Liputan6.com, Jakarta Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dikabarkkan sudah empat minggu didera batuk-batuk. Penyebabnya, kata dokter kepresidenan, dapat dikarenakan oleh polusi udara, yakni kualitas udara yang tak sehat dan buruk.Â
Kabar Jokowi mengalami batuk ini direspons Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Mohammad Syahril. Bahwa batuk yang dialami Presiden dapat dikatakan sebagai salah satu gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Baca Juga
ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas akut, yang mana saluran napas bagian atas meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring dan bronkus. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.
Advertisement
"Jadi seperti Pak Jokowi kemarin yang batuk-batuk, ISPA juga kan salah satu bentuknya. ISPA ditandai dengan batuk-batuk, kadang-kadang pilek," terang Syahril saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Menandakan Reaksi Tubuh
Menurut Syahril, gejala batuk seperti yang dialami Jokowi menandakan reaksi tubuh. Tubuh berupaya keras mengeluarkan zat yang dianggap polutan.
"Itu menandakan reaksi tubuh secara otomatis untuk mengeluarkan zat yang masuk ke tubuh kita, yang dianggap polusi tadi, yaitu dengan reaksi batuk, bersin-bersin," lanjutnya.
Gejala ISPA Bisa Bertahan sampai 3 Minggu
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) biasanya menyerang hidung dan tenggorokan serta tidak memerlukan perawatan medis. Akan tetapi, beberapa orang dapat mengalami komplikasi dan memerlukan perawatan medis.
Gejala ISPA yang harus diperhatikan, antara lain:
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Demam
- Bersin-bersin
- Kelelahan
Gejala ini sering muncul 3 hari setelah paparan dan bertahan antara 7-10 hari. Walau begitu, pada beberapa orang bisa bertahan hingga tiga minggu, sebagaimana informasi dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.
Advertisement
Kontribusi Udara yang Tak Sehat
Kabar Jokowi batuk-batuk selama empat minggu ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno. Kata Sandi, Jokowi mengaku, ini kali pertamanya merasakan batuk seperti itu.
"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk katanya, sudah hampir 4 minggu. Beliau belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8/2023).
"Dan kemungkinan, dokter (kepresidenan) menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk."
Kualitas Udara Jakarta Semakin Tak Sehat
Sandiaga sendiri juga mengakui bahwa kualitas udara di Jakarta semakin tidak sehat. Hal ini dirasakan Sandiaga karena dirinya hampir setiap hari melakukan aktivitas lari pagi di ruangan terbuka.
Selesaikan Masalah Polusi Udara
Demi memperbaiki kualitas udara, Pemerintah melakukan langkah tegas untuk menyelesaikan masalah polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Mulai dari sektor transportasi maupun industri.
"Ini tentu harus kita dukung agar juga kesehatan masyarakat semakin baik karena fasilitas transpotasi publik sudah semakin baik ini layaknya harus kita berikan langkah-langkah insentif," tutur Sandiaga Uno.
Polusi Udara Harus Ditangani
Sandiaga menuturkan, banyak calom peserta sport tourism atau wisata berbasis olahraga yang menyoroti polusi udara di Jakarta. Oleh sebab itu, ia menekankan polusi udara harus ditangani agar tak berdampak buruk terhadap reputasi penyelenggaraan acara.
"Saya sangat yakin dgn kolaborasi pemerintah daerah, dunia usaha, kita bisa juga memperbaiki kualitas udara di Jakarta karena sangat berdampak secara jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat kita," pungkasnya.
Advertisement