Liputan6.com, Jakarta - Kabar Panji Petualang meninggal dunia akibat digigit komodo atau ular kobra nyatanya hanya hoaks belaka.
Hal ini dikonfirmasi oleh sang pawang ular melalui YouTube pribadinya 'Adventurer’s Banner'.
Baca Juga
"Banyak yang penasaran soal berita kematian saya digigit komodo, sebetulnya itu hoaks, itu berita yang enggak benar. Kalau saya mati sekarang saya enggak bisa Youtube-an, enggak bisa main Instagram, dan buka medsos," kata Panji Petualang dalam video yang diunggahnya.Â
Advertisement
Berita kematian Panji Petualang memang merupakan cerita lama. Dan kini, warganet lebih mempertanyakan terkait perawakan Panji Petualang yang terlihat semakin kurus.
Panji Petualang Sakit Diabetes
Pria kelahiran 27 Juli 1989 pun mengungkap soal kondisi kesehatannya. Menurutnya, dalam lima bulan terakhir dia mengidap diabetes.
Hal ini juga diungkap di saluran YouTube pribadinya salah satunya di video berjudul Gula Darah Masih Tinggi! Panji Harus Konsumsi Obat Seumur Hidup.
Dalam video itu, Panji Petualang diantar sang istri dan anak untuk pergi ke fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.
Di sana dia melakukan pengecekan gula darah dan cek kesehatan lainnya. Saat mengecek kadar gula, alat cek menunjukkan angka 292, artinya gula darah Panji cukup tinggi.
Pria pemilik nama lengkap Muhammad Panji kini dihantui dengan komplikasi ginjal akibat diabetes.
Menurut dokter yang ditemui Panji di Purwakarta, Hafiz, potensi komplikasi ginjal semakin meningkat jika gula darah tidak terkontrol.
"Kalau komplikasinya ke jantung masih bisa ditangani pakai ring, tapi kalau komplikasi ginjal contohnya gagal ginjal itu enggak bisa diapa-apain lagi, itu yang ditakutkan," ujar Hafiz terkait kondisi Panji Petualang.
Panji Petualang Perlu Konsumsi Obat Diabetes Seumur Hidup
Hafiz pun berpesan kepada Panji Petualang untuk senantiasa menghindari berbagai potensi komplikasi akibat diabetes. Salah satunya dengan konsumsi obat penurun gula darah.
Komplikasi dapat terjadi karena ketika gula darah tinggi, maka darah menjadi kental dan berpengaruh pada organ-organ sekitar.
"Gula ini kan penyakit kronis disebutnya, kalau dalam medis pengobatan penyakit gula itu seumur hidup, jadi harus konsumsi obat seumur hidup. Jadi dia penyakit kronis, penyakit metabolik. Yang ditakutkan itu bukan gula yang tinggi itu tapi komplikasi ke organ-organ sekitar," ujar Hafiz.
Maka dari itu, lanjut Hafiz, obat paling aman adalah suntik insulin karena tidak menyakiti ginjal. Sementara, obat yang diminum bisa membawa efek buruk pada ginjal.
Advertisement
Panji Petualang Disarankan Rajin Kontrol Gula Darah
Lebih lanjut, Hafiz menyarankan Panji untuk rajin mengontrol kadar gula darahnya.
"Yang pertama sih gulanya harus dikontrol, kalau gula sudah dikontrol otomatis makanan yang kita serap itu (gulanya) masuknya ke otot. Kalau gulanya belum terkontrol, makanan yang kita serap gulanya itu masuk ke dalam darah," ujarnya.
Hafiz menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia ada insulin yang memiliki fungsi sebagai distributor, dari makanan disebarkan ke organ-organ lain.
"Nah orang yang sakit gula, insulin itu rusak, jadi pendistributornya tidak ada," katanya.
Panji Petualang Sakit Diabetes dan Harus Jaga Pola Makan
Presenter sekaligus pawang hewan itu pun bertanya soal pola makan yang baik bagi pengidap diabetes sepertinya.
"Harusnya pola makannya gimana Dok?" tanya Panji.
"Pola makan itu kalau pagi, siang, sore biasa ya, kalau malam setop nasi. Orang bilang nasi merah bagus, memang lebih rendah dari nasi putih kadar gulanya, tapi sama saja tinggi," jawab Hafiz.
Jika ingin mengonsumsi manis masih bisa, lanjut Hafiz, tapi pakai gula jagung.
"Kalau mau minum teh atau kopi dan pengen manis ya bagusnya pakai gula jagung. Susu enggak masalah sih kalau tawar," ujar Hafiz.
Advertisement