Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan pumping atau memompa ASI sama sekali tidak dianjurkan di toilet walau sudah cuci tangan. Penegasan ini harus diperhatikan oleh ibu menyusui yang bekerja di kantor dan instansi perusahaan.
"Kami menganjurkan setiap perusahaan itu menyediakan ruang yang memadai. Kalau sampai ada berapa keluhan dari pasien harus memompa ASI di toilet, itu tidak dianjurkan," tegas Ketua Satgas ASI IDAI Naomi Esthernita saat 'Media Briefing Pekan ASI Sedunia 2023' pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Pada Babak Pertama Pertandingan Timnas Indonesia Melawan Filipina, Muhammad Ferarri Mendapat Kartu Merah
Akhir Pekan Sabtu 21 Desember 2024: Jakarta Bebas dari Aturan Ganjil Genap, Semua Bebas Melintas
Menurut Naomi, terkadang selepas cuci tangan saja, masih ada yang tidak bersih. Untuk pumping ASI pun harus di tempat yang steril.
Advertisement
"Kita udah cuci tangan aja kadang masih ada (kotoran), tidak bersih ya. Apalagi kalau kita mengerjakan sesuatu yang harusnya cukup steril itu di toilet, gimana coba? Itu sangat tidak dianjurkan," sambungnya.
Tempat Pumping Harus Nyaman
Sudah ada pedoman (guidelines) terkait bagaimana tempat untuk memompa ASI, khususnya bagi ibu pekerja.
"Jadi kita punya guidelines bahwa harus tempat yang nyaman, harus ada penerangan yang cukup, ada sabun, ada tisu. Ya mendekati guidelines tersebut, enggak usah harus mewah," lanjut Naomi.
"Yang penting ruangan untuk pompa ASI bersih. Tidak harus kursi kantor, cukup bangku, tapi yang nyaman aja, bersih tempatnya."
Harus Disiplin Memompa ASI
Naomi Esthernita berpesan kepada ibu pekerja yang menyusui, bahwa mesti disiplin untuk pumping atau memompa Air Susu Ibu (ASI). Terlebih lagi, kalau si ibu sedang berada di kantor.
"Di kantor ya harus punya disiplin untuk memompa ASI setiap 3 jam, misalnya. Tapi yang paling sering adalah ibu-ibunya, entar dulu ah, entar dulu, kerjaan nanggung," ucapnya.
"Kebanyakan entar, entarnya ya lewat deh itu 4 jam lagi jadi 5 jam. Akibatnya, harusnya dia pulang bawa tiga botol, jadi dua botol. Lama-lama satu botol karena cuman satu kali (pumping)."
Dukungan Menyusui
Demi menghasilkan pumping ASI yang lancar, ibu menyusui butuh dukungan dari lingkungan sekitar.
"Jadi kuncinya adalah persiapan dan kedisiplinan dukungan menyusui di lingkungan keluarga maupun di tempat kerja," pungkas Naomi.
Advertisement
Kriteria Ruangan untuk Pumping ASI
Merujuk informasi UNICEF, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi perusahaan atau instansi lain terkait keberadaan ruang laktasi. Ruang laktasi ini dapat pula dipergunakan untuk ibu pekerja memompa ASI.
Beberapa kriteria ruang laktasi, antara lain:
- Tempat menyusui yang layak
- Ruang laktasi adalah area yang eksklusif dan layak untuk ibu menyusui, memerah dan menyimpan ASI
- Ruang laktasi harus bersih, nyaman, aman dan private untuk ibu
ASI Bisa Terkontaminasi Kuman
Apabila ibu pekerja nekat memompa ASI di toilet, ada bahaya yang mengintai. Seperti diketahui, toilet adalah tempat buang air besar, buang air kecil, atau membuang kotoran lainnya.
Ini menjadikan toilet sebagai tempat yang dipenuhi kuman. Kondisi tersebut tidak ideal untuk pompa ASI yang mana merupakan makanan utama bayi.
Dikutip dari KlikDokter, bila kemudian ASI yang dipompa terkontaminasi kuman bisa membahayakan. Bayi dapat terinfeksi dan mengalami gangguan pencernaan, khususnya bayi di bawah usia 6 bulan.
"Ini karena pertahanan sel-sel ususnya masih belum sempurna," tulis dokter Fiona Amelia dalam artikel berjudul, Ini Dampak Negatifnya Jika Anda Nekat Pompa ASI di Toilet.
Beberapa perangkat di dalam toilet yang tampak bersih -- tapi sebenarnya tidak -- juga bisa mengotori alat pompa ASI. Misalnya, dispenser tisu toilet diklaim mengandung lebih dari 150 kali jumlah bakteri yang ada di kloset.
Advertisement