Sukses

Beberapa Penelitian Ungkap Paparan BPA Bisa Sebabkan Kanker Prostat

Paparan senyawa Bisphenol A dapat mengancam kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah bisa menyebabkan kanker prostat.

Liputan6.com, Jakarta Paparan senyawa Bisphenol A dapat mengancam kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah bisa menyebabkan kanker prostat. Hal itu terungkap melalui jurnal yang dipublikasikan Biomedcentral berjudul ‘Bisphenol-A exposure and risk of breast and prostate cancer in the Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition study’.

Penelitian tersebut dilakukan guna mendalami potensi hubungan antara kadar BPA dan risiko terjadinya kanker prostat. Penelitian yang melibatkan empat pusat dari European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition/EPIC-Spanyol tersebut menggunakan sample 4.812 orang.

Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah terjadinya peningkatan risiko kanker prostat yang lebih tinggi dengan peningkatan kadar BPA dalam serum dan akan melakukan investigasi lebih lanjut guna memahami pengaruh BPA terhadap risiko kanker prostat.

Selaras dengan itu, penelitian terbaru yang diterbitkan pada 2023 menganalisis paparan konsentrasi rendah Bisfenol A, S, dan F pada sel kanker prostat. Penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Molecular Sciences dengan judul 'Transcriptome-Wide Analysis of Low-Concentration Exposure to Bisphenol A, S, and F in Prostate Cancer Cells' ini menemukan, paparan BPA meningkatkan kanker prostat dan efek paparan bisphenol pada kanker prostat dimediasi oleh jalur sinyal reseptor androgen.

2 dari 3 halaman

Kanker Prostat pada Laki-Laki

Selaras dengan hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan, pakar kesehatan mаѕуаrаkаt dаrі Fаkultаѕ Kеѕеhаtаn Mаѕуаrаkаt Unіvеrѕіtаѕ Sumatera Utara (USU) Dr. Ir. Evi Mutia, M. Kеѕ., juga menyebut bahwa kаndungаn BPA dalam plastik tak hanya dapat mеmісu gangguan reproduksi, tapi juga gangguan kanker prostat pada kaum laki-laki.

“Dаmраk nеgаtіf BPA bіѕа mеnggаnggu ѕіѕtеm reproduksi раdа рrіа mаuрun wаnіtа, mеmеngаruhі fеrtіlіtаѕ hіnggа bеrіѕіkо tеrhаdар kanker prostat раdа рrіа,” kаtа Evі, seperti dikutip Antara (22/9/2023).

"Pаrа реnеlіtі dаn раkаr іntеrnаѕіоnаl mеngіngаtkаn bаhwа rіѕіkо kesehatan уаng dіtіmbulkаn оlеh рараrаn BPA сukuр bаnуаk. Sehingga реrlu kеѕеrіuѕаn mеngаtаѕіnуа," imbuhnya.

Selain itu, dilansir dari Info Sehat Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo mengatakan bahwa sebelumnya kanker prostat kebanyakan terjadi pada pria usia 60 tahun ke atas. Namun kemudian, telah terjadi peningkatan terhadap kasus kanker prostat yang terjadi lebih cepat pada pria usia 15–40 tahun.

“Terlepas dari tingginya angka kasus kanker prostat pada pria di Indonesia, 70% pria yang terdiagnosa dengan kanker prostat baru mencari pengobatan medis ketika sudah terlambat, katanya.

Selain itu, Global Cancer Statistics menunjukkan bahwa kanker prostat adalah kanker kelima yang paling umum terjadi pada pria di Indonesia, dengan jumlah kasus baru sebanyak 13.563 pada tahun 2020, sebagaimana juga dilansir dari data International Agency for Research on Cancer dari World Health Organization (WHO).

3 dari 3 halaman

Kanker di Seluruh Dunia Terus Meningkat

Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), tingkat kanker di seluruh dunia terus meningkat dengan 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker pada 2018. Di Eropa, kanker payudara dan kanker prostat mendominasi masalah kesehatan akibat kanker dengan 13,5% dan 12,6% dari kasus yang baru terdiagnosis 2018. 

Terdapat beberapa faktor risiko kanker yang terkait dengan hormon dan berkorelasi dengan gaya hidup seperti pola makan, merokok, berat badan, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Selain itu, berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Pubmed berjudul 'Bisphenol-A exposure and risk of breast and prostate cancer in the Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition study' menyebut bahwa BPA merupakan zat yang dapat mengganggu endokrin dan bisa memicu kanker terjadi.

Peningkatan tersebut salah satunya bisa dihubungkan dengan BPA yang terus diproduksi secara luas untuk pembuatan plastik polisulfon dan polikarbonat, polimer dan resin epoksi, serta kertas termal. BPA juga menjadi salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di dunia hingga 5 juta ton/per tahun secara global.

Dengan kata lain, angka yang besar tersebut menunjukkan bahwa keberadaan BAP merata di lingkungan dan yang pasti paparan terhadap manusia terjadi terus-menerus. Akibatnya, BPA telah terdeteksi dalam urin di hampir 90% orang dewasa dan anak-anak, serta dalam serum populasi umum, wanita hamil, plasenta, ASI, dan cairan ketuban pada wanita hamil.

Paparan terhadap BPA itu terjadi melalui beberapa jalur, seperti makanan, pekerjaan, dan kontak dengan bahan, jenis plastik, dan alat medis. Akan tetapi, jalur utama paparan BPA adalah melalui makanan, karena banyak kemasan makanan yang mengandung BPA.

 

(*)