Liputan6.com, Jakarta Varian baru COVID-19 kembali muncul dan membuat kenaikan kasus di Inggris. Eris atau EG.5.1, terjadi pada 1 dari 7 kasus baru COVID-19 menurut UK Health Security Agency (UKHSA).
Berdasarkan catatan The Zoe Health Study, pada bulan lalu ada sekitar 200 ribu kasus COVID-19 di Inggris. Lalu, pada 4 Juli tercatat 606 ribu kasus. Kemudian, pada 27 Juli tercatat 785.980 kasus. Diduga hal ini lantaran kehadiran varian Eris di sana.
Baca Juga
“Kami terus melihat peningkatan kasus COVID-19 dalam laporan minggu ini," kata Dr Mary Ramsay, Kepala Imunisasi di UKHSA.
Advertisement
Saat ini, Eris menjadi varian kedua terbanyak ditemukan setelah Arcturus. Mengingat adanya kenaikan kasus, termasuk di Asia, para pejabat UKHSA mengatakan bakal 'dengan cermat' memantau situasi peningkatan kasus COVID-19 di sana.
Di seluruh dunia, Eris menyumbang sekitar 20 persen dari kasus COVID-19 di Asia, 10 persen di Eropa, dan tujuh persen di Amerika Utara.
Tentang Varian Baru COVID-19 Eris
Varian baru COVID-19 Eris masih berasal dari turunan Omicron, UKHSA terus memantau perkembangan kasus lantaran di belahan negara lain juga ada peningkatan kasus gegara Eris.
Menurut data World Health Organization (WHO), EG.5.1 pertama kali terdeteksi pada pertengahan Februari 2023. Lalu, WHO mengklasifikasikan Eris sebagai varian yang diawasi atau variant under monitoring (VUM) seperti mengutip Independent, Senin (7/8/2023).
Peningkatan Kecil Pasien Masuk RS Gegara COVID-19
Mary Ramsay juga menuturkan bahwa terjadi peningkatan meski kecil pasien rawat inap COVID-19.
"Kami juga melihat peningkatan kecil dalam angka rawat inap di sebagian besar kelompok usia, terutama di kalangan lansia," katanya.
Meski ada kenaikan kecil, Ramsay mengatakan tidak ada peningkatan kasus pasien COVID-19 yang masuk ICU.
"Tingkat penerimaan secara keseluruhan masih sangat rendah dan saat ini kami tidak melihat peningkatan serupa dalam penerimaan ICU. Kami akan terus memantau tarif ini dengan cermat.”
Advertisement