Sukses

Demi Lindungi Anak dari Paparan Polusi Udara, KPAI Dukung Rencana WFH

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, WFH dapat dilakukan sambil menunggu kondisi udara kembali normal demi mencegah anak sakit karena dampak polusi udara.

Liputan6.com, Jakarta - Terkait tingginya polusi udara Jakarta yang dapat berdampak pada kesehatan anak dan kelompok rentan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung wacana work from home (WFH).

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan, WFH dapat dilakukan sambil menunggu kondisi udara kembali normal.

"Saya kira seruan banyak orang agar orang dewasa WFH sangat baik ya, begitu juga anak-anak. Sambil menunggu udara normal kembali," ujar Jasra di Jakarta, Selasa, dilansir Antara.

Hak kesehatan anak, jelas Jasra, penting diupayakan sejak dini sebagaimana cita-cita Undang-Undang Kesehatan yang baru agar anak-anak memiliki modal kesehatan yang tinggi sejak dalam kandungan. Pengalaman Indonesia menerapkan work from home dinilai bisa dilakukan guna mencegah dampak polusi udara. 

"Saya kira Indonesia sudah punya pengalaman WFH. Sekolah pun sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar yang mengatur sekolah bisa di sekolah dan di luar sekolah sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati," jelasnya.

Hal ini menjadi penting mengingat fisik anak tidak sekuat orang dewasa. Bila anak sakit, tidak mudah bagi mereka menjelaskan.

"Bila mereka mengalami sakit, tidak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan. Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang dirasanya. Padahal mereka butuh diselamatkan dalam polusi udara ekstrem dan suhu tinggi di Jakarta," tutur Jasra. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diharapkan Anak Bisa Ikut Kurangi Dampak Polusi Udara

Selain itu, KPAI berharap, anak-anak juga diajak berpartisipasi aktif menjadi pengurang dampak polusi udara ekstrem.

"Saya kira kondisinya sekarang suhu tinggi dan polusi udara sehingga masing-masing sekolah punya peran mengurangi dampak bencana, ikut aktif menyelamatkan anak-anak dan lingkungan," ucapnya.

Jasra menambahkan, segala upaya dalam mengurangi polusi udara yang membahayakan perlu dilakukan, termasuk upaya menurunkan angka prevalensi perokok anak.

"Sehingga anak benar-benar terbebas dari polusi udara sekitar."

3 dari 4 halaman

Kemenkes Soal Rencana WFH dan Hybrid Working

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril mengatakan, rencana WFH dan hybrid working sebagai upaya pencegahan agar masyarakat tidak terlampau banyak terpapar polusi udara.

Tujuan WFH dan hybrid working juga diharapkan dapat mengurangi polusi udara. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi para pekerja ke kantor.

"Salah satu upaya kenapa ada WFH, hybrid working gitu? Itu semuanya upaya pencegahan," kata Syahril saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 Agustus 2023.

"Sama kayak kita dulu aja pas COVID, ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dengan PPKM itu mengurangi penularan COVID."

Sebagai informasi, hybrid working adalah pencampuran antara Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH).

4 dari 4 halaman

Usulan Jokowi

Sistem kerja hibrida menjadi salah satu yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memangkas polusi udara di Jabodetabek.

"Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home mungkin. Saya tidak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini, apakah (jam kerja) 7-5,2-5 atau angka yang lain,” ujar Jokowi, Senin (14/8), di Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.