Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung bisa menyerang di semua umur, tapi semakin tua usia maka semakin tinggi juga risiko terserang sakit jantung.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Cibubur Markz Roland Mulia Pargomgom Sinurat, ini karena pada saat bertambah usia, tubuh akan mulai mengalami perubahan. Ada setidaknya lima perubahan tubuh yang menjadi alasan meningkatnya risiko sakit jantung, yakni:
Baca Juga
Penumpukan Lemak Semakin Tebal
Lemak yang masuk ke dalam tubuh dari makanan yang dikonsumsi bisa tertimbun di pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan pasokan oksigen yang diterima jantung menjadi semakin sedikit dan dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Advertisement
Pembuluh Darah dan Dinding Jantung Semakin Tebal dan Keras
Semakin tua, pembuluh darah juga akan semakin menebal dan mengeras akibat penumpukan lemak. Ini meningkatkan risiko untuk terkena serangan jantung serta menurunkan volume darah yang dapat ditampung oleh jantung.
Efektivitas Kerja Jantung Menurun
Alasan ketiga berkaitan dengan efektivitas kerja jantung. Ini akan akan mengalami penurunan di saat usia semakin senja.
“Hal ini karena kondisi jantung yang sudah menjadi lebih tebal atau kaku sehingga mengganggu kerja jantung untuk mengontrol peredaran darah,” kata Markz dalam keterangan pers, Jumat (28/7/2023).
Selanjutnya
Alasan berikutnya yang membuat seseorang semakin berisiko mengalami penyakit jantung seiring bertambahnya usia adalah:
Gangguan Irama Jantung/Aritmia
Impuls listrik jantung dapat berubah seiring bertambahnya usia. Ini dapat berpotensi menyebabkan aritmia jantung, di mana detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Tubuh Semakin Sensitif Terhadap Sodium
Bertambahnya usia seseorang terkadang juga dapat membuat tubuh mereka menjadi lebih rentan terhadap zat sodium yang biasa ditemukan di garam.
Jika berlebihan, ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi semakin tinggi dan meningkatkan risiko untuk terkena serangan jantung.
Advertisement
Bisa Serang Usia Muda
Penyakit jantung umumnya terjadi pada usia tua, bukan berarti penyakit ini tidak bisa menyerang usia muda.
“Sakit jantung bukanlah masalah yang terbatas pada populasi orang tua. Gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan tingginya tingkat stres, telah berkontribusi pada peningkatan sakit jantung usia muda,” kata Markz.
Di samping itu, faktor-faktor risiko seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan merokok juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena sakit jantung, terlepas dari usia mereka.
Kondisi ini terjadi akibat pola perubahan zaman dan iklim pekerjaan yang memungkinkan orang usia muda menjadi lebih inaktif atau pasif.
5 Hal yang Bikin Kelompok Usia Muda Lebih Pasif
Beberapa hal yang berkontribusi dalam membuat masyarakat usia muda menjadi lebih pasif yakni:
- Pandemi COVID-19 yang mengubah aktivitas menjadi work from home (WFH)
- Kemudahan yang diperoleh dari aplikasi online untuk berpindah tempat atau transaksi
- Pola makanan tinggi lemak jenuh serta karbohidrat sederhana
- Tingkat stres yang tinggi
- Paparan asap rokok sejak usia dini.
“Ini menjadi faktor utama yang memengaruhi pergeseran usia pasien jantung dan pembuluh darah,” ujar Markz.
Cara Menurunkan Risiko Sakit Jantung
Oleh karena itu, lanjut Maekz, sebaiknya segera melakukan hal-hal yang dapat menurunkan risiko sakit jantung. Semakin cepat melakukannya, semakin besar juga dampaknya pada kesehatan jantung.
Langkah-langkah sehat yang bisa dilakukan yakni:
- Berhenti merokok
- Mengurangi makanan berlemak dan asupan gula, karbohidrat sederhana
- Berolahraga secara rutin
- Menjaga berat badan dengan bijak
- Rutin memeriksa kadar kolesterol, gula, dan tekanan darah
- Kelola stres dengan baik.
Advertisement