Liputan6.com, Jakarta Dokter Spesialis Bedah-Subspesialis Bedah Digestif dari Rumah Sakit EMC Pulomas, dr. Seno Budi Santoso, Sp.B.SubBDig mengatakan bahwa kanker usus besar merupakan kondisi medis berupa munculnya pertumbuhan tumor ganas pada usus besar yang merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan. Kanker tersebut umumnya diawali polip atau tumor jinak.Â
Apabila tidak mendapatkan penanganan medis, beberapa kasus tumor jinak pada usus besar berpotensi berkembang menjadi sel kanker. Nah yang harus disadari bersama bahwa kanker usus besar biasanya tidak menimbulkan gejala awal. Artinya banyak pasien yang datang ke dokter dengan kondisi terlambat penanganan dan saat didiagnosa, sel kanker telah menyebar.
Baca Juga
Super Apps BRImo dan Layanan 721 Ribu E-Channel BRI Dipastikan Handal dalam Rangka Natal dan Tahun Baru
BRI Pastikan Kehandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel dalam Rangka Natal dan Tahun Baru
Kontribusi dalam Keberlanjutan Lingkungan, Pertamina Dukung Penuh Festival Ciliwung 2024
Lebih lanjut dr. Seno menjelaskan ada beberapa gejala kanker usus besar yang perlu diwaspadai, antara lain:
Advertisement
- Perubahan kebiasaan buang air besar (seperti diare, konstipasi atau penyempitan tinja, yang berlangsung lebih dari beberapa hari)
- Perasaan belum lega setelah buang air besar (BAB)
- Pendarahan dubur dengan darah merah cerah
- BAB berdarah yang mungkin membuatnya terlihat coklat tua atau hitam
- Kram atau sakit perut
- Kelesuan dan kelelahan
Lalu pertanyaannya, apa penyebab kanker usus besar? Diketahui ternyata hingga saat ini, penyebab kanker usus besar belum diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker usus besar, antara lain jarang makan serat, jarang berolahraga, dan memiliki kebiasaan merokok.Â
Maka dari itu, orang yang berisiko tinggi terkena kanker usus besar, dianjurkan untuk menjalani skrining kanker usus besar secara berkala. Tujuannya agar kanker dapat segera ditangani bila muncul. Skrining kanker usus besar juga sangat dianjurkan pada pria dan wanita yang berusia 45 tahun ke atas.Â
Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker usus, ada beberapa pengobatan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:Â
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker di usus besar. Operasi dilakukan dengan memotong dan mengangkat bagian usus besar yang terkena kanker beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya.
Advertisement
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Sinar ini bisa dipancarkan dari alat di luar tubuh (radioterapi eksternal), atau dari alat yang dipasang dekat lokasi kanker (Radioterapi Internal).
Advertisement
Terapi Target
Obat dalam terapi target bekerja dengan membunuh sel-sel kanker secara spesifik. Obat terapi target dapat diberikan dalam obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.Â
Itulah penjelasan mengenai kanker usus. Meski demikian, kanker usus dapat dicegah, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat terutama dengan pola makan. Jika muncul beberapa gejala di atas dan ada anggota keluarga yang mengalami kanker usus besar, direkomendasikan berkonsultasi ke rumah sakit yang memiliki fasilitas terbaik dan dokter berpengalaman.Â
Salah satu rekomendasi dokter yang biasa menangani masalah kanker usus besar adalah dr. Seno Budi Santoso, Sp.B.SubBDig dari Rumah Sakit EMC Pulomas. Untuk informasi, dr. Seno membuka jadwal praktek pada Selasa dan Jumat pukul 17.00-20.00 WIB, Rabu pukul 16.30-18.00, dan Kamis pukul 16.00-17.00.Â
Â
Â
(*)