Sukses

Kepala BPOM: Efikasi Vaksin Nusagard untuk Cegah Kanker Serviks Hampir 100 Persen

Kepala BPOM Penny K. Lukito, mengatakan bahwa vaksin Nusagard untuk cegah kanker serviks memiliki efektivitas hampir 100 persen.

Liputan6.com, Jakarta Nusagard adalah vaksin HPV pertama buatan Indonesia yang diproduksi oleh Bio Farma bekerja sama dengan MSD.

Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito, berdasarkan hasil uji klinik yang sudah dilakukan, vaksin ini efektif untuk mencegah kanker serviks.

“Berdasarkan hasil uji klinik yang sudah dilakukan menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi, tadi sudah disampaikan hampir 100 persen. Dan jangka waktunya panjang untuk mencegah (kanker serviks),” kata Penny dalam peluncuran vaksin Nusagard di Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2023).

Selain efektif, vaksin Nusagard juga memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI ringan.

“Tidak ada efek samping, hanya ringan kalau kita habis vaksin hanya nyeri di permukaan. Vaksin ini bisa untuk usia 9-45 tahun berdasarkan uji klinik.”

Ketimbang efek sampingnya, menurut Penny vaksin ini lebih banyak manfaatnya.

“Saya kira manfaatnya jauh lebih menguntungkan daripada side effect (efek samping).”

Rencananya, vaksin Nusagard akan masuk dalam program nasinal pemberian vaksin bagi anak SD usia 9 hingga 14 tahun. Bagi kelompok usia ini, vaksin tersebut gratis dan ditanggung pemerintah. Namun, untuk orang di luar usia itu pihak Bio Farma belum bisa memberi jawaban.

“Jadi sebaiknya adanya program (imunisasi nasional) ini lebih baik diberikan vaksinasi untuk putri-putrinya. Mungkin di luar porgram ini sebaiknya bisa dapat akses tapi harus beli sendiri,” kata Penny.

2 dari 4 halaman

Diproduksi Dalam Negeri dari Bahan Baku hingga Jadi

Sebagai vaksin HPV pertama Indonesia, vaksin ini akan diproduksi dari hulu ke hilir di dalam negeri, mulai dari bahan baku hingga produk jadinya.

“Itu adalah aspek kemandirian yang selalu kita bangun untuk kita bisa mempunyai produksi dalam negeri untuk obat dan vaksin, untuk pencegahan kanker serviks yang sangat berisiko tinggi,” ucap Penny.

Penny menambahkan, melihat potensi risiko kanker serviks, maka Indonesia sangat perlu menuju pada kemandirian vaksin dan aksesnya.

“Perlu sekali kita menuju kepada kemandirian terhadap akses dan vaksinnya ini. Jadi, Badan POM dalam hal ini mendampingi mulai dari pendampingan evaluasi untuk mendapatkan izin edarnya,” jelas Penny.

3 dari 4 halaman

Bantu Program Imunisasi Nasional

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan, vaksin ini merupakan realisasi untuk membantu program imunisasi nasional. Mengingat, ada 2,9 juta anak SD yang harus dapat vaksin HPV.

Maka dari itu, jumlah produksinya akan mengikuti kebutuhan program pemerintah. Di tahap awal, produksinya akan mencapai 3,1 juta dosis hingga akhir tahun 2023.

Menurut Shadiq, vaksin ini akan diberikan gratis hanya untuk anak kelas 5 sampai 6 SD atau usia 9 sampai 14 tahun. Dan untuk sementara belum dikomersilkan sehingga harganya pun belum diberitahukan.

“Gratis untuk anak kelas 5 sampai 6 SD dengan usia 9 sampai 14 tahun,” ujar Shadiq.

4 dari 4 halaman

Dosis Suntikan

Vaksin ini diberikan dengan dua kali suntikan. Suntikan pertama akan bergulir mulai Agustus ini dan suntikan kedua dilakukan setelah enam bulan atau di tahun 2024.

“Itu dosisnya adalah dua kali suntik dengan selang sekitar enam bulan. Jadi kalau tahun ini diberikan nanti suntikan keduanya di tahun 2024.” 

Biasanya, suntikan vaksin HPV diberikan tiga dosis, tapi karena ini diberikannya pada anak-anak, maka pemberiannya cukup dua dosis, tambah Shadiq.

Terkait alur pelaksanaan vaksinasi HPV Shadiq mengatakan bahwa ini akan diatur oleh Kementerian Kesehatan.

“Nanti pelaksanaannya di Kemenkes, kemungkinan besar faskes akan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat atau Kemendikbud,” ujarnya.