Sukses

Enggak Usah Ditanggapi, Ini 3 Cara Tepat Sikapi Cyberbullying

Dalam menyikapi perundungan elektronik, dokter spesialis kedokteran jiwa Anggia Hapsari menyarankan untuk tidak serta-merta menanggapinya.

Liputan6.com, Jakarta Perundungan atau bullying dapat terjadi di dunia nyata maupun dunia maya melalui perangkat elektronik atau cyberbullying.

Dalam menyikapi perundungan elektronik, dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis anak dan remaja (psikiatri) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Anggia Hapsari menyarankan untuk tidak serta-merta menanggapinya.

“Jangan menanggapi serangan perundungan yang dilancarkan lewat SMS (pesan pendek). Jika Anda mendapat perundungan dari seseorang lewat SMS, media sosial, laman pribadi Anda, surat elektronik (surel/email), atau media daring lainnya, jangan ditanggapi,” kata Anggia dalam keterangan pers dikutip, Kamis (27/7/2023).

Jika si perundung anonim, lanjutnya, provokasi hanya akan memperburuk situasi.

Alih-alih menanggapi si perundung, lakukan tindakan-tindakan berikut:

Simpan Bukti

Orang yang dirundung melalui dunia maya disarankan untuk menyimpan bukti perundungan.

“Simpan bukti, jangan menghapus email atau pesan pendek yang berisi ancaman. Anda mungkin akan membutuhkan bukti-bukti itu jika keadaan menjadi lebih buruk,” kata Anggia.

Blokir Perundung

Langkah kedua yang bisa dilakukan adalah memblokir nomor atau media sosial si perundung.

“Jika Anda kenal dengan pelakunya, blok orang itu dari media sosial Anda, hapus dia dari kontak telepon, dan jangan melakukan korespondensi dengan orang itu melalui cara apa pun. Hal ini seringkali cukup untuk menghalangi si perundung melakukan tindakan yang lebih jauh.”

Namun, jika orang itu anonim, tandai email-nya dan golongkan sebagai surel sampah (spam).

2 dari 4 halaman

Ubah Pengaturan Akun

Untuk memastikan si perundung tak datang lagi di dunia maya, maka lakukan pengaturan akun agar sulit dicari secara daring.

“Mulailah memakai nama berbeda untuk ditampilkan (screen name) atau mengetatkan pengaturan privasi di akun sosial media Anda,” saran Anggia.

Jika Perundungan Terus Berlanjut

Jika perundungan terus berlanjut, bahkan hingga ke dunia nyata maka jangan menunggu terlalu lama untuk mencari pertolongan.

“Jika si perundung sudah membuat Anda merasa cemas saat berangkat ke sekolah, terjaga pada malam hari, atau mencampuri kehidupan Anda secara negatif, carilah pertolongan dari orang dewasa yang bisa dipercaya.”

3 dari 4 halaman

Bicara dengan Petugas Sekolah

Jika perundungan terjadi di lingkungan pendidikan, berbicaralah dengan kepala sekolah atau pembimbing yang ada di sekolah mengenai situasi tersebut. Sehingga, perundungan itu dapat dihentikan sesegera mungkin.

Langkah-langkah yang diambil bersama pihak sekolah dapat berupa menghukum si perundung atau mengadakan mediasi untuk mengatasi masalah tersebut.

“Ketahui bahwa ada anak-anak lain di sekolah Anda yang mengalami masalah yang sama. Dari sini, maka peraturan dan protokol dapat dibuat dengan baik.”

Orangtua bisa membantu dengan merencanakan pertemuan dengan pengurus sekolah, alih-alih mengatasi situasi tersebut sendirian.

4 dari 4 halaman

Jika Perundungan Sudah Keterlaluan

Jika perundungan sudah keterlaluan dan terus terjadi meski sudah dilakukan berbagai upaya di atas, maka laporkan perundungan di dunia maya kepada penyedia layanan internet

Bisa pula ambil langkah hukum dan menghubungi penegak hukum setempat.

Pihak sekolah dan orangtua memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Keduanya dapat berperan dalam memastikan bahwa perundungan bukanlah hal yang diperbolehkan. Sehingga, jika orangtua atau guru melihat hal itu, maka harus segera bertindak untuk menghentikan. Bukan malah menganggapnya hal biasa dan membiarkannya begitu saja.

“Jangan sengaja meninggalkan orang lain (korban perundungan) dan mengabaikannya, bela orang itu dan sebarkan informasi bahwa perundungan harus dihentikan,” pungkas Anggia.