7 juta.

Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan Agustian Fardianto menanggapi adanya modus penipuan yang mengatasnamakan BPJS Kesehatan.

Ia mengatakan kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati terhadap modus tersebut. Masyarakat juga diimbau agar tidak mudah percaya dan tetap tenang dengan berbagai modus yang terjadi.

“Saat ini, sedang terjadi modus penipuan yang mengatasnamakan Care Center BPJS Kesehatan dengan menginformasikan bahwa kartu kepesertaan JKN akan diberhentikan (dinonaktifkan)," terang Ardi, sapaan akrabnya dalam pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 26 Juli 2023.

"Kami menegaskan bahwa BPJS Kesehatan tidak pernah menonaktifkan kartu kepesertaan JKN secara sepihak tanpa ada alasan yang jelas."

Pastikan Kebenaran Informasi

Jika menerima informasi, baik dari pesan singkat maupun telepin yang dirasa individu yang bersangkutan tidak pernah melakukan atau janggal, sebaiknya dipastikan kembali informasi tersebut.

Peserta JKN dapat langsung mengontak Care Center BPJS Kesehatan di nomor 165.

"Apabila terdapat peserta yang mengalami kondisi tersebut agar tetap tenang, tidak gegabah dan segera memastikan kembali kebenaran informasi ke kanal resmi BPJS Kesehatan di nomor 165," pesan Ardi.

2 dari 4 halaman

Tertipu Rp1,7 Juta

Penipuan mengatasnamakan BPJS Kesehatan dengan korban mentransfer uang sebesar Rp1,7 juta diunggah lewat akun Twitter @hevi*** pada 21 July 2023. Unggahan berupa tangkapan layar (screenshot) berjudul, Temen gue ketipu 1.7 masalah bpjs kesehatan.

 

jadi gini, gue nerima telfonan bpjs kesehatan (2x) atas kasus kartu gue diberhentikan dan dia nyebutin nik, no kartu bpjs, dll untuk memastikan. lalu gue jawab bener apa yg dia sebutin, gue tanya lah alasan diberhentikan/diblokir karena apa katanya karena gue diem2 beli obat2an terlarang di 3 rs daerah bandung tgl 9-11 juni 2023. pas saat itu gue udh jawab gue gak ngerasa beli, trus gue mikir data gue mungkin disalahgunain untuk beli obat2an kaya gitu. jd masih tetep gue respon.

lalu dri pihak bpjs ini ngasih solusi klo mau dibersihkan namanya dan kartunya diaktifkan kembali bisa langsung jelasin kronologinya ke polresta bandung. disambungin tu ke polisi 1 suruh jelasin kronologinya, lalu ke polisi ke 2 minta jelasin lg kronologinya.

lalu polisi ke 2 ini minta bantuan lah ke bawahannya untuk ngecek data2 gue selain itu apa aja kasus yg gue lakuin. trus katanya gue ngelakuin tindak money laundry dan diambilnya itu dri bukti tabungan bri (pas banget gue juga punya bri), demikian salah satu screenshot yang diunggah.

 

3 dari 4 halaman

Disuruh Mentransfer Uang

Cerita berlanjut dengan korban harus mentransfer sejumlah uang:

 

buku tabungan bri (pas bgt gue jga punya bri) jd gue mikir jangan2 data gue bocor sebabnya dri bri. lalu disambunglah gue ke jaksa gt kan trs dia nanya lg kronologi driawal dan gue jelasin tu trus dia minta sebutin rek gue apa aja dan yg ada saldo dimana aja.

gue jawab lah di bca sm bri,trus dia nanya saldo gue brp trus dia mintas emua saldo di bca itu di pindahin ke rek perlindungan supaya biar rekening gue dicek dlu apakah nerima aliran dana dri money laundry tsb (karena katanya buku tabungan gue tu di perjual belikan dan gue nerima uang ratusan juta) dengan tolol dan gobloknya gue iya2 aja tu.

singkat cerita gue tf lah ke rek perlindungan itu, gak lama dia ngasih surat? itu trus gue buka lewat laptop dan baru sadar ko ada yg janggal dri format suratnya, ko lambangnya kayak blur. lalu langsung gue telf orang itu gue maki2 keorang itu dan telfnya masih nyambung saat itu.

 

4 dari 4 halaman

Terputus Kontak dengan Penipu

Ringkas cerita di akhir, korban baru sadar setelah dikirim surat yang dirasa janggal. Kedua surat dari penipu terkait surat pembekuan aset dan surat perintah penangkapan.

Sementara korban sudah pula mentransfer uang senilai Rp1.790.500.

nah dia bilang dia gak nipu dan bilang prosesnya tinggal 30% lagi pas telf itu msih on gue iseng lah buka wa trus liat chattan dia yg pas dia kssih surat itu eh tiba2 langsung di unsend semua dan telfnya langsung dimatiin. jd dia minta dipindahin ke rek perlindungan dan ngomongnya bakal dibalikin klo terbukti gue gak bersalah. jadi temen gue sadarnya pas nerima surat itu.
Video Terkini